P A R T 51

1K 50 6
                                    

Ara menuruni anak tangga satu per satu untuk kembali ke ruangan besar untuk merayakan acara mereka itu. Sebentar lagi inti acara perpisahan mereka akan dimulai, yaitu pemotongan kue perpisahan dan pengumuman King and Queen prom mereka kala itu.

Tapi Ara terkejut saat melihat Ardira naik ke panggung yang sudah dihias sedemikian rupa itu.

Ardira mengetuk-ngetuk mic, sebelum akhirnya mulai berbicara.

"Halo semuanya, gue Ardira. Terima kasih untuk tiga tahunnya. Tiga tahun yang penuh arti, bahkan kelas gue dan kelas sebelah bisa bermusuhan sampai sekarang karena hal sepele. Dan hal itu katanya mengultimatum agar gak ada hubungan dari anak kelas gue dan kelas sebelah. Tapi Ara Baskara melanggar ultimatum itu."

Ara melirik Baskara yang ada di seberang ruangan, laki-laki itu serius mendengarkan sembari tersenyum tipis hangat yang tak dapat dijelaskan oleh kata-kata.

Ara mudah luluh dengan tatapan misteri dan senyum simpul sederhana Baskara. Itu juga selalu berhasil membuat hati berdebar dan meradang rindu akan hal itu.

Jatuh cinta itu mudah, sepersekian detik bersama sudah bisa melahirkan cinta.
Tapi beda halnya dengan melupakan.
Melupakan itu sulit, sejauh apa pun mengubur rasa, tidak akan pernah sepenuhnya hilang.

Jangan terlalu cepat jatuh cinta.
Jangan terlalu cepat percaya. Ara ikut tersenyum simpul.

"Dan akhirnya gue buat taruhan sama Zersa. Kalo gue gak bisa dapetin hati Ara, gue harus minta maaf ke kelas sebelah saat acara perpisahan ini." Ardira memandang Ara sepersekian detik lalu memandang semua yang hadir di situ.

"Untuk kelas sebelah, gue mau minta maaf. Maaf untuk semua tuduhan, ejekan, dan sumpahan yang udah kelas gue kasih ke kalian. Maaf juga kita bikin kalian ribet. Semoga kita gak bermusuhan lagi kedepannya. Terima kasih semua." Lalu kemudian Ardira turun dari panggung.

Perkataan Ardira membuat Ara flashback. Padahal ia tahu, dulu yang suka membuat onar ke kelasnya adalah Baskara. Baskara pernah menuang sampah ke kelasnya hanya karena tidak mau kalah saing karena piket kelas Ara lebih cepat membersihkan kelas. Baskara juga pernah menghina anak kelasnya sebagai kelas buangan. Baskara bahkan pernah menuang lem cair pada buku catatan ketua kelas di kelas Ara.

Tapi entah kenapa, semua perlakuan itu membuat Ara semakin sering melihat Baskara. Ara semakin tertarik dengan Baskara semakin laki-laki itu sering membuat onar. Sampai akhirnya dirinya bisa berani untuk mengejar cinta Baskara terang-terangan. Saat itu terjadi, semua orang di kelasnya tidak suka dengan Ara. Hanya Carnelie dan Stefani yang dekat dengan Ara. Namun mereka akhirnya sadar bahwa dengan Ara mendekati Baskara, lelaki itu menjadi malas mendatangi kelas mereka. Akhirnya mereka semua mendukung Ara dan Baskara dengan harapan Ara tidak pernah mendapat cinta Baskara. Dengan harapan agar Ara hanya menjadi pemanis dalam perseteruan kelasnya dan kelas Baskara.

Tapi akhirnha setelah tiga tahun, Ara berhasil mendapatkan hati Baskara hanya dengan menyarankan lelaki itu untuk menggantikan alkohol dengan susu coklat. Membagongkan.

Ara pun tersenyum miris, tak mengira hidupnya akan berubah tiga ratus delapan puluh derajat saat bersama Baskara. Karena Baskara membuat Ara lebih berkarisma daripada sebelumnya. Cemara Munarams merasa dirinya cantik dan bersinar di samping Baskara.

Lalu, lelaki itu pergi untuk bertunangan dengan gadis lain. Hanya untuk menghilangkan dendamnya dengan kesalahan yang tak pernah Ara ingin lakukan. Bahkan gadis itu tidak ingat.

"Hei." Sebuah tangan menyentuh pundaknya pelan. Ara menoleh ke belakang dan mendapati Widya berdiri di sana dengan balutan gaun yang sangat cantik. Widya memang anggun.

BASKARA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang