Part 20

1K 61 23
                                    

Malam hari,  di kediaman Stefan. Ia,  mamanya,  dan Nasya sedang menikmati makan malam di ruang makannya.

"mama bahagia jika kamu baik-baik saja." komentar ny. Yeolitta.

"mama dengar kamu kembali untuk merekrut beberapa dokter muda untuk membantumu di sana."

Stefan hanya tersenyum menanggapai perkataan mamanya. Nasya masih terlihat kesal ia sama sekali tak berbicara.

"ambilkan sedikit sayur itu." pinta Stefan pada Nasya.

Nasya tak mengambilkannya, tapi ia hanya sedikit mendorong piringnya mendekati arah Stefan.

"kamu tidak bisa hanya sekedar mengambilnya dan menaruh di piring ku? Sangat keterlaluan." sindir Stefan.

Mendengar sindiran Stefan,  Nasya lalu menyendokan sayuran itu. Berpikir Nasya akan mengambilkannya, Stefan mengangkat piringnya dan mendekatkannya pada Nasya.  Tapi tangan Nasya bergerak ke arah lain,  ia meletakan sayuran itu di piring mertuanya.

"terimakasih sayang." ucap ny. Yeollita.

Stefan hanya tersenyum menatap Nasya sedangkan Nasya memberikan tatapan dingin pada Stefan.

---
Percepat.
Siang ini sepulang dari Rumah Sakit, Stefan sedang berada di rumah Ratu, bukannya apa-apa ia hanya berniat membantu Ratu. Bagaimanapun Ratu pernah menjadi wanita yang berarti baginya atau masih. Entahlah hanya Stefan yang tau.

"terimakasih Fan, kamu sudah membantuku mencari pekerja baru."

"hm,  kamu harus berhati-hati. Pekerja yang lama mungkin masih mendendam. Dia mungkin kembali dan menimbulkan masalah."

"terimakasih untuk perhatianmu, Fan.. "

"jangan membandingkan orang di sini dengan orang di kota. Jangan bertingkah lebih tinggi di sini." ucap Stefan kemudian pergi menemui beberapa pekerja itu.

"den Stefan bilang menyuruh non pergi,  tapi sebenarnya masih perhatian sama non." bisik mimi.

"itulah Stefan,  dia mungkin bermulut kasar,  tapi hatinya lembut. Aku mengenalnya lebih dari siapapun. Dia milikku." ucap Ratu.

"Stefan,  sepertinya langit-langit lantai atas bocor."

"ruangan yang mana?"

"aku akan membawamu kesana."

"dimana?" tanya Stefan pada Ratu saat mereka tiba di sebuah ruangan. Sebuah kamar tepatnya.

Bukannya menjawab, Ratu malah memeluk Stefan.

"aku sangat merindukanmu,  aku tidak bisa menahannya, aku ingin memelukmu terus." ucap Ratu.

"lepas.. Lepaskan aku Ratu.."

"rumah ini..  Bukanlah rumah pengantin yang kita impikan. Tapi dimana pun kita berada asal bersama itu seperti di surga kan Fan. Benarkan? Stefan?" ujar Ratu.

"Ratu,  sadarlah! Kita memiliki keluarga masing-masing sekarang."

"tidak!! baik aku atau kamu sama sama tidak mencintai pasangan kita. Stefan mari kita memulai semuanya. Ini belun terlambat. Kamu bisa keluar dari Rumah Sakitmu."

"kenapa kamu sangat membenci pekerjaanku?" tanya Stefan.

"lalu kenapa kamu sangat bangga bekerja di sini,  pergi ke pedalaman. Kamu bisa bekerja di rumah skit besar di kota?  Atau bahkan mungkin kamu ingin mendirikan rumah sakit di Jakarta? Aku bisa membantumu."

Cinta dan KesetiaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang