Raffi POV
"Hai Raff, eh ada Bunga. Cie yang berduaan."
Oh, Wtf.. ngapain nih para biji-biji dateng kesini, sumpah ganggu quality time gue aja.
Sekarang di pembatas antara ruang keluarga dan ruang makan ada Rendy, Anggito, Husein, Sella, dan Astrit. Btw, gue denger dari si Anggito, Rendy ama Astrit udah jadian. Berhasil juga kan tuh acara PDKT mereka.
"Ngapain lu pada kesini?" Tanya gue dengan nada-nada ketus.
"Cuma mau bertamu." Kata Anggito si jomblo karatan. "Sama ngenalin pacar baru kita." Tambah Rendy sambil melirik Anggito.
"Iyah bully aja teros, bully terus jomblo suche kaya gue." Sungut Anggito.
***
"Iya udah sana ah pada pulang." Usir gue pada Husein, Rendy, dan Anggito yang lagi bener-bener ngerusuh di rumah gue. Ah, kaya kapal titanik nabrak gunung Avatar nih rumah gue.
"Oke Raff kita pulang dulu." Pamit Husien. "Babay Raffi."
Setelah itu mereka pergi dengan pacar mereka masing-masing, ya kecuali Anggito. Sementara Bunga sekarang lagi benerin bantal-bantal sofa yang berhamburan gara-gara kita tadi.
"Nggak usah repot-repot, Bung. Entar gue aja." Ucap gue sembari mengambil kunci motor yang terdapat di meja tv.
"Ya udah yuk, gue anter pulang. Kata dokter waktu itu lu kaga boleh terlalu cape." Abis bilang gitu entah kenapa gue ngeliat raut muka dia berubah. Itu kaya senang, sedih, kecewa, marah atau apa itu gue kaga tau. Yang pasti berubah. Atau itu cuma perasaan gue aja ya.
Dan singkat cerita gue udah ada di jalan menuju ke rumah Bunga. Jakarta hari ini emang padat, tapi untungnya gak sampai macet. Dan dia kaga meluk-meluk gue kayak tempo hari, kenapa sekarang kaya gue yang ngerep pengen di peluk ya?
Alah, lupaiin aja. Jangan sampe otak mesum gue nongol. Tobat Raff, tobat.
Dan selang beberapa menit kemudian, kita udah sampai di rumah Bunga. Setelah gue memastikan dia masuk dengan sehat wal afiat, gue pun melajukan motor gue untuk pulang.
End Raffi POV
***
Bunga merebahkan dirinya ke ranjangnya. Hari yang melelahkan tapi cukup menyenangkan baginya. Bisa bermain bersama Raffi dan teman-temannya ia merasakan ada hal baru yang masuk ke dalam dunianya. Raffi adalah hal baru yang bisa ia terima dalam hidupnya. Dan apa mungkin hatinya?
Jujur ia selalu merasa nyaman bila bersama Raffi, padahal pada awal pertemuan Raffi adalah orang yang sangat menyebalkan baginya. Apa gue suka ya, ama Raffi?
Di tengah-tengah pertanyaannya itu ia tersenyum sendiri, Kenapa gue jadi senyum-senyum?
Ting tong
Suara bel rumah tiba-tiba berbunyi, dengan cepat Bunga menuruni tangga dan membuka pintu.
"Aaa, mommy sama papa, udah balik." Setelah membuka pintu Bunga langsung memeluk kedua orang tuanya itu.
"Kangen, kalian kenapa lama banget?" Tanyanya kesal, papa Bunga __Jaka__ mengacak rambut anak semata wayangnya itu gemes.
"Hih, anak papa di rumah gak nakal kan?" Tanya Jaka sambil terkikik karena melihat putrinya itu mengerucutkan bibirbnya.
"Ya enggak lah pah." Balas Bunga lalu memeluk lagi kedua orang tuanya.
Malam itupun menjadi malam yang membahagiakan bagi keluarga Bunga. Ya, karena sebelumnya ia tidak pernah merasa sehangat ini. Dan sepertinya Tuhan begitu ingin menciptakan hari-hari bahagian sebelum dia memanggilnya :'(
...
"Oke adekku yang manis serta cetar membahana. Abang ke kampus dulu." Hafiz mengantar Nissa sampai gerbang sekolahnya, membuat gadis-gadis dibelakangannya menjerit histeris lantaran melihat wajahnya yang tampan bak dewa Adonis.
"Ck, udah ah sana lo. Pagi-pagi buta juga udah bikin ribut." Sungut Nissa kesal.
Bunga dan Riska yang ada di belakang pun terkikik.
"Kuy, kerjaan lu marah-marah aja. Cepet tua entar, neng."
Nissa dengan cepat langsung menginjak kaki kakaknya yang terbalut oleh sepatu kets biru putih itu, sampai Hafiz meringis kesakitan.
"Bapak kau kesetrum tiang jemuran! Udah sana cabut."
"Ya udah." Hafiz memakai helm-nya dan menaikan standar motor sport metalic-nya. "Babay, cantik." Ucapnya pada gerombolan gadis di belakang Nissa yang sedang berbisik-bisik tetangga tentang ketampanannya.
"Gak ada otak kali kau bang." Kesalnya, lalu Nissa, Riska dan Bunga berjalan menuju ke kelasnya.
"Gue aus, beli minum yok!" Ajak Riska, Bunga yang sedang memainkan ponselnya menggeleng.
"Lo berdua aja, gue langsung ke kelas." Kata Bunga yang diangguki oleh Nissa dan Riska. Kedua gadis itupun pergi. Meinggalkan Bunga yang sedang membaca chat dari Raffi.
Bunga terus berjalan menuju ke kelasnya, namun langkahnya terhenti saat ada seseorang yang menepuk pundaknya.
"Kak Rangg-" perkataan Bunga terpotong saat ia tiba-tiba Rangga memeluknya.
"Kenapa lu gak bilang sama gue, Bung?" Ucapnya lirih sambil mengeratkan pelukannya.
___
B e r s a m b u n g . . .
![](https://img.wattpad.com/cover/166645044-288-k964039.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Impressive Love [TAHAP REVISI]
Novela Juvenil[Belum Direvisi] Raffi Nugraha seorang anak baru di SMA Jaya Bhakti, terkenal sebagai playboy ganteng kelas kakap dan berandalan yang sering pindah-pindah sekolah. Cowok itu sempurna bagi semua orang, tapi tidak bagi Bunga. Bagi Bunga cowok itu hany...