Orang itu harus kehilangan dulu baru sadar bahwa penyesalan akan datang pada waktunya.
-Cenara Munarams****
Ara masih termenung dalam kamarnya, ia tak mungkin boleh keluar malam-malam begini. Bagaimana caranya agar Ara bisa tetap ke rumah sakit tanpa orangtuanya tahu?
Ara melirik jendela, memikirkan sebuah rencana. Rencananya cukup gila, tetapi ia sudah bertekat bulat. Ia merogoh ponsel yang berada di lantai dan memasukannya ke saku jaket yang dikenakannya.
"Aduh, mana tinggi banget lagi."
Tanpa pikir panjang Ara memejamkan matanya dan melompat keluar serta berusaha menimbulkan minim suara dari aksi nekatnya itu.
Ara menelfon sahabatnya itu, "Halo, Stef? Baskara di rumah sakit mana?"
"Entar gue kasih alamatnya ke line lo."
"Oke. Sekarang lo di mana?"
"Lagi mau otw kesana."
"Tapi malem-malem gini kayaknya gak ada taksi lewat deh. Bisa jemput di rumah Ara gak? Tapi jangan di depan rumahnya, takut pada curiga."
"Boleh, sekalian lewat kok."
"Makasih, ya, Stef."
"Anytime."
Sambungan telefon diputus, Ara masih berdoa untuk keselamatan Baskara. Kenapa sih, cowok itu suka sekali mengganggu pikirannya?
Baskara aneh, cowok itu aneh. Kenapa saat Ara berjuang mati-matian malah cowok itu menyuruhnya pergi. Dan setelah rasa dalam diri Ara memudar cowok itu malah mengejarnya. Kenapa? Haruskah takdir berbuat sedemikian rupa?
Tak lama Stefany menelfon Ara dan memberi kabar bahwa ia telah sampai di dekat rumahnya. Ara segera keluar dari pekarangan rumahnya yang sempit dan mencari mobil Stefany.
"Stef, kok Aska bisa kecelakaan?"
"Mana gue tahu, Ardira nelfon gue buat kasihtau lo kalo Baskara kecelakaan. Katanya nomor Ardira lo block, ya?"
Ara tertegun, memang dirinya pernah mem-block nomor cowok yang satu itu karena cowok itu terus menerus menyemangatinya untuk mendekati Baskara. Bukannya semangat, Ara malah merasa terganggu.
"Iya, Ara block. Abisnya dia annoying."
"Kasian tuh cowok." Ara hanya terdiam.
Tidak beberapa lama, mereka sampai ke rumah sakit yang dimaksud Stefany dan segera ke ruangan tempat Baskara dirawat. Di depan ruangan sudah ada Ardira, Widya, dan Rachel, katanya teman yang lain akan datang pagi sebelum mereka sekolah.
"Gimana keadaan Aska?"
"Udah membaik, lukanya gak begitu parah. Tadi dia sempat di UGD tapi sekarang udah pindah ke kamar rawat biasa." Ucap Ardira.
"Belom boleh masuk?"
"Dokter lagi cek kondisinya dulu, baru kita boleh masuk." Ucap Rachel sementara Widya hanya memandang Ara sinis.
"Oh, oke. Omong-omong, kenapa Aska bisa kecelakaan?"
"Aska abis dari rumah Widya, pas di jalan pulang mungkin dia melamun atau gimana gue gak tau. Pokoknya dia korban tabrak lari." Jelas Ardira
"Dari rumah Widya?"
"Iya dari rumah gue, kenapa? Kasian banget ga diperhatiin Aska." Ucap sinis cewek itu sementara Ara hanya tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
BASKARA ✅
Teen FictionBaskara Ganeva, cowok ganteng idaman para wanita di SMA Belvado. Si cuek, dingin, ganteng, tinggi, putih, dengan muka yang hampir sama dengan tembok. Baskara membenci perempuan semacam Ara. Yang pecicilan dan salah satu yang berani mengejar cintanya...