Gimana kabarnya? Makasih buat yang kemarin-kemarin udah komen ataupun ngevote cerita gajekuh ini. Kalian yang terbaik uwu❤ Ngeliat komen² kalian udah bikin gue semangat ngelanjutin cerita ini. Thanks readers! I love u❤
***
"Kak, semangat ya buat pertandingannya!" Ucap seorang adik kelas berambut pendek pada Husein yang sedang berjalan menuju gerbang sekolah. Husein tersenyum bangga. Masih ada ternyata cewe yang care sama gue. Ucap batinnya terharu."Pasti! Makasih ya." Balas Husein ramah. Ia melihat semburat merah dipipi adik kelasnya itu. Manis sekali, eh! Kemudian Husein menatap gadis itu pergi, dia tersenyum hangat. Rasa pegalnya setelah latihan rasanya hilang setelah gadis itu menyemangatinya.
"Sennn!" Seseorang memanggilnya, membuat Husein menoleh. Itu Anggito yang sedang berlari ke arahnya sambil melempar bola basket. Husein menangkapnya dengan tepat.
"Main ninggalin aja lo." Anggito berujar sambil mengerucutkan bibirnya. "Lagian lo lama, pake ganti baju segala." Balas Husein. Ia berjalan diikuti Anggito di belakangnya sambil memantul-mantulkan bola basket itu.
"Masalahnya baju gue itu bau keringet banget. Kalo para cewek-cewek ntar jadi ilfeel sama gue gimana?" Dumal Anggito, cowok berkulit putih itu nampak menangkap bola yang dipantulkan Husein.
"Biar lo harum juga, cewek kagak mau dekat sama lo." Balas Husein, membuat Anggito mengerucutkan bibirnya lagi.
Husein terkekeh. Ia selalu bisa membuat sahabat jomblonya itu savage dengan kata-katanya. "Lo tega banget sih sama gue, Sen. laknat banget lo." Ujar Anggito sambil melempar bola basket itu lagi pada Husein. Lelaki yang memiliki iris abu-abu tua itu berjalan mendahului Husein bertingkah seolah-olah marah.
"Aelah, baperan banget sih lo, nying." Ucap Husein, yang diacuhkan oleh Anggito. Husein tertawa.
Husein sampai di gerbang sekolah yang sepi, disana ia hanya melihat dua teman sekelasnya sedang berbincang. Itu Novita dan Riska.
"Woy, lo bedua belum pada balik?" Tanya Husein. Riska dan Novita sama-sama menoleh menatapnya. "Kita belum dijemput, sama nunggu Bunga tuh lagi beli batagor." Ucap Riska Novita hanya mengangguk. Kedua gadis itu lalu melanjutkan pembicaraan mereka. Sedangkan Husein menoleh ke arah penjual batagor yang sempat ditunjuk Riska.
Lelaki itu menatap Bunga yang sedang mengobrol bersama seorang gadis berambut pirang. Gadis itu memakai jaket berwarna hitam dengan celana levis. "Siapa tuh cewek?" Gumam Husein. Ia mengerutkan alisnya saat melihat gadis itu nampak menunjuk-nunjuk Bunga, seperti sedang merah. Husein terus menatapnya sampai gadis pirang itu mencekal tangan Bunga dan akhirnya menarik tangan Bunga ke aspal.
"BUNGA!" Teriak Husein saat sebuah motor menabrak Bunga hingga terpental beberapa senti meter. Husein segera berlari ke arah Bunga yang jatuh terjelungkup.
Gadis pirang itu lari setelah Husein meneriaki nama Bunga. Husein menggeram kesal. Ckk, sialan!
Pengendara motor itu segera turun menanyakan keadaan Bunga. Tapi gadis itu sudah tak sadarkan diri. Dengan lutut dan sikunya yang lecet serta mengeluarkan banyak darah.
"Bung! Bunga!" Panggil Husein, sambil menepuk pipi gadis itu. Pelipis Bunga nampak berdarah akibat gersekkan aspal. Husein merasa tubuhnya bergetar karena panik.
"Astaga Bunga!" Riska dan Novita segera berlari mendatangi Husein, Husein segera menggendong Bunga.
"Saya bakal tanggung jawab mas, tapi sumpah saya gak tau kenapa mbak ini tiba-tiba di tengah jalan." Ucap pengemudi itu. Husein tersenyum padanya, "Saya liat kejadiannya, dia di dorong seseorang tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Impressive Love [TAHAP REVISI]
Ficção Adolescente[Belum Direvisi] Raffi Nugraha seorang anak baru di SMA Jaya Bhakti, terkenal sebagai playboy ganteng kelas kakap dan berandalan yang sering pindah-pindah sekolah. Cowok itu sempurna bagi semua orang, tapi tidak bagi Bunga. Bagi Bunga cowok itu hany...