Part 49

348 46 5
                                    

Setelah makan malam, Hito mengajak Raya untuk pulang. Tapi Raya tak ingin pulang. Ia mengajak Hito pergi ke club untuk bersenang-senang.

Awalnya Hito menolak, tapi Raya bersikukuh. Jika Hito pulang, ia akan pergi sendiri. Akhirnya Hito mengalah dan pergi bersama Raya dengan maksud untuk menjaganya.

Sesampainya di club Hito berusaha menghentikan Raya minum-minum dan membujuknya untuk pulang. Raya tak minum banyak, tapi karena ia tak pernah minum sebelumnya dan kadar alkoholnya rendah jadilah ia cepat mabuk. Mendengar ocehan Hito, Raya jadi kesal dan membentaknya untuk pulang sendiri saja.

Raya lalu beranjak bangkit mau ke toilet. Tapi saking mabuknya, jalannya jadi sempoyongan dan tak sengaja bertubrukan dengan seorang pria.

Pria itu langsung kurang ajar menggodainya. Untung saja Hito bergerak cepat melindungi Raya. Dia memberitahu pria itu kalau Raya ini adiknya dan mengusir pria itu.

"Mana gue tahu? Kalau dia wanita baik, ngapain ada di sini? Wanita baik itu tinggal di rumah." Kesal pria itu setelah mendapat tonjokan dari pria tak dikenal.

Raya jelas kesal dan langsung menangis sambil jejeritan merutuki pria itu. Err... tapi tentu saja rutukannya sebenarnya lebih ditujukan pada Cemal.

"Ray Ray, apa yang akan kamu dapat dengan melakukan ini? Ayo, pulang saja." keluh Hito lalu memapahnya pulang.

***

Mang Aji mendatangi Nasya untuk mengabarkan kalau Stefan akan tidur di rumah sakit malam ini. Tapi dia akan datang kemari besok pagi. Sekarang ini, Stefan masih sibuk dengan pekerjaannya. Sepertinya dia harus tinggal di ibu kota untuk sementara waktu.

"Kalau begitu, pesta besok tidak akan terkendala. Bagaimana?" Usul Bryan. "Aku sudah tidak sabaran. Aku ingin dia melihat rumah itu."

Nasya setuju. Mang Aji penasaran, rumah apa yang mereka maksud? Tapi Bryan tidak mau bilang, rahasia dong.

Percepat.
Stefan dan mamanya tiba di rumah keluarga Pradipta. Tapi hanya seorang supir yang menyambutnya. Pak Supir mengaku bahwa dia diperintahkan Bryan untuk menjemput mereka ke suatu tempat, Nasya sendiri sedang tidak ada di rumah sekarang dan menunggu mereka di tempat tersebut.

"Lalu kita mau pergi ke mana?" Tanya ny. Yeollita.

"Pesta rumah baru."

Stefan dan ny. Yeollita jelas heran mendengarnya. Yang tak disangka, Pak Supir ternyata membawa mereka ke rumah lama keluarga Wibowo. Bryan keluar saat itu untuk menyambut mereka.

"Ini... apa-apaan semua ini?" Heran Stefan.

"Kejutan!! Sebentar lagi, lo akan mengetahuinya sendiri. Selamat datang, tante. Ayo, Fan. Kita masuk dulu."

Di dalam, ternyata sudah banyak berkumpul orang-orang dari kalangan kelas atas. Ersya juga ada di sana. Seorang pembawa acara lalu tampil ke muka untuk menyambut mereka semua dalam acara pesta rumah baru, sang pemilik baru rumah ini.

Tepat saat itu juga, Nasya turun dengan begitu cantiknya. Tapi Stefan tidak tampak senang melihat segala perubahan ini.

Bryan memberitahu ny. Yeollita dan Stefan bahwa kakeknya memutuskan untuk menyerahkan rumah ini pada Nasya. Para tamu yang datang ini adalah kerabat kakeknya.

Bryan sengaja mengundang mereka agar mereka tahu bahwa sekarang rumah ini kembali menjadi milik Stefan. Sekaligus agar orang-orang itu tidak lagi menyalahkan mendiang pak Wibowo, Ayah Stefan. Mereka selalu menuduh Ayah Stefan sebagai penyebab kehancuran keluarga.

Ny. Yeollita memperhatikan ada beberapa tetangga lama mereka juga di sana... orang-orang yang pernah meremehkan dan pura-pura tak kenal Stefan dan ny. Yeollita saat mereka jatuh bangkrut.

Cinta dan KesetiaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang