Part 1

2.2K 73 0
                                    

Di sebuah lorong rumah sakit,  terlihat seorang laki laki tampan berwajah bule  memakai jubah dokter terlihat sedang berjalan dengan terburu buru.  Kemudian ia di datangi seorang wanita,

"Dok, pasien di ruang 504 sudah  menandatangani pernyataan untuk operasi" kata wanita itu yang ternyata adalah seorang suster.

"baiklah,  segera atur operasinya" balasnya.

"oh ya dok,  tadi kepala rumah sakit menyampaikan pesan Dokter Stefan diharap ke ruangan beliau." kata suster itu lagi

Lelaki itu yang bernama Stefan hanya mengangguk,  dan berjalan pergi.

Sekarang dirinya sudah berada di depan ruangan yang bertulisakan Kepala Rumah Sakit Dr. Affandi Yunus,  dia kemudian mengetok pintu dan memasuki ruangan tersebut.

"silahkan, silahkan Dokter Stefan" kata dokter kepala tersebut ramah sambil mempersilahkan dokter Stefan untuk duduk

"anda memanggil saya dok?? " tanya Stefan

"dokter Stefan,  saya tau anda sangat berbakat sebagai seorang dokter,  tapi jangan memforsir dirimu sendiri. Anda memimimpin hampir semua operasi sendiri. Ambilah waktu untuk beristirahat. " ucap dokter yang sudah terlihat tidak muda itu

"terimakasih atas perhatiannya dok, tapi saya melakukan hal tersebut karena saya mampu." balas dokter Stefan

Dokter Affandi heran apa yang Stefan mau dengan memforsir dirinya sendiri, kemudian dokter Affandi pun bertanya
"Stefan, saya tau kamu mampu tapi saya hanya khawatir terlebih kamu ini adalah anak teman Om,  alm. Wibowo William. Sebenarnya apa yang kamu inginkan stef?  Tanya dokter Affandi lembut

"Uang, gelar, ketenaran dan kehormatan. Saya menginginkan semua itu." Tutur Stefan

"Kuperingatkan kau, kalau kau melakukan ini umurmu tidak akan panjang, Nak"

Tapi Stefan menolak nama panggilan itu. "jangan panggil saya seperti itu,  ini dirumah sakit Dokter Kepala Affandi Yunus. Mungkin anda dulu adalah teman papa saya tapi itu dulu sebelum papa saya bangkrut,  sekali lagi saya berterimakasih pada anda sudah mengkhawatirkan saya."

Dokter Affandi terdiam mendengarnya, teringat hubungan baiknya dengan papa Stefan dulu. Pernah dulu dia membawakan sebotol madu untuk temannya itu di rumah mewah mereka. Dia tau, sepertinya Stefan masih kecewa terhadapnya karena saat papanya dulu bangkrut ditipu oleh rekan bisnisnya dan tidak ada teman teman papanya yang membantunya hingga akhirnya Wibowo meninggal karena sakitnya.

Sebelum stefan pergi keluar ruangan Stefan kembali berkata "meskipun sekarang saya sudah tidak memliki apa-apa, saya tidak akan memyerah begitu saja.  Permisi. " 

Stefan berjalan dengan langkah gontai di lorong rumah sakit setelah keluar dari ruangan dokter Affandi.  Dia tau dia telah bersikap kasar pada kepala rumah sakitnya itu tapi dia terlanjur kecewa dengan orang yang mengaku sebagi teman papanya dulu.

*Flashback*
Sejak kematian papanya, Stefan dan mamanya terjerat oleh hutang yang sangat besar hingga mereka terpaksa harus kehilangan rumah mewah mereka. Dan bahkan setelah rumah mereka dijual, mereka hanya mendapat sisa uang sangat sedikit.

Sedangkan teman teman papanya yang kerap datang meminta bantuan papanya semasa papanya masih jaya tiba tiba lenyap. Setelah mereka pergi dari rumah mewah itu mereka membeli rumah sederhana dengan sisa tersebut. Stefan tidak mengerti, padahal papanya adalah orang baik, tapi kenapa jadi begini?

"papamu mendapat sial. Dia ditipu nak."

"Bagaimana kita melanjutkan hidup tanpa papa ma?"

Cinta dan KesetiaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang