P A R T 33

1K 52 1
                                    

Were not meant to be, jika ada orang yang pantas denganmu, itu dia, bukan aku.

****

"Shit! Kok dia bisa kabur?"

"Nanti gue ceritain, lo ada liat dia gak?"

"Gak lah, gue sibuk."

"Gue bakal cari dia sampe ketemu. Lo tetep fokus aja sama tugas lo."

"Iya, gue udah berhasil kok. Ara udah gak ada apa-apanya."

"Gue tutup dulu. Anyway, gue pinjem orang-orang lo, ya. Buat cari Ara."

"Silahkan, gue lagi gak ada urusan kok."

"Thanks."

Cewek sialan, bikin susah aja. Batinnya.

****

"Ta, bangun. Udah siang loh."

"Sabitha.." Baskara menggoyangkan tubuh gadis itu, ia sudah tertidur selama delapan belas jam, Baskara khawatir.

Setelah insiden kemarin, Baskara tidak mengejar Ara. Ia rasa keadaan Sabitha saat itu lebih genting daripada harus meladeni Ara yang sedang merajuk. Gadis itu akan kembali lagi padanya, pikir cowok itu.

Sabitha mengerang, ia memegangi kepalanya yang berdenyut sakit.

"Loh, gue di mana, Ka?"

"Di rumah Kak Rachel."

"Oh, gue kira di rumah lo."

"Gue gak pernah bawa cewek ke rumah gue." Baskara berbohong. Ara pernah datang kerumahnya.

"Aduh, maaf ya, ngerepotin lo sama kakak lo. Gue gak tahu lagi harus hubungi siapa soalnya kemarin."

"Gak apa-apa, Ta."

"Kakak lo mana? Gue pengen ketemu dong."

"Ada di depan palingan. Yuk." Ajak Baskara.

Benar saja, di ruang tamu, Rachel sedang mengetik sesuatu di komputernya dan Victory sedang menonton televisi. Victory memandang Sabitha tidak suka, memang sifat gadis cilik itu begitu.

"Kak Ara mana?" Suara imut itu bertanya pada Baskara.

"Ada." Jawab Baskara singkat lalu Rachel memandangnya tajam.

"Pacar macam apa lo, Ka? Lo gak ngejar Ara semalem?" Tanya Rachel tenang tapi Baskara tahu ia sedang marah.

"Sabitha kemarin mabuk, keadaanya kemarin dia lebih penting." Sabitha menunduk, karenanya, Baskara harus seperti ini.

"Lo pikir Ara kemarin kenapa? Dia emang gak mabuk, lo tapi sadar gak? Dia berusaha kabur dan kakinya berdarah-darah, jalan jauh dari Senopati kesini karena lo satu-satunya harapan dia, Ka!"

"Maaf, kak, gue gak bisa mikir jernih kemarin."

"Ngapain lo minta maaf sama gue? Gak bisa mikir jernih karena liat cewek cantik pake rok mini?" Rachel melirik Sabitha.

BASKARA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang