Pulang sekolah, Ara melihat Baskara dan Widya bergandengan menuju parkiran. Mereka benar-benar terlihat cocok, tidak ada alfa. Entah kenapa Ara tidak merasakan nyeri yang terlalu parah. Mungkin otaknya tahu bahwa Widya lebih pantas untuk berdampingan bersama Baskara.
"Dor!"
"Ih, apaan sih Nel!" Carnelie tertawa terbahak-bahak di belakangnya.
"Ngeliatin mantan ya lo?"
"Ish, apaan sih, enggak!"
"Ayo cari baju prom, beb."
"Beb, beb, pala lo."
"Eh, Ra. Kalo lo lebih nyaman pake aku kamu atau panggil nama ya gitu aja, Ra. Tunjukin ke Baskara kalo lo tuh gak apa-apa dengan gaada nya dia!" Carnelie mulai serius.
"Iya, bawel."
"Yok!" Carnelie menggandeng tangan Ara menuju angkot untuk menuju ke mal terdekat dari sana.
Sesampainya di mal, seperti wanita pada biasanya, Carnelie malah salfok pada toko kardigan yang ia lihat.
"Nel, ayo ah." Ucap Ara berusaha membujuk cewek labil itu.
"Ih, bentar, ini lucu gak?" Ucap Carnelie sambil menempelkan kardigan berwarna beige pada badannya.
"Lucu."
"Tapi lucuan warna grey gak sih?"
"Iya."
"Aduh tapi biru muda nya lucu."
"Ya udah beli semua aja." Ucap Ara enteng.
"Gue beli warna lilac deh."
Ara rasanya ingin tepuk jidat, perempuan berduit memang tak pernah mudah. Untung saja dirinya miskin.
"Kayaknya gue gak beli dress yang teralalu megah deh, Nel."
"Kenapa?!"
"Gak pengen mencolok aja."
"Prom itu waktunya stand out."
"Aduh jatoh miskin gue langsung."
"Sini lah patungan sama gue. Atau gue beli dua, entar lo pinjem." Ara memandangi Carnelie lamat-lamat. Bagaimana seorang Virdo bisa rela diputusin oleh gadis seperti itu?
"Lo ga jawab berarti setuju, let's go!!" Masalah belanja memang Carnelie jagonya.
Ara langsung diseret oleh gadis itu ke toko dress yang sangat cantik. Carnelie langsung mengambil salah satu gaun putih panjang dan langsung menempelkannya pada Ara.
"Bagus kan?"
"Iya. Lo pilihin aja, Nel."
"Gak! Cepetan keliling, ambil yang lo suka, bayar. Gak usah ribet."
Ara pun mengelilingi toko tersebut, ia melihat dress yang sangat cantik. Tangannya membelai lembut gaun tersebut.
"Ehem.. Lo suka?" Betapa terkejutnya Ara melihat Baskara berdiri di sampingnya. Rasanya ia ingin menghilang saja dari bumi.
"Ng-ngapain lo?"
"Kebetulan ada di sini."
"Sinting." Ara mengumpat pelan.
"Cobain gaunnya, pasti bagus."
"Gak, gue gak suka."
"Terus suka yang mana?"
"Gak ada." Ara lalu berjalan terbirit-birit ke Carnelie, tetapi sialnya gadis itu sedang berada di fitting room. Ara terjebak di sana bersama lelaki yang mirip iblis itu, ia tak dapat menerkanya, namun menggoda untuk ia dekat.

KAMU SEDANG MEMBACA
BASKARA ✅
Novela JuvenilBaskara Ganeva, cowok ganteng idaman para wanita di SMA Belvado. Si cuek, dingin, ganteng, tinggi, putih, dengan muka yang hampir sama dengan tembok. Baskara membenci perempuan semacam Ara. Yang pecicilan dan salah satu yang berani mengejar cintanya...