Ara menghilang bukan karena keinginan Ara, tapi karena perlakuan Aska sama Ara.
-Cemara Munarams****
"Ara, nih roti sama susu coklat kesukaan lo."
"Gak laper."
"Ra.. Makan.."
"Gak usah maksa." Ara pun bangun dari tempat duduknya dan pergi ke toilet. Dia benar-benar muak dengan Baskara. Bagaimana ia bisa move on kalau perilaku Baskara manis seperti itu.
"Ra, tunggu!"
"Ngapain sih lo ngintilin gue terus?!"
"Pengen aja deket-deket lo."
"Aneh, lo. Kesambet apaan?"
"Gak tau, kesamber cinta lo kali."
"Denger ya," Ara berbalik dan memberanikan diri untuk menatap cowok itu tepat di manik matanya. "Perasaan gue, ke lo. Udah. Mati."
"Ra, tolong kasih kesempatan buat gue."
"Barga!" Ara memanggil Barga yang sedang turun dari lantai atas.
"Kenapa, Ra?"
"Mau ke kantin kan? Bareng, yuk."
"Ayo." Barga mengulurkan tangannya dan Ara menggandengnya membuat Baskara menghembuskan nafas.
"Ya udah, lain kali ya makan roti pemberian gue." Dan nyatanya Baskara hanya seperti berbicara pada angin.
"Ara.. Kenapa lo harus melakukan hal yang sama? Apa gue se jahat itu dulu?" Ucapnya pada diri sendiri.
"Aska!!! Ini buat Widya, ya? Makasih!!" Ucap Widya langsung mengambil roti dan susu coklat dari tangan Baskara.
Cowok itu mendelik dan memberikan roti dan susu itu pada Widya. Lalu segera pergi meninggalkan cewek itu di depan toilet. Dia benar-benar muak dengan Widya.
****
"Halo, nak Aska, Widya drop lagi. Dia manggil-manggil nama kamu terus." Ucap Ibu Widya di seberanf telefon.
"Iya, tante. Saya kesana sekarang." Sebenci-bencinya Baskara pada Widya, jika sudah menyangkut penyakitnya, Baskara akan tetap menghampirinya.
Baskara mengambil kunci motor dan segera bergegas melaju ke rumah Widya. Tetapi sebelum itu, ada seseorang yang mengetuk pintu rumah Baskara.
"Ara?"
"Kenapa?"
"Lo ngapain malem-malem di sini?"
"Ara mau balikin ini." Ara mengeluarkan gantungan kunci berbandul kunci dan gembok dari sakunya. Gantungan kunci itu sengaja Baskara pasang di tas gadis itu.
"Kenapa?"
"Kenapa apanya?" Gadis itu balik bertanya.
Cowok itu menghembuskan nafasnya, "Kenapa dibalikin?"
"Karena Ara gak mau."
KAMU SEDANG MEMBACA
BASKARA ✅
Teen FictionBaskara Ganeva, cowok ganteng idaman para wanita di SMA Belvado. Si cuek, dingin, ganteng, tinggi, putih, dengan muka yang hampir sama dengan tembok. Baskara membenci perempuan semacam Ara. Yang pecicilan dan salah satu yang berani mengejar cintanya...