Part 33

879 78 23
                                    

Di dalam mobil.
"Cemal..Cemal??" panggil Raya berulang kali. Sedari tadi Cemal mendiamkannya sejak keluar dari rumah Stefan dan Nasya.

Cemal menoleh sebentar menatap Raya, sebelum akhirnya kembali fokus pada kemudinya.

"apa kamu marah?" tanya Raya sekali lagi.

"Stefan sama sekali tidak menyelamatkan wajahku. Aku menghampirinya untuk mengundangnya baik-baik. Aku memberikannya uang dan kestabilan tapi dia menolaknya. Dasar bodoh!" jawab Cemal menggebu.

"hanya hal itu bisa membuatmu marah? Bukannya itu wajar untuk setiap bisnis? Proposalmu bisa saja diterima atau ditolak."

"sudahlah, kita pulang saja!" ujar Cemal dingin.

Raya mengehela nafas kasar, tak pernah dilihatnya sikap Cemal yang meledak-ledak seperti ini. Raya merasa ada yang disembunyaikan oleh Cemal darinya, tidak mungkin hanya karena ditolak berkerjasama oleh Stefan bisa membuat Cemal seemosi ini. Tapi karena tidak ingin menambah emosi Cemal terlebih suaminya itu sedang menyetir, Raya memilih diam.

---
"apa yang terjadi? Aku sangat bingung." tanya Nasya sambil mendorong kursi roda Stefan mendekati tempat tidur.

"Cemal itu ingin mendirikan rumah sakit."

"lalu?"

"aku tidak mau mendirikan rumah sakit yang dikomersilkan,  itu melawan visiku sendiri. Lagipula kita masih punya klinik yang harus kita dirikan ulang karena longsor." jawab Stefan yang mendapat anggukan dari Nasya.

Melihat Stefan yang hendak berdiri, Nasya kemudian membantu Stefan berdiri untuk pindah ke tempat tidur, ia juga menutupi sebagian tubuh Stefan dengan selimut.

Stefan melihat Nasya yang melamun, ia tak berani menegurnya mungkinkah Nasya memikirkan kakaknya Raya yang mungkin kecewa dengan sikap Stefan tadi. Sehingga Stefan hanya diam menunggu Nasya selesai dengan lamunannya.

Di tempat lain, setibanya Raya sampai di rumah ia lalu menuju ruang kerja Cemal. Raya lalu bergegas mencari sesuatu di setiap sudut ruang kerja Cemal. Ia membuka setiap laci dan memeriksa setiap berkas. Sampai akhirnya ia menemukan sebuah map yang berisi sebuah dokumen tentang kontrak  pendirian rumah sakit dimana investornya adalah pak Atmajaya dan disebutkan dalam kontrak  jika dr. Stefan Elvano William yang akan memimpin pembangunan rumah sakit.

Raya terduduk di kursi putar milik suaminya itu. Tentu saja dia shock melihatnya, selama ini Cemal tidak pernah menceritakan hal ini padanya. Cemal berbohong tentang meminta Stefan bekerja sama karena nyatanya di kontrak ini jelas disebutkan jika pihak yang dimaksud untuk memimpin pembangunan rumah sakit adalah Stefan bukan Cemal. Jadi selama ini Cemal sudah merencanakannya? Batin Raya.

Lebih shock lagi karena di balik kontrak itu dia menemukan kontrak-kontrak lain yang serupa dengan berbagai macam bisnis dengan nama dan tandatangan orang lain, bukan nama Cemal. Raya menutup kasar map yang ia pegang, pandangannya nanar tertuju pada map yang ia pegang.

Di waktu yang sama Nasya kini sudah duduk di samping Stefan mendengar lebih lanjut penjelasan Stefan akan keraguannya pada Cemal.

"jadi? Maksudmu Cemal ingin menggunakan posisimu sebagai tameng?"

"ya, ada hal yang aneh dari dirinya. Jika dia tau jika aku yang seorang dokter yang tidak terlalu suka untuk melakukan bisnis, apalagi maksudnya untuk mengkomersilkan rumah sakit dia pasti tidak akan datang padaku. Dia harusnya datang ke investor atau sebuah yayasan rumah sakit,  yang jelas lebih mengerti tentang membangun sebuah rumah sakit. Terlebih mendirikan sebuah rumah sakit besar tidak hanya membutuhkan sedikit uang. Dia jelas bukan orang biasa, mungkin dia sudah biasa melakukannya karena... dia terlihat licik. Dia baik pada kita karena menginginkan sesuatu dari kita." jelas Stefan panjang lebar.

Cinta dan KesetiaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang