P A R T 53

1K 40 7
                                    

Okay guys before jump into the story, sebenernya aku lagi gabisa update banget hari ini, tapi ini aku sempetin

Terus kayanya kalo kecepetan update pada bosen gak sih WKWK? serius nanya

For this part appreciation maybe kindly vote and comment ?

Tips biar cepet up, banyakin notif aku HAHAHAHA 💓✨

Okay guys daripada berlama-lama ayo ke ceritanya aja

****

Sebelum Baskara pulang ke rumahnya, dia selalu menyempatkan mampir ke rumah Rachel. Entah untuk berkeluh kesah, bersantai, ngisengin Victory juga salah satu nya. Entah kenapa di rumah Rachel lebih membuatnya hidup.

"Kak!!" Ucap Baskara saat baru memasuki ruang tamu milik kakaknya itu.

"Apa sih lo, teriak-teriak, kayak di hutan tau gak?!" Sergak Rachel galak. Baskara saja bingung kenapa ada laki-laki yang mau dengan Rachel. Ngeri.

"Gue gak jadi tunangan sama Widya."

Mata Rachel membelalak sampai rasanya sedikit lagi bisa keluar dari tempatnya, "Heh! Jadi laki jangan berengsek napa?!"

"Dih, kok gue. Kan lo kemaren bilang buat merjuangin Ara."

"Ya lo mikir perasaan si Widya gak, setan?!"

"Diliat Victory abis lo ditanya-tanya." Ucap Baskara memperingati kakaknya itu.

"Heran gue, kenapa cewek-cewek pada demen sama lo."

"Orang gue ganteng." Ucapnya pede yang langsung dihadiahi toyoran dari Rachel.

"Ganteng bukan berarti bebas seenaknya. Inget ya, hukum karma itu ada."

"Lagian Widya yang ngajak udahan."

"Hah?!"

"Widya aja masih cinta sama Barga.."

"Lo udah ngomong ke mama?" Ucap Rachel saat ini sedikit lebih tenang.

"Ini mau."

"Sana cepetan."

"Sekalian mau ngomong gue udah ngelamar Ara."

Rachel memandangi Baskara dengan tatapan aneh, "Au dah, capek gue ngurus lo. Udah sana-sana!" Rachel mengibaskan tangannya tanda ia mengusir Baskara dari sana. Bisa gila dekat-dekat dengan Baskara.

Baskara naik ke lantai atas, tepat dimana ibunya tidur. Ia mengetuk pintu kamar ibunya pelan.

"Masuk."

"Ma.." Yang dipanggil langsung menoleh terkejut dan spontan memeluk anak laki-laki satu-satunya itu.

"Kenapa, sayang?"

"Ih, Baskara udah gede." Ibu Baskara hanya terkekeh sebentar, dia mirip ayahnya. Teramat.

"Kenapa? Tumben."

"Mama jangan kaget dulu."

"Iya, kenapa?"

"Widya sama Baskara batalin tunangannya ma." Ibu Baskara mengambil ancang-ancang untuk bicara, "Ma, ini keputusan kami berdua. Kita gak saling cinta ma. Kita cuma deket doang."

BASKARA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang