4

71.9K 1.6K 14
                                    

Puk


Bughh

Puk

Bughh

Suara bantal yang Bunga layangkan pada Raffi, langsung membuat tawa Raffi pecah seketika. Ia memperhatikan wajah gadis bersurai hitam itu, terlihat memerah menahan malu dan marah. Sangat menggemaskan, batin Raffi.

"Lo tuh yang mesum, gue gak mesum!!" Teriaknya, semakin membuat Raffi tertawa keras.

"Udah udah ampun, Bung! Becanda gue mah." Ucap Raffi, sambil menangkis pukulan Bunga, detik berikutnya Bunga berhenti memukuli Raffi dan bangkit dari ranjang UKS untuk memunguti bantal yang terjatuh karena ulahnya.

"Udah ah, gue mau balik ke kelas." Ucap Bunga, masih dengan suara sinis dan tatapan yang sarat akan permusuhan. "15 menit lagi pergantian pelajaran." Lanjutnya. Raffi hanya mengangguk lalu mengikuti gadis itu keluar ruang UKS.

Bunga dan Raffi sampai di kelas dengan banyak tatapan mata yang memandang mereka dengan heran. Jam pergantian belum berlangsung dan mereka berdua dikejutkan dengan pemandangan rusuh kelas mereka. Merdeka sekali rasanya ketika sedang jam kosong tanpa tugas.

"Bung, lu ama Raffi ngapain di UKS, kok lama amat?" Tanya Novita ketika Bunga baru saja duduk dikursi sebelahnya.

"Ngapain?" Bunga mengerutkan dahi karena tidak mengerti. "Nggak ngapain-ngapain, emang kenapa?" Lanjutnya sambil membuka tasnya mencari minyak angin yang selalu ia bawa kemana-mana.

Novita mendengus, percuma bicara pada Bunga. Gadis itu terlalu polos sampai tidak mengerti apapun yang ia maksud.

Beberapa menit setelahnya bel berbunyi tanda pergantian pelajaran, para murid-murid kelas X IPS 1 segera berhamburan dan keluar dari kelas untuk menuju ke perpustakaan.

***

Pelajaran Bahasa Indonesia saat ini sedang berlangsung. Di dalam perpustakaan tepatnya, disana nampak ada bu Adiffa yang sedang menjelaskan materi menggunakan Layar LCD Proyektor.

Mata Bunga sedari tadi awas melihat-lihat ke seluruh penjuru perpustakaan, mencari sosok Raffi. Lelaki yang sedari tadi mengganggunya itu kini tidak ada di tempatnya. Kemana dia? Tanya Bunga membatin.

"Nov, gue ke toliet bentar ya." Ujar Bunga pada Novita, yang hanya dibalas dengan anggukan. Setelah izin dengan Bu Adiffa, Bunga melenggang pergi meninggalkan perpustakaan.

Bunga berjalan menuju ke toilet yang berada dekat Laboratorium, letaknya di ujung paling kanan dan dekat juga dengan taman belakang yang jarang digunakan. Hampir sampai di toilet, mata gadis berkulit putih itu membulat lebar karena melihat sesuatu yang tidak seharusnya dilihat. Ia melihat Raffi bersama sosok perempuan berambut coklat gelombang, namun ia tidak bisa melihat wajahnya karena gadis itu membelakangi Bunga.

Yang Bunga lihat, Raffi bersama perempuan itu nampak ingin berciuman di depan pintu toilet.

Bunga berlari dari sana merutuki apa yang ia lihat. Rasa ingin buang air kecilnya pun rasanya hilang seketika. Benar-benar tidak tahu malu, apa mereka tidak malu melakukannya di sekolah? Umpat Bunga kesal. Tak seharusnya matanya ternodai oleh pemandangan semacam itu. Walaupun ia gadis lugu yang tak tahu apa-apa, tapi ia cukup mengerti dengan apa yang dilihatnya barusan. Sial.

Impressive Love [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang