Part 18

938 63 22
                                    

Stefan dan Nasya sudah beberapa hari tinggal di pedalaman. Hubungan mereka jauh lebih baik daripada saat mereka di rumah. Stefan dengan rutinitasnya yang sering ke klinik dan ia juga bahkan mengunjungi rumah warga untuk hanya sekedar memeriksa atau memberi pengobatan kepada warga yang tidak bisa pergi ke klinik. Nasya juga setiap hari akan menyiapkan bekal makanan untuk Stefan.

Saat ini Nasya memutuskan untuk membantu pekerjaan bu kades di sambil menunggu Stefan pulang. Kebetulan bu kades dan beberapa warga di sini bekerja membuat tikar anyaman.

"seperti ini?" tanya Nasya memperlihatkan hasil buatannya yang baru setengah jadi itu.

"ya benar, 2-1-2 seperti itu." jawab bu kades sambil tangannya tetap lihai merangkai anyaman bambu.

"dia bagus, baru aku mengajarinya dan dia bisa melakukannya." ucap bu kades pada para wanita lain di sana yang juga sedang membuat anyaman bambu itu.

"tidak, tidak.." elak Nasya.

"ini biasanya memakan waktu satu bulan untuk membuat orang terbiasa." puji salah satu warga.

Sesaat kemudian datanglah beberapa wanita yang juga merupakan warga di desa itu.

"untuk apa kalian disini?" tanya bu kades.

"desas-desus telah beredar bahwa istri dokter itu sangat cantik, jadi kami datang untuk melihatnya." ungkap salah seorang wanita. Nasya hanya bisa tersenyum kikuk mendengarnya.

"wow, gadis kota memiliki kulit yang sangat putih dan bibir yang merah. Dia sangat cantik." puji seorang lagi.

"tidak seperti itu, ini hanya karena makeup. Oh ya,  disini ada yang ingin memakai makeup?"

"ya.. Tentu saja kita ingin."

Nasya lalu membantu beberapa wanita dan ibu ibu itu mengoleskan makeup, tapi sepertinya para wanita itu terlalu bersemangat hingga terus menerus mengaplikasikan makeup tebal-tebal. Tapi karena semuanya tampak bahagia,  Nasya yang melihatnya pun ikut menyunggingkan senyuman.

Di tempat lain,  ny. Yeollita sedang duduk di teras rumahnya menikmati secangkir teh hangat.

"kelihatannya,  seseorang memperbaiki rumah di sebelah?" tanya ny. Yeollita pada bik Asih.

"saya melihat banyak orang datang dan pergi sejak kemarin,  nyah. Saya mendengar jika rumah itu disewakan. Seseorang pasti telah menyewanya saat ini." jawab bik Asih.

"Kita adalah tetangga,  kenapa kamu tidak bawakan beberapa makanan dan perkenalkan dirimu nanti. Katakan pada mereka jika makanan itu dariku,  dan jika mereka butuh sesuatu bisa minta tolong ke kita."

"Ya nyah."

Lalu pada saat itu,  Ratu datang dengan seorang wanita yang membawa rantang.

"Tante sangat baik. Aku akan menganggap tante sebagai panutanku."

"Ini ayam bakar buat tante." Ucap Ratu, dan kemudian seseorang yang tadinya membawanya menyerahkannya pada bik Asih.

"Kamu tidak kembali ke Jakarta?" ucap ny. Yeollita masih terkejut dengan apa yang dilihatnya.

"Aku bahagia, karena kita adalah tetangga." ucap Ratu.

"Kamu adalah orang yang menyewa rumah di sebelah?" tanya ny. Yeollita memastikan.

"Ya, tante nyuruh saya buat keluar dari rumah ini. Jadi saya menurutinya. Dan juga saat ini saya tidak punya tujuan,  saya tidak bisa kembali ke Jakarta. Tolong dimengerti."

Cinta dan KesetiaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang