32

26.6K 846 75
                                    

Abaikan Typo-ku, right?

_______

"Gue harap lu bisa cepet-cepet pergi dari hidup Bunga." Kata Liya sarat akan nada-nada permusuhan.

Bunga adalah sahabat Liya, yang sering dijadikannya sebagai tempat curhat. Meskipun Bunga hanya bisa menanggapi sedikit, beda kayak Nissa yang sekaligus ngasih saran dan ceramahannya. Bagi Liya, Bunga adalah sahabatnya, yang paling unik, karena ia sangat ramah dan jarang berkata kasar. Dan jujur ia sangat marah saat tau Bunga sakit Leukemia Dan menurutnya ini semua salah Finara dan Raffi, yang membawa Bunga ke dalam masalah yang ia sendiri tidak tau apa itu.

"Udahlah, Ya." Ujar Felix menenangkan Liya, yang masih menatap Raffi gak suka.

Setelah itu, Liya dan Felix keluar dari kamar inap Bunga tanpa sepatah katapun.

"Lu jagain Bunga, kalau sampe dia kenapa-napa, bulu-bulu ketek lu yang gue jadiin eksotis!" Kata Nissa, lalu berjalan keluar dikuti oleh Riska dan Novita yang hanya mengangkat bahu mereka tidak paham.

Raffi masuk ke dalam kamar Bunga yang sepi, masih sambil memengang kertas origami yang diberikan anak kecil benama Reva di koridor tadi. Ia menatap nanar pada ketas warna merah yang sudah sangat lecek kek bungkus terasi itu.

Setelah itu Raffi mencari kontak di handphone miliknya, yang ada lambang apel gigitnya.

"Sen, beliin gue sekardus origami." Katanya pada orang di sebrang telpon, yanh diketahui adalah Husein.

"Gue mau ke rumah sakit ini, buat apa origami? Kayak ajak teka aja lu."

"Beliin aja." Ujarnya lagi setelah itu langsung memutuskan sambungan telponnya.

Raffi mereka nafas kasar saat mengingat kembali betapa tidak bergunanya ia, sampai tidak bisa menjaga Bunga.

Apa gue emang harus pergi dari kehidupannya dia?

Raffi mengelus pelan pipi Bunga, ini benar-benar terasa menyebalkan? kenapa tes soal sum-sum tulang itu belum keluar juga, padalah sudah hampir 24 jam.

"Raff!" Sentak Husein sambil menyentuh bahu Raffi. "Ngapain lu ngelus-ngelus Bunga? Lu pikir dia anak kucing."

Raffi melihat Husein membawa kantong plastik gede warna merah, dengan segera Raffi menyambar kantong plastik itu, dan menemukan banyak sekali kertas origami yang masih terbungkus kemasannya.

"Lu bisa kaga bikin.. burung bangau pake ini?" Tanya Raffi sambil menunjukan kertas origaminya. Ia merasa dikit gugup. Sebenarnya dia itu agak malu bilang ke Husein, biasalah gengsi-nya tingkat akut.

Husein menga-nga, mendengarnya. "Buat apaan?"

"Bisa kagak?" Wajahnya berubah datar, Husein mengangguk lalu mulailah kedua kaum adam itu melipat-lipat kertas sehingga menjadi burung bangau tiruan.

Meski pada awalnya Raffi benar-benar sangat kesulitan belajar, tapi pada akhirnya ia tersenyum puas saat melihat hasil karyanya di akhir.

Cinta adalah hal yang sulit dimengerti. Yang pasti dia merubahmu. Contoh dari anarkis kau menjadi humoris. Jadi adalah salah jika kata orang jodoh adalah cerminan diri.

~anissaftr_

|▪\_/▪|

Raffi menggemgam ponselnya dengan perasaan tegang. Karena baru saja ia mengabari sang ayah yang berada di Singapura untuk segera pulang karena ingin pindah sekolah __lagi__

Ayah Raffi adalah sosok orang yang keras dan sangat sulit dibantah, karena itulah Raffi benar-benar merasa takut, apalagi sang ayah mengatakan dia akan langsung mengambil penerbangan hari ini juga untuk ke Indonesia.

Rangga berlari tergesa menuju ke inap Bunga, saat masuk ia melihat Raffi sedang meletakan tangan kanan Bunga di dahinya. Benar-benar membuat dunia Rangga runtuh saat itu.

"Raff." Panggilnya, suaranya sedikit bergetar. Namun karena semakin kecilnya otak Raffi ia tidak mampu mendenger apapun.

Raffi: Author geblek dasar. Yang kagak denger kuping gue ngapain otak gue dibawa-bawa, pake dijelek-jelekin lagi_-

Raffi menengok karena panggilan Rangga, ia dengan segera melepaskan tangan Bunga lagi.

"Gue aja yang jagain Bunga lagi, lu udah dari malem kemaren ampe pagi ini kan?"

Raffi mengangguk pasrah. "Yodah, gue balik." Pamitnya lalu mengambil kunci dan hape-nya yang tergeletak di meja nakas samping brankar Bunga.

....

Raffi menghempaskan diri di kasurnya saat sudah selesai mandi. Ia tidak bisa tidur dan tepat pukul setengah sebelas malam, ia mendenger suara bel rumah berbunyi. Dengan segera ia menuruni tangga dan membuka pintu rumahnya.

Disana__di depan pintu__ terdapat sang Ibu yaitu Zaalima dan ayahnya yaitu Rajata Nugraha yang menatapnya tajam.

"Kamu yakin mau pindah sekolah?" Tanya Rajata to the point. Raffi diam sambil menunduk, sebelum akhirnya ia mengangguk.

***

Pendek dulu ya, gue masih belum ngira nih abisnya kapan. Gue aja nulisnya cuma 600words lebih kok (:

Harap maklum kalau angin malas dateng😅😅

Impressive Love [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang