Part 28

859 63 13
                                    

Di Mobil, Hito sedang menyetir sedangkan Stefan duduk di bangku penumpang di sebelahnya. Setelah lama dalam keadaan hening,  Hito mengatasi kecanggungan dengan berdehem dan memulai pembicaraan lebih dulu.

"Cerita sama gue yang detail, gimana loe bisa di teror?"

"mereka ngelempar batu  di rumah sakit gue, dan bikin keributan di sana."

"terus gimana sama situasi loe."

"sama kayak loe, karyawan gue juga bilang gitu."

"mereka ngumumin jadi musuh loe, karena loe ngebangun klinik di tempat mereka. Kekanakan. Terus kenapa restoran gue ikut jadi sasaran? Apa cuma karena mereka tau gue kenal sama loe."

"mungkin!! mungkin juga karena loe juga bukan warga sana, mereka emang agak antipati sama orang kota."

"gue nggak bisa diem aja, bokap gue bisa ngamuk kalo tau."

"posisi gue lebih sulit dari loe. Mereka bahkan ngancem bakalan nyakitin orang-orang yang deket sama gue."

"gue bakal bantuin loe, gue nggak mau mereka tetep dendam sama loe dan bakal nyakitin Nasya."

---
Stefan sampai di rumahnya, belum mendekati daun pintu rumahnya langkahnya terhenti karena iris matanya terkunci pada kumpulan bunga melati yang sedang bermekaran di depan teras rumahnya. Ia berdecak, kenapa setiap hal kecil yang dilihatnya mampu membuat pikirannya tertuju pada Nasya, istrinya. Terlalu larut dengan lamunannya, Stefan bahkan tidak menyadari kehadiran mang Aji.

"aden sudah pulang. Nyonyaaa,, aden pulang,  aden kembali." teriak mang Aji bahagia.

"Stefan, kamu kembali?? Sendirian?" tanya ny. Yeollita menyadari tidak menemukan kehadiran Nasya.

"rumah ini tanpanya,," gumam Stefan lirih.

"non Nasya nggak ikut kembali aden?" sahut bik Asih.

Di saat yang sama Ratu datang menghampiri, tadi ia melihat Stefan turun dari mobil Hito dan kemudian Ratu datang menyusulnya.

"Stefan.. Aku takut. Kamu di ancam sama orang-orang pedalaman itu kan??" ucap Ratu sambil melingkarkan lengannya pada lengan Stefan.

"Ratu, Lepas! Ratu?" hardik Stefan.

"seorang istri harus menemani dan memahami, aku nggak boleh menangis. maafkan aku Fan."

"kamu terlihat lelah, masuk dan istirahatlah." sela ny. Yeollita saat menyadari raut wajah Stefan yang jengah akan kehadiran Ratu.

Stefan mengangguk, kemudian memasuki rumah menuju kamar pribadinya. Ratu hendak menyusul tapi di hadang oleh ny. Yeollita.

"Ratu, mau kemana kamu?

"aku akan masuk dan menyiapkan makan dan minum untuk Stefan."

"tidak perlu, kita punya bik Asih."

"bagaimana mungkin pembantu bisa menyiapkan lebih baik dari seorang istri? Sekarang tidak ada yang mengurus Stefan, karena dia kembali sendirian. Aku sebagai istri Stefan yang lain akan mengurus keperluan Stefan." ujar Ratu, dan melenggang masuk rumah menyerobot kehadiran ny. Yeolitta.

"lihat caranya berbicara" gerutu ny. Yeolitta.

"non Ratu tidak punya malu nyah." imbuh bik Asih.

Di kamarnya Stefan hendak mandi, ia melepas kalung pemberian Nasya. Di saat yang sama ia terkesiap karena pintu tiba-tiba terbuka dan muncul Ratu.

Cinta dan KesetiaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang