Part 47

1K 76 28
                                    

Stefan duduk di tepi tempat tidur dengan tenang memperhatikan istrinya berrias didepan cermin. Saat Nasya sedang memakai antingnya Stefan mendekati Nasya dan memeluk pinggang Nasya dari belakang, sedangkan dagunya ia sandarkan di bahu istrinya.

"cantik." puji Stefan melihat untuk pertama kalinya Nasya yang memakai setelan bisnis.

"benarkah?" tanya Nasya tak bisa menyembunyikan senyumnya sambil memasang anting di sisi lain.

Alih-alih menjawab dengan kata-kata, Stefan mencium pipi Nasya untuk menunjukan kebenarannya.

"kamu nggak punya keluhan?" tanya Stefan penasaran.

Ekspresi Nasya berubah kaku sekejap, sebelum kembali pada ketenangannya. Ia meletakan tangannya di atas telapak tangan Stefan.

"awalnya iya.. Tapi aku melupakannya setelah melihat kamu datang. Kamu berbohong."

"butuh waktu lama untuk memutuskan kembali ke rumah sakit di sini atau nggak.... Setelahnya, aku buru-buru mempersiapkan segala hal. Jadi aku nggak sempat mengatakannya. Aku tahu aku salah, jadi aku rasa lebih baik lebih cepat untuk datang ke kamu. Maaf membuatmu khawatir lagi."

Stefan menegakan tubuhnya, dan Nasya menempatkan kepalanya bersandar di dada Stefan, mencari kenyamanan.

"Stefan... Kamu... Aku tahu kamu daripada bekerja di rumah sakit besar, kamu lebih suka bekerja di rumah sakit yang benar-benar membutuhkanmu. Kamu kembali ke sini selain untuk penelitian itu, apa karena.."

Melihat Nasya yang bertanya dengan serius sambil mengernyitkan alisnya, Stefan mengusap lembut puncak kepala Nasya.

"jangan terlalu banyak berpikir. Kesempatan ini memang baik untukku. Dan untuk tinggal dekat denganmu itu bonus besar. Lalu.. Bagaimana dengan kamu, Nasya yang lebih suka pergi ke dapur dan sekarang pergi ke perusahaan??"

"jangan menggodaku, tante Rosa dan Bryan hanya ingin memperlihatkan dan mengenalkan aku tentang perusahaan. Lagipula kamu tahu.. Aku nggak tertarik tentang ini semua, sejujurnya aku merindukan rumah kita."

"Jadi... Permintaan maaf diterima?" Tanya Stefan sambil menatap lekat mata Nasya lewat pantulan cermin di depan mereka.

Nasya menunjukan senyum cerahnya, dan kemudian berbalik dan melingkarkan kedua tangannya di leher Stefan. Nasya sedikit berjinjit dan mencium bibir Stefan dengan cepat.

"terimakasih." ucap Nasya dengan senyum lebarnya. Ia tahu Stefan melakukannya untuknya meski ia menyangkalnya.

Stefan memperlihatkan senyum bodohnya tanpa sengaja.

"lagi." ucap Stefan sambil menarik Nasya memperpendek jarak diantara mereka."

Nasya tak kuasa menahan senyum melihat suaminya yang kehilangan ketenangan. Ia kembali mencium bibir Stefan dengan cepat.

"lagi." pinta Stefan sekali lagi.

Kali ini Nasya mencium bibir Stefan lebih lama dari sebelumnya tapi tak begitu dalam, bisa di bilang Nasya hanya melakukan kecupan. Setelah itu di tengah ruangan yang hanya di isi mereka berdua terdengar gelak tawa dari keduanya.

---
Mobil berhenti di depan perusahaan Pradipta. Beberapa karyawan dan para direksi menunggu di depan perusahaan atas perintah atasan untuk menyambut cucu pemilik perusahaan dan keponakan direktur utama yang juga berarti calon pewaris perusahaan Pradipta Group.

Nasya turun dari mobil diikuti Bryan dan tante Rosa. Melihat gedung besar didepannya, Nasya punya emosi rumit terlihat dimatanya. Nasya terlihat canggung berdiri di samping tante Rosa dan Bryan dan ditatap segan oleh banyak mata di hadapannya.

Cinta dan KesetiaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang