maaf sebanyak-banyaknya untuk hiatus 😢
****
Pagi ini, Ara harus melihat drama orang tuanya lagi di depan meja makan. Keadaan sudah sangat kacau, jika begini, bagaimana Ara bisa keluar dengan selamat. Bunyi bel pintu membuat Ara merutuki Baskara berkali-kali. Cowok itu benar-benar tidak sabaran. Saat Ara bilang lima menit, baru satu menit saja Baskara sudah tidak dapat menunggu. Ara yakin keadaan akan semakin kacau dengan adanya kehadiran cowok itu saat pertengkaran mereka.
"Kamu lagi, anak kurang ajar. Masih berani kamu kesini?" Ucap Ayah Ara, marah.
"Saya mau jemput Ara doang, Om. Gak ada niatan mau ketemu om."
"Anak tidak tahu diri."
"Ara, ada?"
"Aska..." Cicit cewek bertubuh mungil itu.
"Kamu gak boleh pergi sama dia."
"Tap.."
"Gak ada tapi-tapi an." Ara bungkam dibuatnya. Kepalanya menunduk, memerhatikan ujung sepatu dan memilin-milin tasnya.
Baskara langsung menarik Ara kedalam pelukannnya dan langsung membawanya pergi menggunakan mobil berwarna hitam cowok itu. Persetan dengan ayah Ara yang akan murka kepadanya. Baskara tidak akan takut.
"Lo gak apa-apa?" Ara menggeleng pelan.
"Nanti berani pulang?" Cewek itu menggeleng lagi, sudah dipastikan ayahnya akan sangat tersulut emosi saat melihat wajah Baskara lagi.
"Gak usah takut selama ada gue."
"Kenapa Aska gak takut?"
"Orang yang gak punya respect, gak pantes ditakutin."
"A.. Ara takut."
"Lo bisa nginep di rumah kakak gue. Gue punya kakak perempuan." Cewek itu menoleh dengan binar mata yang benar-benar cerah.
"Makasih, Baskara. Makasih matahari yang tak tergenggam." Ucapnya pelan. Bahkan semesta tak dapat mendengarnya.
****
"Kak Rachel!"
"Aska, Aska, bisa sopan dikit gak... hai!! Kamu pacarnya Aska, ya?" Ucap Rachel semangat saat bertemu Ara.
"Bu.. bukan, kak."
"Aska gak pernah bawa temen ceweknya, loh. Ayok masuk."
"Makasih, kak. Rumahnya bagus."
"Makasih..." Mengerti nada tanya Rachel, Ara menjawab.
"Cemara Munarams, panggil aja Ara."
"Makasih, Ara. Kakak ada anak perempuan di dalam, kalo berisik mohon maaf, ya." Ara mengangguk sambil tersenyum simpul.
"Victory!! Ini ada kakak cantik, ajak main!!!" Teriak Rachel kepada anaknya.
Victory menoleh pada Ara dan kemudian membuang muka.
"Maaf, ya, Ra. Victory gak pernah suka orang asing."
"Ara bakal nginep di sini." Ucap Baskara, datar.
"Nih rumah punya gue apa punya lo, sih?!" Rachel frustasi menghadapi adiknya ini.
Baskara hanya mengedikkan bahu sebelum menghidupkan televisi dan memakan snack yang disediakan Rachel di depan TV. Sedangkan Rachel ikut bermain bersama Victory.
"Gak sopan banget, sih, Aska." Ara berbisik pelan.
"Rumah kakak gue ini, kan?"
"Tapi Aska gak boleh git.."
"Lo diem apa pulang?" Ancam Aska yang merasa terganggu.
PLETAK.
"Gue gak pernah ngajarin lo buat kasar sama cewek, ya?" Ucap Rachel dengan kedua tangan dipinggang dan remot yang melayang ke kepala Baskara.
"Whatever." Ucap cowok itu, masih cuek.
"Sini, Ara. Ke kamar kamu."
"Iya, kak."
Rachel membuka pintu kamar tamu yang membuat Ara terkagum-kagum. Kasur besar di tengah dengan lampu tidur di nakas serta jendela besar dengan tirai yang dapat dibuka yang akan menampilkan pemandangan danau besar dan taman dimana anak-anak kecil dapat berlarian.
"Makasih, kak." Tanpa ancang-ancang, Ara memeluk Rachel.
"Kakak selalu mau punya adik perempuan." Ucap Rachel mengelus kepala Ara, "Ayo kita ke depan dulu, Baskara suka nekat."
"Nekat gimana, kak?"
"Waktu itu istana lego yang dibuat Victory pernah dihancurin sama dia, karena dia gak suka model istananya."
"Jahat banget, sih, dia."
"Tapi sejahat-jahatnya dia, maksud dia baik kok. Dia gak mau Victory makan lego-lego itu karena belum ngerti cara mainnya."
"Iya? Sweet, ya, Aska."
"Kamu pasti suka sama dia." Dan dijawab anggukan pelan oleh Ara.
"Kakak yakin dia akan suka sama kamu."
"Kenapa, gitu, kak?"
"Dia jarang natap orang lebih dari sepuluh detik."
"Kebetulan doang, kali, kak?"
"Percaya sama Kak Rachel. Dia akan suka kamu."
"Iya, aku percaya." Rachel tersenyum mendengar jawaban Ara. Dia yakin, Baskara akan bahagia bersama wanita yang ada di depannya itu.
"Ngobrolnya serius amat." Ucap Baskara jutek, "Gue laper, buatin makan dong."
"Buat sendiri!" Desis Rachel, melihat keluarga yang harmonis itu Ara merutuk dalam hati, kapan gue bisa ngerasain kehangatan kayak gini?
****
Terima kasih sudah mau menunggu cerita ini di up lagi, huhu :)))
KAMU SEDANG MEMBACA
BASKARA ✅
Teen FictionBaskara Ganeva, cowok ganteng idaman para wanita di SMA Belvado. Si cuek, dingin, ganteng, tinggi, putih, dengan muka yang hampir sama dengan tembok. Baskara membenci perempuan semacam Ara. Yang pecicilan dan salah satu yang berani mengejar cintanya...