🎐MAGENTA | 34🎐

53.6K 2.9K 98
                                    

Now Playing

One Direction - Little Things



Setelah kejadian tadi pagi, mood Magika berangsur membaik setelah mengikuti serangkaian acara yang dirancang oleh panitia.

Banyak acara menarik dan seru yang diselenggarakan sejak siang sampai malam hari menjelang, sedikit banyak Magika mungkin harus menarik kata-katanya tentang camping yang tidak ada asyik asyiknya sama sekali.

Nyatanya bayangan-bayangan tidak menyenangkannya itu tidak ada satupun yang terjadi. Seperti saat ini, beberapa kelompok digabung menjadi satu dan membentuk lingkaran mengitari api unggun. Mereka bersanda gurau, bahkan menyanyi bersama.

Magenta dengan gitarnya sambil bernyanyi masih tetap menawan seperti biasanya. Banyak gadis memandang cowok itu dengan tatapan memuja, dan tidak terkecuali Magika.

Wajah Magenta, senyuman cowok itu seakan menjadi sebuah candu baginya.

"Gi, lo gak balik ke tenda?" Magenta yang baru saja berdiri hendak meninggalkan tempat karena acara telah usai mendadak menanggalkan niatnya itu ketika melihat Magika masih setia menatap api yang kini menyala kecil.

Tidak ada respon yang dikeluarkan Magika membuat cowok dengan jaket hitam itu sedikit khawatir. Magenta kembali duduk di sebelah Magika. Tangannya lantas terulur untuk menyentuh pundak gadis itu.

"Gi, are you okay?"

Magika terkesiap, matanya melebar ketika ia menoleh ke arah Magenta. Dia mungkin jatuh terlalu jauh dalam lamunannya sehingga ia bahkan tidak sadar bahwa ada Magenta di sebelahnya.

"Udah malem, kenapa gak balik?"

"Nanti aja, sebentar lagi," jawab Magika pandangan matanya kembali tertuju kepada api yang mungkin dalam hitungan menit lagi akan padam.

"Gi, gue mau kasih tahu lo sesuatu. Tapi please lo jangan panik ya," ucap Magenta pelan, bahkan mungkin hanya Magika yang bisa mendengar apa yang ia ucapkan.

Magika menatap Magenta kembali dengan raut wajah ketakutan, larangan cowok itu supaya ia tidak panik justru menjadi cambuk untuk kepanikan Magika muncul di air wajahnya.

Magenta mendekatkan wajahnya ke telinga Magika. Magika bisa merasakan dengan jelas setiap hembusan napas Magenta. Cowok itu menyisihkan anak rambut Magika ke belakang telinganya.

"Tepat di sebelah lo, ada mbak kunti yang lagi duduk," bisik Magenta tepat di telinga Magika.

Refleks gadis itu menutup matanya dengan jantung yang berdebar, ia memeluk Magenta erat erat karena saking takutnya.

Hal kontras justru dilakukan oleh Magenta, cowok itu kini tertawa terbahak-bahak karena melihat ekspresi Magika yang begitu ketakutan. Ia tidak menyangka bahwa Magika semudah itu diperdaya.

"Gi, santai. Gue cuma bercanda," ucap Magenta dengan tawa yang masih menggema.

dengan tameng hantu wanita legend yang suka nongkrong nongkrong cantik diatas pohon itu.

[BEBERAPA BAB TELAH DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PROSES PENERBITAN, BUAT YANG MAU BACA LEBIH LENGKAP BISA IIKUTAN PRE ORDERNYA TANGGAL 24 SEPTEMBER, ATAU BELI NOVELNYA. TERIMAKASIH SUDAH MAU MEMBACA CERITA INI❤]
"

MAGENTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang