🎐MAGENTA | 4🎐

80.1K 4.1K 16
                                    

Ada dua macam keadaan serasa surga yang didapatkan para siswa di sekolah. Yang pertama adalah jam kosong, tidak dapat di pungkiri bahwa setiap siswa di dunia pasti akan merasakan kebahagiaan jika mendapatkan situasi semacam ini. Dan yang kedua adalah bel pulang sekolah.

Ketika bel pulang sekolah berbunyi. Seluruh lapisan siswa langsung bersuka cita. Baik siswa baik baik, siswa yang tergolong biasa saja, sampai yang hobi dan kerjaannya hanya membuat onar semua bersuka cita mendengarnya.

Magenta pun begitu, dengan senyum sumringah dan penuh semangat cowok itu membereskan semua buku dan peralatan sekolah lainnya yang berserakan diatas meja.

Senyumnya yang sebelumnya begitu jelas tampak diwajahnya kini tiba-tiba hanya berubah menjadi segaris tipis ketika melihat seorang gadis berdiri tak jauh di hadapannya.

Gadis itu tersenyum dengan sebelah tangan yang melambai kearahnya. Pertanyaannya disini adalah, untuk apa dia ada disana? Kenapa dia datang lagi setelah sebelumnya di usir secara mengenaskan oleh guru kimia nya tadi.

"Magenta! Gue nunggu lo lama banget tau gak sih," Gadis itu berbicara setelah jarak mereka hanya menyisakan beberapa dua langkah.

Magenta menaikkan sebelah alisnya, ya terus kenapa? Memang itu salahnya? Memang ia meminta gadis itu untuk menunggunya di depan kelas? Tidak juga kan?

"Ayo pulang bareng." ucap gadis itu lagi.

"Eh..." Magenta menggaruk kepalanya sembari mencoba mengingat nama gadis di hadapannya ini "Siapa nama lo tadi?" tanya Magenta pada akhirnya.

"Magika Anandini Ardhiyasa."

Alis Magenta tertaut, Ardhiyasa? Kenapa bisa nama belakang mereka sama? Ini sebuah kebetulan, ataukah memang takdir?

"Nama lo beneran itu?" tanya Magenta meyakinkan.

Gadis itu justru terkekeh pelan setelah mendengarkan pertanyaan dari Magenta, "Nggak kok, gue bercanda. Cukup sampai Anandini aja, kalau Ardhiyasa nya someday in the future."

Magenta memutar bola matanya, ia berusaha untuk tidak terlarut pada pembicaraan tidak penting dari gadis di depannya ini.

"Lo ngapain sih di sini?"

"Dibilangin mau ngajak lo pulang bareng."

"Sorry ya. Gue habis ini mau latihan band,." ucap Magenta.

Itu bukanlah alibi untuk terbebas dari belenggu manusia bernama Magika itu. Semua benar adanya, Magenta memang harus mengikuti latihan rutin bersama anggota band lainnya.

Sekedar informasi, Magenta merupakan vokalis dari nand The Rhythm, salah satu band yang ada di SMA Andalas. Magenta terpilih menjadi vokalis bukan karena sembarang pilih, Magenta memang memiliki kapasitas di bidang itu. Sebenarnya suara Magenta tidak sampai se spesial itu, hanya saja suaranya ini memang lebih bagus jika di bandingkan dengan orang-orang kebanyakan.

"Mau latihan? Gue ikut dong!" Magika berucap antusias.

"Gak usah deh, mending sekarang lo pulang. Dicariin nyokap lo nanti." Sebenarnya sah sah saja jika orang lain ikut untuk menyaksikan sesi latihan band nya, hanya saja mengingat orang tersebut adalah Magika semuanya pasti akan berbeda.

Walau baru saja mengenal gadis itu, Magenta sudah dapat menebak Magika ini jenis manusia yang macam apa. Magenta yakin, jika nanti Magika ia per silahkan untuk ikut. Gadis itu pasti akan buat rusuh. Magenta yakin itu.

"Please... Bolehin gue ikut dong Genta." Magika memasang wajah penuh harap lengkap dengan puppy eyes nya berharap Magenta akan luluh dan mengizinkan dirinya untuk ikut.

MAGENTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang