Part 26

943 52 13
                                    

Pagi ini Nasya sudah berada di dapur, ia akan menyiapkan kue yang ia buat sendiri untuk dibawa ke hotel tempat pernikahan Raya. Sebenarnya Raya sudah menolak Nasya untuk membuatnya karena ia sudah sekalian memesan kue dari cathering, tapi Nasya tetap keukeuh membuatnya.

Tapi karena itu juga saat ini menjadi pagi yang indah dan membahagiakan bagi Stefan dan Nasya. Bagaimana tidak seolah melupakan perdebatan semalam dan hal yang mengesalkan beberapa hari lalu, pagi ini Stefan membantu Nasya menyiapakan kue-kue itu.

Alhasil terciptalah pemandangan romantis bagi siapapun yang melihat pasangan itu, karena Stefan dan Nasya berada di jarak yang sangat dekat dan sekali-kali saling melempar pandangan dengan senyum yang tak pernah hilang dari wajah mereka. Beberapa kali juga tangan mereka berdua tak sengaja bersentuhan karena memindahkan kue dari loyang ke satu wadah yang sama disertai beberapa perdebatan kecil bagi mereka.

"bagaimana bisa kamu meletakanya seperti ini? Kembalikan!" protes Nasya saat melihat Stefan meletakan kue nya dengan posisi yang salah.

"tidak boleh" ucap Nasya lagi saat melihat Stefan akan menancapkan garpu yang ia pegang pada salah satu kue untuk di makannya.

"aku bahkan belum mencobanya." ucap Stefan memelas."

"tidak boleh,, nanti saja.."

"sedikit, aku hanya akan mengambil yang jelek."

"ehm.. " suara bik Ana mengagetkan Stefan dan Nasya hingga membuat mereka menghentikan perdebatan kecil itu.

"saya iri.. Saya ingin menikah seperti kalian berdua." ucap bik Ana.

"oke, oke bik Ana segeralah menikah.. Nasya dukung." sahut Nasya.

"sudahkah non mencicipi ini? Saya akan mencicipi duluan ya non? Terimakasih." ucap bik Ana hendak mengarahkan kue di sendoknya ke mulutnya.

"siapa yang bilang boleh bik.." ucap Nasya hingga membuat bik Ana menurunkan tangannya. Kemudian Ersya datang menghampiri mereka bertiga.

"kak, kita akan berangkat ke hotel. Jaga mama, papa sama rumah dulu ya kak. Apa ada yang harus Sya bawa kak?" tanya Ersya.

"ada, bawa kue-kue ini sama yang di atas meja ruang tamu kamu bawa juga." jawab Nasya.

"bik Ana, bantu bawa ini ke depan dan bantu Ersya membawanya ke mobil." pinta Nasya pada bi Ana.

Nasya kemudian mengambil salah satu kotak dan hendak pergi diikuti bik Ana yang membawa kotak lain. Melihat Nasya yang akan beranjak dari tempatnya Stefan pun mengikuti Nasya. Nasya yang melihatnya pun berdecak heran.

"kenapa kamu mengikutiku?"

"depan.. Depan mana? Dekat dengan tetanggamu?" tanya Stefan membuat Nasya menarik nafasnya karena pertanyaan bodoh yang dilontarkan Stefan.

"hanya di depan Stefan.. Aku hanya berjalan sebentar dan segera kembali."

"aku akan membantumu membawanya."

"ti..daak perluu." ucap Nasya penuh penekanan.

Nasya, Ersya dan bik Ana kemudian berlalu meninggalkan Stefan sendiri di dapur. Stefan yang awalnya merasa kesal karena di tinggalkan kini tersenyum melihat kue-kue yang di depannya.

"hal bagus, aku menyelamatkan satu ke dalam mulutku." gumam Stefan sambil memakan kue yang tersisa di meja.

---
"letakan di sini dulu, bik Ana panggil pak Rusli untuk membawakannya ke mobil." pinta Nasya setibanya mereka di teras rumah.

Cinta dan KesetiaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang