Seperti hari kemarin, pagi-pagi sekali rumah besar yang ditempati lima saudara itu sudah ramai dengan teriakan dan omelan.
Di meja makan, hanya ada Nevan seorang diri, pemuda itu tengah menelusupkan kepala di lipatan tangannya. Lya dan Ken sedang di dapur menyiapkan sarapan, sedangkan Satya di lantai atas membangunkan Adel yang penyakitnya sedang kambuh, yaitu malas sekolah.
"Ken! Rotinya udah teteh susun kenapa diberantakin lagi!"
"Jelek teh, susunannya,"
"Susun balik kayak tadi!"
"Gak mau ah, jelek."
"Kamu ya, Ken!!"
Itu salah satu kerusuhan di daerah dapur. Lain lagi di lantai atas.
"Ruuu! kamu mau abang aduin ke om Andra? Iya?!"
"Tapi Ndarru males sekolah, bang..."
"Gak ada males-malesan! Mau jadi apa kamu kedepannya kalo pemalas gini?!"
"Abang mah... Sehariiii aja ya, aku bolos. Eh jangan, dua hari deh. 'Kan sekalian gak ikut mpls. Ya abang, yaa?"
"Gak ada! Ayo cepet bangun!"
"Aduh kepala Ru sakit, aduh!"
"Dikira abang percaya gitu aja?!"
"Aduhhh! Bang, Ru gak kuat kepala Ru mau pecah, aduhhh.."
"Bangun, Ru!!"
Ya, begitulah. Kalau Nevan tidak benar-benar sabar mungkin sekarang dirinya sudah mengalami gangguan mental akut.
***
Setelah keributan yang terjadi, mereka berlima berangkat ke sekolah. Adel gagal menjalankan niatnya untuk membolos, karena Satya benar-benar menelpon dan mengadu ke papanya. Yang alhasil Adel diceramahi habis-habisan.
Mobil hitam itu memasuki wilayah sekolah, membuat perhatian siswa siswi yang melihatnya. Satya memarkirkan mobilnya, kelimanya pun keluar dan berjalan melewati koridor bersama.
"Hari ini ngapain aja, kak?" tanya Adel pada Nevan yang berjalan di sampingnya.
"Liat aja nanti juga tau." jawab Nevan kalem. Adel mendengus pelan, heran kenapa kakaknya yang satu ini lempeng-lempeng aja setiap harinya.
"Kak Nevan gak niat nyari cewek?" tanya Adel mulai ngawur.
"Nevan cari cewek?? Bisa patah hati duluan ceweknya, orang Nevan naksirnya Yupi JKT48." sahut Ken yang berjalan di belakang bersama Satya.
Nevan berbalik, menatap Ken datar dan menoyor kepala Ken. Lalu kembali menghadap depan dengan ekspresi yang masih sama datar.
"Yupi JKT 48 yang imut tapi masih imutan aku itu?"
"Jan sok imut." Nevan mendorong pipi Adel dengan telunjuknya, membuat Adel sebal dan balas mencubit lengan Nevan.
"Sakit, Ru!" Nevan meringis mengusap lengannya sambil melotot kecil.
"Bodo." Adel menjulurkan lidahnya mengejek.
"Nevan!" sebuah suara lembut terdengar nyaring dari arah belakang mereka. Kelimanya berbalik penasaran, menemukan gadis berambut pendek tengah berjalan mendekat sembari mengulas senyum canggung.
"Eee... Lo mau ke RO?" tanya gadis itu seraya memainkan jarinya kikuk.
Nevan mengangguk. "Kenapa, Al?" pemuda itu melewati Satya, berbicara kepada Alivia lebih dekat.
"Emm, gue boleh minta tolong?" Alivia kembali mengeluarkan senyum kaku.
"Ada apa?"
Keempat saudara Nevan diam memerhatikan.
"Gue bawa properti di mobil. Propertinya banyak, gue gak bisa bawa semuanya." gadis itu menunduk malu.
"Lo minta gue buat bawain?"
"Boleh?" Alivia mendongak, mengerjap beberapa saat dan kembali menunduk karena Nevan menatapnya lekat.
Nevan mengulum bibirnya menahan senyuman. "Boleh. Sekarang?"
Alivia mengangguk kecil. "Iya."
Nevan akhirnya tersenyum meski hanya sekejap. Ia berbalik, menatap keempat saudara yang sama-sama memasang senyuman jahil.
"Sono dah. Gue ijinin." Satya terkekeh menepuk bahu Nevan paham.
"Akhirnya, Nevan udah gede ya," Lya tertawa melihat Nevan memutar bola mata.
Ken menyeruak maju, memukul bahu Nevan membuat pemuda itu mengaduh. "Pinter lo, Van. Gitu dong jadi cowok yang gentle."
Adel ikut menyeruak, kali ini menatap Alivia yang menunduk dalam.
"Kakak beneran debes deh. Bisa ngalahin Yupi JKT48 yang imutnya masih imutan aku." hal itu membuat Alivia mendongak memasang tampang bingung, sekaligus merasa nyaman mendengar ucapan ramah Adel.
"Kakak cantik gak tau Yupi? Itu loh idolanya kak, mmph--" Nevan sontak membekap Adel sebelum gadis itu berbicara macam-macam.
Nevan melepas bekapan dan segera menarik Alivia pergi ke parkiran mobil. Terdengar tawa mereka, tapi Nevan tak peduli.
Begitulah yang terjadi kalau di antara kelima Auriga dekat dengan seseorang, akan digoda dan diejek abis-abisan.
Apalagi ini Nevan, cowok pendiam yang jarang tertarik dengan cewek kecuali member JKT 48.
Sudah bisa Nevan pastikan, di rumah nanti ia akan diceng-cengin lebih parah dari ini.
***
KYAAA UPDATEEE!!
Segitu aja buat part ini, hehe.
See you next chapter! Jangan lupa vote dan commentnya.
Karena buat orang seneng itu pahala:)
KAMU SEDANG MEMBACA
AURIGA
Teen FictionMungkin Adel termasuk gadis beruntung di dunia ini, memiliki keempat sepupu yang begitu menyayanginya. Satu sekolah menyebut mereka, Auriga. Setiap keinginan selalu Adel dapatkan dengan mudahnya, namun ada satu yang sulit Adel wujudkan, kasih sayan...