Suara deruman motor ninja yang memekkakan telinga para siswa siswi di sana membuat mereka ingin protes. Namun mereka mengurungkan niatnya itu setelah melihat Baskara Ganeva, si ganteng, putih, tinggi, berambut kecoklatan, galak, dan yang pasti cuek tingkat dewa. Baskara turun dari motornya dan membuka helmnya membuat siswi di sana berhenti hanya untuk melihat pesona Baskara.
"Astaga, Baskara!!" Suara cempreng itulah milik Cemara Munarams, blacklist sejati Baskara.
"Sini Baskara, biar Ara lap-in keringetnya."
"Bacot banget sih lo! Pergi!" Baskara merasa sangat risih dengan kehadiran cewek rempong itu di sampingnya.
"Ih, Baskara kok kasar banget." Cewek itu menggerutu dan mengerucutkan bibirnya.
"Udah tau kasar masih aja lo deketin. Dasar entok bebek bego."
"Ini Cemara yang cantik bukan entok bebek."
"Tapi muka lo mirip entok bebek."
"Baskara benci banget ya sama Ara?"
"Mau tau jawabannya?" Ara hanya mengangguk saja, "Benci. Banget." Ucap Baskara penuh penekanan di depan muka Ara, setelah itu Baskara hanya masuk ke dalam kelasnya tanpa memedulikan Ara diluar sana. Ara hanya berbalik dan memasuki kelas yang lain, berhubung memang kelas mereka sebelahan.
Ardira, teman baik Baskara yang melihat kejadian itu langsung menepuk bahu Baskara.
"Jadi cowo jangan terlalu mahal buat didapetin lah, entar kalo gak ada yang mau repot loh mas." Baskara hanya mendelik geli sambil memainkan ponselnya.
"Tujuan hidup gue bukan buat cari pasangan. Yang penting gue kaya. Kalo gue kaya, semua cewe pasti mau sama gue." Baskara benci saat membahas harta, jujur saja.
Ardira menghela nafas, "Lo harus ngelupain kejadian itu, Ka."
"Lupa gak semudah membalikkan telapak tangan."
"Terserah lo deh."
"Cause we were just kids when we fell in love.
Not knowing what it was, i will not give you up this time..
But darling, just kiss me slow, your heart is all I own.
And in your eyes, you're holding mine." Itu Zersa, manusia dengan sikap yang benar-benar terbalik dengan Baskara. Kalau Baskara sedingin es kutub mungkin Zersa sehangat gunung api."Berisik lo!" Celetuk Baskara pada Zersa, memang suara Zersa sangat tidak bisa dibilang merdu.
"Aduh, abang jangan galak-galak sama eneng. Nanti eneng kabur."
"Kabur aja sana, gak peduli gue."
"Duh kasian gue sama Ara punya gebetan kayak lo."
Semua orang tau, hanya Ara yang berjuang mati-matian untuk mendapatkan hati Baskara dari kelas X sampai kini, kelas XII dan tentu saja Baskara selalu menolaknya. Ara benar-benar bukan tipe cewek Baskara. Ara memang hampir sempurna, tapi kekurangannya di mata Baskara adalah dia murahan.
Semua orang juga tahu, kalau Baskara sangat membenci Ara. Kadang mereka mengabadikan momen ketika Ara dibentak dan diomeli Baskara, tapi herannya Ara tidak pernah menangis. Entah terbuat dari apa hatinya itu.
"Salah dia suka sama gue, cabe pasar banget."
"Semua cewek juga suka sama lo, Ka." Koreksi Ardira.
"Gak ada yang ngejar gue sampe kayak dia. Gue risih banget."
"Sampe lo suka sama dia, lucu loh." Hardik Ardira.
"Gak usah bahas itu entok bebek. Gue gak suka." Perkataan Baskara bagai suruhan mutlak bagi keduanya. Tidak dapat diganggu gugat lagi oleh siapa pun. Mari kita lihat sampai kapan rasa benci menguasai hati Baskara.
"Aska!! Ini Ara beliin Aska cokelat!! Ara tahu Aska pasti belom makan."
"Pergi!"
"Loh tapi Ara udah beli.."
"Lo denger kan apa kata gue? Pergi!" Baskara mengambil coklat di tangan Ara dan mengakatnya tinggi-tinggi lalu membuangnya ke tempat sampah. "Dan ini, pantasnya ada di situ."
Ardira tahu ada rasa kecewa dibalik senyuman yang selalu dipasang oleh Ara. "Aska gak suka cokelat ya? Nanti biar Ara beliin yang lain deh. Aska mau apa?"
"Gue. Mau. Lo. Pergi. Dari. Hadapan. Gue. Dan. Jangan. Pernah. Kembali." Ucap Baskara dengan penekanan disetiap katanya.
"Ara gak bisa pergi, Ara gak bisa hidup tanpa Aska."
"Yaudah gue aja yang pergi, biar sekalian lo mati aja."
"Ih, Aska!!" Ara berteriak saat Baskara menyeret dirinya dengan menarik lengan seragamnya ke dalam kelasnya Ara.
"Tempat lo di sini, bukan di sebelah." Memang kelas XII bahasa 2 dan XII bahasa 3 masih menjadi musuh bebuyutan hingga sekarang. Anak kelas XII 2 tidak boleh memasuki kelas XII 3, begitupun sebaliknya.
"Aska, tapi kan Ara mau.."
BRAK
Pintu kelas dibanting dengan sangat kencang, ini salah Ara jika hubungan XII 2 dan 3 semakin renggang. Tak lama Stefany dan Carnelie menghampiri Ara dan mengusap punggung orang yang memikul banyak beban itu.
"Udah, Ra. Jangan suka sama cowok kayak gitu. Dia itu gak baik buat lo." Kata Carnelie lebih dulu.
"Nelie bener, lo gak pantes dapetin cowok kayak gitu. Lo lebih berharga. Cewek lebih berharga daripada berlian, jadi kalo ada cowok yang nyia-nyiain berlian ya berarti cowoknya bego." Ucap Stefany sengit.
"Buat apa gue coba membunuh rasa yang gak bisa dibunuh?"
"Rasa itu bisa dibunuh, tergantung lo mau apa engga."
"Iya, gue setuju sama lo, Stef."
"Udah gak apa, Ara pasti bisa ngedapetin hati Baskara." Ucap Ara penuh keyakinan membuat teman-temannya menyerah. Tidak lupa Ara mendoakan orang yang dia sayang sebelum belajar. Karena dengan begitu, biasanya orang yang dia sayang akan terlindungi. Dan tak ada yang meninggalkannya.
****
1st impresion buat part ini? Komen"

KAMU SEDANG MEMBACA
BASKARA ✅
Teen FictionBaskara Ganeva, cowok ganteng idaman para wanita di SMA Belvado. Si cuek, dingin, ganteng, tinggi, putih, dengan muka yang hampir sama dengan tembok. Baskara membenci perempuan semacam Ara. Yang pecicilan dan salah satu yang berani mengejar cintanya...