8. Perintah

7.9K 531 9
                                    

"Eh masa, ya, tadi Ndarru ke toko depan komplek. Ada orang pacaran alay banget, ih. Berantem sambil nangis-nangis di depan umum, terus peluk-peluk sambil teriak-teriak lebay. Mereka gak malu apa, ya, diliatin banyak orang gitu?" cerocos Adel mencebikkan bibirnya.

Ia meraih tangan Nevan yang duduk di sebelahnya, memainkan jemari pemuda itu seperti biasa. Nevan sendiri anteng membiarkan Adel berkarya menggosok-gosok kukunya.

"Kayak lo nya punya malu aja, ngaca." ledek Ken yang asyik memakan kripik kentang.

Kelima saudara itu tengah bersantai di ruang tengah. Berkumpul di malam hari bercerita hal apa saja yang dialami hari ini. Itu memang sudah menjadi kebiasaan setiap harinya.

Meski sibuk dengan kepentingan masing-masing, mereka tetap menyempatkan waktu bersama. Seperti Lya dan Nevan yang mengerjakan prosopal OSIS, keduanya tak terganggu dengan ocehan Adel dan celetukan Ken yang luar biasa menyebalkan.

Satya sendiri duduk di atas karpet sedang memijati kaki Adel yang katanya sakit akibat terus berdiri lebih dari satu jam di lapangan saat apel tadi.

Adel mengabaikan ledekan Ken, ia terus bercerita dengan tangan Nevan yang masih dia mainkan.

"Eh Bang, kelas lo ada anak baru ya, hari ini?" tanya Lya selagi Adel lelah mengoceh. Gadis itu diam sekarang, ia sibuk memotongi kuku Nevan yang masih saja anteng.

Satya mendongak, ia mengangguk dua kali dan kembali fokus memijat kaki Adel. "Iya, anak pindahan dari Jerman. Tapi dari mukanya gak ada bule-bulenya."

"Masa, sih? Kata temen-temen gue dia ganteng."

"Kenapa? Lo tertarik?" Satya kembali mendongak.

"Enggak! 'Kan gue cuman nanya. Penasaran aja." Lya mengedikkan bahunya dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Tapi jangan deket dia deh, Ly. Gue ada feeling gak enak sama tuh cowok, kayak pernah ketemu sama dia, tapi gue lupa dimana." keempat saudara itu diam mendengarkan.

"Lagian siapa juga sih, yang mau deketin." balas Lya.

"Pokoknya jangan ada yang dekat sama dia. Harus hati-hati." tegas Satya yang mendapat anggukan keempat saudaranya.

Karena jika berurusan dengan feeling Satya yang kuat, tidak ada dari mereka yang berani membantah.

***

Adel: malam epribadeh!

Satya: tidur, ru.

Adel: belom ngantuk:(

Ken: berisik ru

Adel: bodo_-

Read.

Adel: IH NDARRU GK BISA TIDUR INIIII TEMENIN

Ken: terus gue peduli? Gk.

Adel: jaad ah minggat deh aku cari sodara baru_-"

Satya: udh jam 11 malam, tidur besok sekolah

Adel: tadi aku minum kopi jadi gk ngantuk:v

Satya: @Lya besok kopi di lemari buang aja

Adel: ih jangaaaan:(

Lya: ha? Apa buang? Eh dek tidur ih udh malem

Adel: gk ada yg bilang ini siang teh_-

Nevan: tidur

Adel: ndarru gk bisa tidur:((

Lya: mau tidur di kamar teteh? Sini

Adel: mager,-

Ken: ya udh sih lo repot bener

Adel: sewot aja sih pens

Ken: ogh.

Nevan: 23.15

Adel: ih_-

Adel: teh Lya kopinya jan di buang ya kan sayang:( @Lya

Adel: bisa aku minum klo malem minggu

Satya: jan mau @Lya

Adel: ih abang mah:"

Ken: buang aja teh. Ndarru bandel

Adel: diem_-

Lya: iya iya, ru. Tidur dulu gih besok kan masih ada mpls

Adel: ih segala diingetin

Ken: lo bct ya ru

Adel: apasih fans

Ken: gue datengin ke kmr lo juga nih lama-lama

Adel: dah telat. Bang Sat udh di kamar sekarang_-

Read.

***

Sabar partnya dikit-dikit emang.

Jangan lupa tinggalkan vote dan komen yaa:)

AURIGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang