Extra Part Before Squel

5.9K 169 1
                                    

Ekstra Part || Squel

Pagi di hari rabu yang cerah, Bunga nampak berjalan santai menuju tukang sayur keliling yang terparkir di depan rumah Riska. Wanita 32 tahun itu nampak cantik dengan daster motif batik sambil menenteng sebuah dompet kulit.

"Mau masak apa, Ris?" Tanya Bunga.

Riska tersenyum, "sayur bening aja nih, sama ayam." Jawab Riska.

Bunga mengangguk sambil tersenyum, wanita itu lalu berlihat memilih sayur sop-sop-an untuk dimasaknya.

"Wah bu-ibu udah beli sayur aja nih," goda Nissa, wanita itu kemudian ikut membaur memilih sayur,

"Habis darimana, Niss?" Tanya Riska heran karena melihat tetangga sebelah rumahnya itu berpakaian lebih rapi dari biasanya yang hanya menggunakan daster. "Nganter Azura, Wildan tadi berangkat pagi-pagi banget."

Riska mengangguk mulut wanita beranak satu itu terlihat membentuk huruf 'o'

"Tadi gue ketemu Selvina, dia bilang mau pindah ke komplek ini besok atau lusa." Ucap Nissa. Bunga tersenyum sumringah. "Wah bisa jadi besan nih. Si Allana kan seumuran sama Raffa." Ucap Bunga antusias.

"Ya seumuran juga lah sama Azu. Tapi tuh si Azu mana pernah kayak tertarik sama cewek." Dengus Nissa sambil mengingat anak sematawayangnya Azura.

"Lo jodohin aja sama Si Saara." Canda Bunga sambil melirik Riska.

Riska menggelengkan kepalanya. "Ya kali anak umur 7 tahun udah di jodoh-jodohin."

"Tapi kalo kita tetanggaan sama Selvina pasti makin rame komplek kita."

"Bener tuh, blok sini lagian ibu-ibunya kebanyakan julid, jadi males gue ikutan." Ucap Bunga. "Whaha iya juga tuh,"

***

"Ma! Raffa main ke rumah Azura ya." Ucap Raffa pada ibunya yang sedang memasak di dapur, bocah lelaki berumur 7 tahun itu kemudian berjalan menuju pintu utama rumah, bahkan sebelum sang ibu memberi izin.

"Jangan sampai sore ya, nanti nenek kamu mau kesini." Peringat Bunga.

Raffa langsung menghentikan langkahnya, "nenek yang mana?" Tanya Raffa sambil bergidik. Ia membayangkan yang datang adalah nenek Zaalima yang pasti akan memeluknya erat ketika bertemu sampai nafasnya sesak.

Raffa mengusap dagunya kasar mengingat Azura pasti akan mengejeknya karena itu.

"Dua-duanya."

Mati kita! Lebih baik aku gak usah aku pulang ma! Batin Raffa.

Raffa tidak menjawab, bocah lelaki itu lalu berlari menuju pintu depan rumah.

"Raffa!" Langkah bocah lelaki berumur 7 tahun itu terhenti kala mendengar seseorang memanggilnya.

Ia menatap dari mana suara itu berasal, sosok gadis kecil ber-hoddie ungu nampak menatapnya dengan berbinar. "Allana?" Gumamnya.

"Kenapa lo disini?" Tanya Raffa heran.

Allana Malik Abraham, salah satu teman sekelasnya dan Azura di sekolahnya. Gadis kecil ini ia ingat adalah anak dari sahabat ibunya, tante Selvina.

"Aku pindah rumah disini," tunjuknya pada dua bangunan dari rumah Raffa. Jadi, rumah bercat putih berpagar hitam itu rumah Allana?

"Oh gitu," balas Raffa,

"Kamu mau kemana?" Tanya Allana. "Ke rumah Azura."

"Aku boleh ikutan main gak?" Tanya Allana, lagi-lagi dengan mata berbinar.

Raffa mengangguk saja, lagi pula hanya bermain, kenapa gak?

Ia dan Allana lalu berjalan bersama ke rumah Azura yang berada sekitar tiga rumah dari rumahnya. Mata Raffa nampak memincing saat melihat Azura sudah bermain masak-masak bersama Dinda dan Saara. Dengan wajah terpaksanya Azura nampak mengaduk-aduk sesuatu di dalam panci mainan plastik.

Saara nampak tertawa melihat Azura yang biasanya 'anti main masak-masak club' itu ikut mengaduk batu krikil di dalam panci mainan miliknya.

"Whoa, main masak-masak," ejek Raffa ke arah Azura. Azura semakin menampilkan raut dongkolnya. Tetapi raut dongkol itu seketika hilang saat melihat sesosok gadis kecil cantik dari belakang punggung Raffa.

"Allana?!" Teriak Saara antusias. Raffa memutar matanya bosan melihat Saara -Risaara Natalia Wijaya anak tante Riska itu memang selalu antusias dan ceria.

Dinda juga terlihat antusias melihat Allana, teman sekelas mereka itu ada disini.

Dinda -Adinda Damayanti Nugraha adalah sepupu Raffa, anak dari tante Novita dan om Dimas itu memang kadang terlihat malu-malu. Tapi akan sangat berisik bila sudah akrab.

***

"Bungaaa!"

"Aaaa, Selvina!" Bunga terlihat memekik senang saat melihat Selvina sahabat SMA-nya yang jarang terlihat ada di depan pintu rumahnya. Wanita itu memang sudah mendengar kabar dari Nissa kemarin. Tetapi ia hanya tidak menyangka Selvina akan langsung berkunjung ke rumahnya.

"Ganggu gak?" Tanya Selvina sambil terkekeh.

"Gak dong, yaudah yok masuk dulu." Ajak Bunga.

Selvina mengangguk lalu memasuki rumah Bunga, "kapan pindah?" Tanya Bunga sambil membawa nampan yang berisi es jeruk dan beberapa cemilan.

"Kemaren, ini aja baru selesai beres-beres makanya baru bisa mampir." Jawab Selvina, wanita cantik berusia 32 tahun itu lalu memberikan sebuah paper bag pada Bunga.

"Tart strawberry, buatan mama mertua."

Bunga terkekeh, ia ingat ibu mertua Selvina adalah seorang keturunan bule yang hobby memasak. "Pasti enak nih."

"Tadi Allana kesini, main sama Raffa ya?"

"Raffa lagi ke rumah Azu tadi, mungkin mereka lagi main disana." Jawab Bunga.

Selvina lalu menyeruput es jeruk buatan Bunga. "Lusa ke rumah ya, gue sama Allan mau adain selamatan," Ucap Selvina.

"Selamatan rumah ya?"

"Iya, yaudah gue ke rumah Riska, Nissa, sama Novita dulu mau bagi-bagi tart juga." Pamitnya sambil terkekeh.

Bunga mengiyakan sebelum mengantar Selvina ke pintu depan rumahnya.

***
Warn!
Part ini di buat untuk menjelaskan lebih dalam nama para tokoh anak-anaknya sebelum aku membuat Squel cerita Raffa Nugraha. Aku udah mau publis nih ya, jadi yang udah req kemarin segera baca dan tambahin ke perpus cerita kalian. Lop u❤

Impressive Love [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang