16

35.6K 977 7
                                    

___

Degh!

Raffi terkejut tak kala ia merasa sebuah tangan mendekap pinggangnya. Dengan segera ia menengok kebelakang, dan mendapati Bunga tengah memeluknya dan menyadarkan pipinya di punggung Raffi.

"Dingin, Raff." Ucap Bunga. Raffi-pun berinisiatif mencarikan tempat untuk mereka berteduh. Namun ia tidak kunjung menemukan tampat tersebut. Sehingga akhirnya ia melajukan motornya dengan cepat agar sampai rumah Bunga.

Raffi merasa ada sedikit desiran dalam hatinya. Senang dan perasaan bingung menjadi satu. Namun ada satu sisi dalam dirinya, yang selalu meyakinkan agar ia tidak pernah jatuh cinta pada Bunga.

Bunga, sama kaya cewe lain. Pasti cuma suka sama muka dan ketenaran lu aja. Ucap Inner sisi jahatnya.

Tapi pada kenyataannya. Bunga tidak pernah sama seperti mereka. Karena mawar itu berbeda dengan bunga bangkai. Semua orang tau itu. Tapi entah apa yang salah, perasaan Raffi terus mengatakan bahwa ia akan tetap memperlakukan Bunga seperti ia memperlakukan gadis lain.

'Habis manis, sepah dibuang.'

Katakan apapun sumpah serapah kalian untuk bajingan satu ini. Karena dia memang tidak berhati.

..

"Bung, udah nyampe." Ucap Raffi saat telah sampai di depan pagar rumah Bunga.

Bunga tersikap dan segera melepaskan pelukannya pada Raffi. "Maaf, soal pe-"

"Kaga pa-pa, kok." Kata Raffi sambil tersenyum gak jelas.

Sifat mesumnya mulai lagi deh..

"Ya udah, ujannya makin deres nih. Gue cabut ya." Pamit Raffi, ia lalu segera menyalakan mesin motornya. Dan pergi membelah jalanan ibukota yang tengah hujan.

Semantara Bunga hanya melambaikan tangannya, sambil tersenyum canggung.

...

Sesampainya di pintu kamarnya, ponsel Bunga bergetar menandakan ada sebuah pesan masuk. Ia dengan segera membuka pesan yang ternyata dari ibunya.

Sayang, mommy sama papamu belum bisa pulang. Karena penerbangan di Bali ditunda. Kamu di rumah ati-ati love you, sayang.

Bunga mendesis sebel. Mana berani ia di rumah sendirian. Tapi apalah daya, dari pada membahayakan nyawa kedua orang tersayangnya tersebut.

Ya udah, mommy sama papa juga hati-hati. Love you too.

Tadi pagi, sebelum mengantar Bunga, orang tuanya emang bilang mau pergi ke Bali, untuk perjalanan bisnis. Dan janji bakal pulang malamnya. Tapi berhubung kondisi cuaca di Bandara Ngurah Rai, sedang buruk,di tundalah penerbangannya.

Melangkah masuk ke dalam kamar-nya, Bunga entah kenapa merasakan kepalanya yang begitu berat. Dengan segera ia menghampiri sebuah meja nakas yang berada di samping ranjang queen size-nya.

Sambil berjongkok tangannya dengan terburu-buru mengambil sebuah botol kecil berisi Pil di dalam laci nakas tadi, dan saking terburu-burunya botol itu jatuh dan pecah dilantai. Tanpa perduli apapun Bunga mengambil dan segera menelan pil itu, sebanyak 5 biji.

Kepalanya terasa semakin sakit, darah segar lagi-lagi mengalir cukup deras dari hidungnya. Dengan cepat ia pun menghapusnya.

'Drrrrt, drrrrrrt, drrrrt!'

Suara ponsel di tas-nya berdering. Masih sibuk dengan menghapus darah mimisannya, Bunga mengacuhkan panggilan itu. Sampai panggilan itu berdering lagi. Ia pun segera mengangkatnya.

|Nissa💦 is calling you|

"Hallo niss." Ucapnya, dengan nada lemah.

"Halaw Bung, are you okay?"

"I'm fine, kenapa lo nelpon gue?"

"Hehehe, itu bisa kaga lu nginep di rumah gue. Soalnya gue sendiri nih di rumah."

"...."

"Halaw, ani badi hir?, Bung can you hear me?"

"Ya, tapi jemput gue ya. Kebetulan ortu gue lagi di bali."

"Siap, bosque."

Tut.

Nissa pun mengakhir panggilan tersebut.

'Gue mohon jangan kumat sekarang.' Ucapnya dalam hati.

Apa sisi lain dari diri lu, Bung?

18:30

Di rumah Nissa sekarang sudah ada lima orang perempuan yang lagu berdebat gak jelas. Entah karena apa Riska dan Novita benar-benar tidak mau kalah soal ini.

"Pokoknya kita pergi ke acara itu." Ucap Liya tak terbantahkan.

"Iya, kita bakal pergi." Sahut Riska tak terkalahkan.

Novita mendengus kesal. "Niss, bantulah." Pinta Novita. "Aldy ada turnamen basket nih, gimana coba cara gue pergi." Lanjutnya.

"Ya udahlah kita pergi aja. Kalau lu disuruh dansa, entar dansanya ama gue aja."

Novita akhirnya setuju dan mereka bersama-sama pergi ke acara ultah sekolah.

Hanya ada satu masalah, Bunga yang lupa mengabari Raffi bahwa kondisi-nya sudah lebih baik.

...

Bunga, Nissa, Riska, Novita dan Liya telah sampai di aula tempat acara itu dilaksanakan. Terlihat ramai, ya pastilah namanya juga acara.

Dan Bunga terus mengedarkan pandangannya ke seluruh aula. Ia menemukan sosok yang sangat dikenalnya sedang duduk di Pantry dengan perempuan yang sedang bergelanyut manja di tangannya.

'Raffi?'

Mata Bunga memanas, ingin kali aku datangin mereka. Tapi apalah daya, bukan prioritas.

Ia membuang muka ke arah lain, entah kenapa hatinya terasa sakit? Kenapa?! Lu udah suka ya, ama Raffi.

Ck, impossible..

Sampai sebuah tangan menyentuh pundaknya.

"Bung."

B e r s a m b u n g . . .

Gantung, gantung, gantung:)))

See you in next part😙

Impressive Love [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang