P A R T 37

973 46 0
                                    

"Gue mau Lovi dipenjara."

Baskara sedikit terkejut mendengarnya.

"Ya udah."

"Dih singkat amat."

"Gak tau mau bales apa."

"Lo setuju gak?"

"Ikut lo aja."

"Menurut lo, manusiawi gak?"

"Manusiawi aja."

"Apa gak usah?"

"Lo tahu gak dia di mana sekarang?"

"Gak."

"Terus gimana nangkepnya, pinter."

"Kan bisa dicari, bodoh."

"Ya udah terserah lo."

"Tapi gak usah lah, asal dia gak ganggu gue sama orang-orang terdekat gue lagi aja."

"Yaudah, bagus lo bisa memaafkan."

"Gue udah berubah, ya? Sadar gak? Dulu gue lebay banget."

"Baru sadar lo lebay?"

"Jahat banget sih, lo?"

"Bodo, wle!" Ara mencubit pipi Baskara gemas.

"SAKIT!!"

"Lemah!"

****

Orang-orang di sekolah terkadang masih tak percaya tentang Ara yang dapat menaklukan hati Baskara, apa lagi tersebar rumor kalau Ara sampai di culik karena memiliki Baskara. Sekarang, di koridor, mereka tak pernah lagi mendengar Ara yang bersusah payah memanggil Baskara dan Baskara yang terus menerus menolak bahkan membentak Ara. Semuanya seakan terjadi begitu cepat.

Sekarang, di koridor, hanya ada tatapan-tatapan orang yang melihat Baskara dan Ara berjalan beriringan dengan tangan Baskara yang merangkul posesif gadis itu. Mereka kagum dengan Ara karena dia gadis pertama yang dapat berstatus menjadi pacar seorang Baskara.

"Pagi-pagi udah mesra aja." Cibir Zersa.

"Iri bilang bos." Balas Baskara tak berdosa.

"Prom night bentar lagi loh. Lo gak mau nyari baju, Ra?" Ucap Carnelie saat Ara baru saja mau masuk ke kelas.

"Males ah."

"Ayo lah, Ra. Udah jarang banget lo jalan sama kita-kita."

"Ya udah, kapan?"

"Sore ini mau gak?" Tawar Stefany.

"Sore ini gue mau ketemu Widya."

"Ya udah besok sore?"

"Boleh juga."

"Oke!!" Ucap Carnelie semangat, tak biasanya gadis itu suka berbelanja.

"Eh si Lovi masih punya muka buat masuk sekolah?" Ucap Stefany yang memang sudah diceritakan oleh Ara.

"Emang dia masuk?" Tanya Ara.

"Gak tahu deh, masuk gak masuk sama aja." Balas Carnelie acuh.

"Nel, kok gak pernah kelihatan sama Virdo lagi?"

"Males."

"Kenapa, Nel?" Tanya Ara yang belum tahu masalah mereka.

"Gue males sama Virdo."

"Ya Ara nanya kenapa, bloon."

"Males aja."

"Ih, sinting."

"Dah lah, gak usah dibahas." Ara dan Stefany pun membaca keadaan dan diam.

"Kenapa dia?" Bisik Ara pada Stefany.

"Gak tau, pas lo gak masuk tuh mereka jadi agak renggang gitu."

"Renggang gimana?"

"Virdo yang selalu ngejar-ngejar Nelie, Nelie udah kayak gak peduli lagi."

"Yah, sayang banget kalo sampe putus."

"Semoga gak deh, kasian Virdo."

"Loh, kok gitu?"

"Virdo itu sering cerita ke gue, katanya dia sayang banget sama Nelie, entah kenapa Nelie jadi cuek gitu belakangan ini."

Hah? Sejak kapan Virdo sama Stef deket? Batin Ara.

"Ya udah doain yang terbaik aja, gue padahal pengen ngeliat mereka ke pelaminan."

"Apaan pelaminan-pelaminan?!" Seru Carnelie galak, Ara dan Stef pun hanya cengar-cengir.

Ada yang aneh, gue harus tanya Carnelie.

Setelah suntuk belajar matematika, bel istirahat pun akhirnya berbunyi memunculkan kericuhan di kelas. Seluruh siswa siswi berhamburan ke luar kelas untuk mengisi perut mereka yang keroncongan. Lain hal dengan Ara, Carnelie, dan Stefany yang masih sibuk mencatat materi dari papan.

"Aduh, gue ke toilet dulu, ya, kebelet. Tungguin, ya, kalo mau ke kantin." Ucap Stefany sambil berjinjit-jinjit.

"Iye." Balas Carnelie.

Setelah Stefany keluar, Ara menyentuh pundak Carnelie yang duduk di depannya.

"Napa?"

"Lo sama Virdo kenapa?"

"Kepo."

"Dih, gitu lo."

"Stef ada cerita apa aja tadi?"

"Katanya lo sama Virdo jadi renggang belakangan ini. Terus Virdo juga sering cerita sama dia tentang lo."

"Nah, ada yang aneh gak?"

"Stef sama Virdo gak pernah deket sebelumnya?"

"Nah, itu."

"Masih gak ngerti gue."

"Gue gak suka tipe cowok suka cerita-cerita apa lagi ke temen deket gue. Bukannya cemburu gimana, tapi gak suka aja hubungan gue nyebar kemana-mana. Privasi gue."

"Oh, terus-terus?"

"Gue udah bilang ke Virdo, tapi dia gak berubah. Kalo dia gak berubah, biar gue yang berubah, lah."

"Lo gak bilang ini ke Stef?"

"Gak, pasti Stef bilang lagi ke Virdo."

"Terus lo mau gini terus selama Virdo masih gak berubah?" Carnelie mengangguk.

"Lagi pula setelah gue telusuri, ternyata Virdo sering chat sama Stef, bukan sekedar cerita. Nih gue ada fotonya." Carnelie menunjukan gambar yang di ambil dari ponselnya.

"Hai, udah makan belom? Udah, hehe." Baca Ara pelan.

"See? Gue merasa seperti dibohongi dua orang yang gue sayang sekaligus."

"Tapi lo biasa aja sama Stef, apa gimana?"

"Kesel dikit, cuma ya udah."

"Aduh maaf lama, pada ngomongin apa nih?" Ucap Stef yang baru masuk ke dalam kelas.

"Ngomongin lo." Ucap Carnelie santai sementara Stef hanya acuh karena sahabatnya itu sering bercanda seperti itu, tanpa ia tahu bahwa yang dikatakan Carnelie benar adanya. Ara menjadi pusing.

****

100 buat Carnelie,
Sumpah aku demen banget sama tokoh dia WKWK

Janlup vote ya, cuma butuh sedetik beramal dan menghargai karya author, terima kasih.

BASKARA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang