Part 27

878 62 16
                                    

"seorang teman sepertimu tidak akan berbohong pada temannya kan? Tapi tatapan semua orang.. Terlihat mencurigakan ketika membicarakanmu."

"izinkan aku menanyakan satu pertanyaan saja yang sangat penting... Antara pertemanan kita apakah kamu menyembunyikan sesuatu?" ucap Stefan sambil menatap mata Nasya lekat.

Nasya kemudian memutar bola matanya, ia kebingungan dengan pertanyaan Stefan. Apa yang harus ia katakan? Jujur pada suaminya atau menjaga rahasia keluarganya. Di tengah kebingungan Nasya Stefan masih setia menatap Nasya menanti sebuah jawaban.

Menatap manik mata Stefan terus menerus membuat Nasya tak kunjung mendapat jawaban, ia justru semakin salah tingkah karena Stefan tak melepaskan pandangannya. Sementara saat ini tubuh mereka masih sangat dekat hanya menyisakan sedikit jarak karena tangan mereka masih terpaut, dan Stefan masih merengkuhnya untuk berdansa. Nasya kemudian mengedarkan bola matanya. Di saat itu ia melihat mama dan papanya sedang terlihat sangat bahagia, hingga ia lupa sesaat akan pencarian jawabannya.

"kamu melihat keluargamu. Mereka satu-satunya orang yang kamu cintai kan? Antara mereka yang kamu lihat atau seseorang yang sedang menggenggam tanganmu saat ini di sini. Siapa yang akan kamu pilih?"

"aku.. "

"pertanyaan ini sangat penting untukku. Pikirkan dengan baik dan katakan padaku."

"aku tidak menyembunyikan apapun darimu." jawab Nasya.

"kamu akhirnya menjawab pertanyaanku. Apa kamu yakin dengan jawabanmu?"

"ya, aku yakin" Stefan melepaskan genggamannya dan tangannya dari pinggang Nasya.

"Stefan.." panggil Nasya lirih. Ia terlalu terkejut melihat reaksi Stefan yang tiba-tiba. Pandangannya nanar melihat Stefan pergi meninggalkannya sendiri di atas lantai dansa.

---
Sepeninggalnya Stefan dari lantai dansa, ia mendekati seorang pelayan dan mengambil gelas berisi minuman dari nampan pelayan tersebut. Kemudian ia menuju ke ujung ruangan dekat panggung tempat para pemain alat musik, tempat yang cocok pikirnya untuk menjauh dari kerumunan orang karena meskipun masih berada di area depan tetapi di sini tidak terlalu mencolok. Padahal tempatnya tak terlalu jauh sehingga ia masih bisa melihat Nasya yang saat ini sudah turun dari lantai dansa dan sedang ditemani oleh kedua saudaranya.

Meskipun dari jarak pandang yang tidak dekat, Stefan masih dapat melihat wajah Nasya. Saat dirinya sibuk memikirkan jawaban Nasya tadi, Bryan menghampirinya dan ikut bersandar pada dinding di sebelahnya.

"tiga wanita di keluarga Wijaya sangat cantik bak malaikat. Yang dua sudah menikah, tersisa satu lagi. Bisakah gue mendapatkannya?"

"kemarin, Nasya tanya kenapa gue datang untuk membawanya kembali."

"oh, iya bener. Gue masih mikir. Kalo lo beneran cinta sama Ratu, loe harusnya gunain kesempatan ini buat kembali sama dia."

"hey, gue bukan orang yang ceroboh. Kalo gue lakuin semua itu, gue cuma mempermalukan dan mencoreng nama orang tua gue sama orang tua Nasya."

"alasan loe ada di sini cuma tanggung jawab kan? Nasya mungkin mau tanya sama loe seperti apa yang gue tanyain sama loe sekarang."

"dia udah tanya sama gue. Dia bilang kalo gue nggak bisa jawab pertanyaan dia. Dia nggak mau ikut gue balik. Dan gue nggak punya jawabannya. Ini tuh pertanyaan paling susah sedunia."

Cinta dan KesetiaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang