62

2.7K 173 14
                                    

Ayo vote dan komennya, aku harap kalian tau bagaimana menghargai karya orang:)🖤

***
Nissa berjalan menuju pintu ruang OSIS sambil menghela nafas lega, setelah berdiskusi dengan teman-temannya akhirnya gadis itu berhasil membentuk suatu Panitia Keamanan yang bertugas untuk menjaga keamanan antar sekolah dalam pertandingan basket antar SMA siang ini.

"Woy gue cabut duluan ya!" Ujar Nissa sebelum menarik knop pintu ruang OSIS. Felix yang masih sibuk menulis dibuku jurnalnya hanya mengacungkan jari jempolnya keatas.

"Iya sana." Ucap Angga sambil memasang kacamatanya.

Nissa kemudian berjalan keluar, sambil membaca banyak kertas HVS di tangannya. Matanya menyipit saat melihat tulisan tangan Dandi yang sangat berantakan sampai tidak bisa dibaca.

"Apaan nih? Le-on Dara-" Matanya semakin menyipit melihat nama itu. "Ini 'ta' atau 'za' sih? Bener-bener bagus tulisan si Dandi!" Decaknya.

"Nissa!"

Gadis itu menghentikan langkahnya saat mendengar seseorang memanggilnya dari arah belakang.

"Apa?" Tanyanya ketus saat melihat ternyata yang memanggilnya itu adalah Raffi.

Raffi menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Gue mau minta tolong."

Nissa mendelik, "Minta tolong apa?" Tanyanya jutek. "Tolong ajak Bunga nonton pertandingan basket siang ini."

***

Raffi menatap sekeliling tribun yang sudah dipenuhi oleh penonton, baik dari SMA Jaya Bhakti atau dari sekolah luar. Raffi menghela nafas panjang saat tidak melihat sosok yang sedari tadi ingin ia lihat. Ia tidak menemukan Bunga dimanapun, semoga saja pertandingan ini lancar karena jujur mood-nya sedang tidak baik.

"Raff, nih minum dulu." Ujar Wildan sambil menyerahkan sebotol air mineral padanya. Raffi menerimanya, ia tersenyum kecut mengingat biasanya Bunga yang selalu memberikannya minum.

"Liat tuh si Renata lonte ngeliatin lo terus!" Tunjuk Anggito pada sosok yang duduk di bangku paling depan. Raffi bisa melihat Renata tersenyum lembut padanya sambil melambaikan tangan.

"Lo kenapa sih kayak benci banget sama dia," Sinis Raja dari belakang. Anggito berdehem. "Emang gue benci sama dia, dasar manusia berkedok iblis." Balas Anggito sinis sambil melenggang pergi.

"Dan, Nissa gak nonton?" Tanya Raffi pada Wildan yang asik memainkan ponselnya.

"Nonton kok, tadi gue datang bareng sama dia. Mungkin sekarang dia lagi sibuk sama OSIS." Jawab Wildan, mata lelaki itu sama sekali tak teralihkan dari layar handphone-nya.

Untuk kesekian kalinya Raffi menarik nafasnya dalam. Mungkin saja Bunga tidak akan menonton pertandingan ini, mengingat tadi pagi Nissa tidak menjanjikan hal yang ia inginkan itu. Apakah Bunga sudah benar-benar membencinya. Apakah rasa cintanya selama ini terkalahkan oleh rasa kecewa?

"Ayo teman-teman semua semangat! Tunjukin kalo kita semua bisa!" Teriak Arjuna dengan semangatnya yang nampak membara. Anggito menyerukan kepalan tangannya ke udara. "Ey yo! Semangat kimakkkkk!"

Raffi hanya diam menatap anak-anak basket SMA Nusantara masuk ke arena bertanding. Lelaki itu sangat tidak bersemangat.

"Raff!" Panggil Anggito berbisik. Raffi hanya membalasny dengan bergumam. "Liat tuh yang paling tinggi, ganteng banget kan ya?"

Raffi mengikuti arah pandang Anggito dan melihat sosok pemuda berkulit putih dan berbadan tinggi sedang meminum air mineral. Raffi mendelik. "Lo gay? Seriusan lo selama ini ternyata gay?"

Impressive Love [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang