Part 9

1K 59 7
                                    

Di dalam mobil, Stefan semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Nasya,  Nasya jadi salah tingkah dan bingung akan perlakuan Stefan padanya. Kemudian ia melengoskan pandangannya yang malah membuat Stefan tertawa kecil dan beranjak dari posisinya untuk keluar dari mobil.

"manusia gila macam apa dia" ucap Nasya yang masih duduk di kursi penumpang.

Sampai akhirnya Stefan membukakan pintu untuknya,  sambil tersenyum manis. Nasya pun turun dari mobil menuju ke dalam rumah diikuti oleh Stefan. Stefan tak bisa melepaskan senyumnya melihat gelagat Nasya, sepertinya ia memiliki hobi baru yakni menggoda calon istrinya itu.

"Nasya,  kamu pergi tanpa pamit. Mama kan khawatir." ucap ny. Yeolitta memghampiri Nasya dan Stefan.

"maaf,  ma.  Nasya tak terpikirkan tadi." sesal Nasya.

"jika kamu pulang sekarang,  itu akan menjadi masalah besar untuk orang tuamu,  nak. Hal itu akan merusak nama mereka. Orang-orang akan mengatakan kalau orangtuamu tidak bisa diandalkan dan mencap dirimu sebagai wanita yang gagal menikah." nasihat ny. Yeolitta

"kamu dan orangtuamu akan dogosipkan terus oleh orang-orang.  Kamu tak ingin hal itu terjadi kan? "

"sudah tidak ada bis lagi hari ini,  sebagai gantinya mari masuk kedalam saja non." ucap mang Aji sambil membawakan koper Nasya kedalam.

Malam harinya,  Nasya sudah berada di tempat tidurnya berniat memejamkan matanya, apa daya sudah satu jam lebih ia tak bisa tidur. Dan kini ia hanya membolak balikkan badannya.

Nasya tak faham jalan pikiran Stefan.  Ia kemudian mengingat apa yang Stefan lakukan hari ini padanya. Mulai dari Stefan yang dingin padanya seakan ingin ia pergi dari rumahnya,  dan kemudian  tiba tiba menjadi lembut dan suka menggodanya. Apa mau laki laki gila itu?  Batin Nasya.

Di tempat lain,  Stefan terlihat sedang berada di samping rumahnya sibuk meninju samsak yang bergelantungan.  Ya,  Stefan memang hobi melakukan olahraga aksi seperti ini dari dulu.  Meskipun saat dewasa ia memilih menjadi dokter untuk kelangsungan hidupnya dan mamanya. Bukan malah menggeluti pekerjaan yang berhubungan dengan kesukaannya itu.

Mata Stefan terus terpaku pada samsak di depannya serta tangannya terus meninju samsak itu berulang dan melaju semakin cepat dan keras. Emosinya seolah sepenuhnya belum terluapkan hingga ia terus mengulanginya beberapa kali.

Otaknya terus berkelana ke berbagai arah, terus memikirkan berbagai hal yang hinggap di kepalanya membuatnya stress sendiri dan memilih menyendiri di tempat favoritnya itu melampisakan semuanya pada samsak yang tak bersalah.

Ingatan akan kenangan kenangan romantis dengan mantan kekasihnya kembali menguasai setiap inti dalam bagian otaknya.

Stefan mengakhiri pukulan-pukulan amarahnya dengan melakukan tendangan memutar pada samsak itu. Ia kemudian mengambil botol minuman yang terletak tak jauh darinya. Meneguk isinya hingga nyaris tandas sampai akhirnya ia terduduk lemas.

Stefan kemudian mengulurkan tangannya,  mengambil ponsel yang ia letakkan di bawah pohon di belakangnya. Ia menghidupkan layar ponselnya dan menampilkan wallpaper seorang wanita sedang tersenyum. Terlihat jelas kesedihan dari sorot mata Stefan melihat foto Ratu.

---
Pagi hari
Sebuah mobil mewah melewati gerbang tinggi,  memasuki sebuah rumah mewah.  Mobil itu berhenti di depan pintu.  Seorang lelaki turun dari pintu kemudi berjalan ke arah sebaliknya membukakan pintu untuk seorang wanita,  kemudian sang wanita itu turun dari mobil dengan senyum sumringahnya.

Ternyata mereka adalah Ratu dan suaminya, Marcel Hutomo.  Mereka tampak bahagia pulang dari bulan madunya di luar negeri.

Ratu masih amat tampak bahagia saat masuk kedalam rumah mewah suaminya itu,  ia bahkan berkata pada suaminya kalau ia ingin mengajak suaminya untuk masih tinggal di London selama beberapa bulan kedepan jika saja suaminya itu tidak harus segera kembali ke Universitas untuk mengajar.

Cinta dan KesetiaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang