Pagi hari, Bryan kembali mendatangi rumah bu Dina. Ia masih belum menyerah untuk mendapat informasi. Bu Dina terkejut begitu ia membuka pintu mendapati Bryan sudah berada di depan rumahnya.
"kamu, kenapa kamu di sini lagi?"
"saya cuma mau minta tolong sama ibu. Saya keponakan dari Gunawan Pradipta. Saya cuma mau cari tahu tentang istri om saya."
"saya tidak tahu apa-apa. Maaf. Lebih baik anda pergi." ucap bu Dina.
"apa ibu Dina tinggal sendiri?" tanya Bryan penasaran, karena dari semalam ia sepertinya tak menemukan orang lain yang tinggal di rumah ini.
Bu Dina tidak menyahuti Bryan, ia akan beranjak kembali memasuki rumahnya, namun langkahnya terhenti ketika mendengar perkataan Bryan.
"bu Dina mungkin sangat cantik waktu muda, om saya dan para pekerja mungkin tidak butuh waktu lama untuk jatuh cinta dengan bu dina."
"baik lah, baiklah. Saya adalah istri om kamu, itu yang ingin kamu dengar kan."
"benarkah?" tanya Bryan meyakinkan.
"saat bicara kebenaran, kamu tidak mempercayainya. Jika kamu tidak percaya. Cepat pergi dari sini. Saya hidup sendiri untuk waktu yang lama, saya tidak pernah meminta apapun dari om kamu atau keluargamu. Apa kamu pikir saya akan meminta sesuatu darimu?"
"jika itu benar-benar ibu Dina adalah istri om saya? Apa ibu tinggal sendiri?"
"saya punya anak, anak dari om kamu."
"anak itu, perempuan atau laki-laki?" tanya Bryan lagi.
"perempuan."
"dan dimana dia sekarang?"
"kamu ingin melihat dia? Kenapa kamu mau ketemu sama dia? Bagaimana dengan om mu, Gunawan Pradipta?"
"katakan pada saya dulu, dimana puteri ibu?"
"dia tidak bersama saya."
"dan bagaimana jika saya ingin bertemu dengannya?"
"itu butuh waktu, tapi saya akan mencarinya untukmu."
"kakek saya sangat sakit, Beliau sangat ingin bertemu dengan tante saya dan seppupu saya."
"saya juga punya waktu yang sulit, saya juga sakit. Saya tidak bisa membesarkan putri saya, karenanya saya meminta orang lain untuk merawatnya. Tapi jika kamu ingin saya mencarinya, saya tidak punya uang untuk pergi."
"ini, apa ini cukup." ucap Bryan sambil memberikan semua uang yang berada di dompetnya.
"jika saya tidak dalam waktu yang sulit, dan tidak sakit. Saya tidak akan meminta apapun dari kamu. Kalau tidak, harusnya aku mendatangi keluargamu sudah dari dulu. Tapi saya punya waktu yang sulit juga."
"ya, saya tahu. Saya akan menemui ibu lagi untuk bertemu dengan sepupu saya. Kapan saya bisa datang lagi?"
"beri saya waktu, sekitar.. Sekitar satu minggu."
"oke, sekarang karena kita membicarakannya. Saya sangat bersemangat. Saya tidak pernah punya saudara sebelumnya. Dan ini bahkan seorang sepupu perempuan."
---
Nasya menemui Raya yang sudah menubggunya di ruang tamu. Nasya kemudian mengembalikan map berisi dokumen kontrak ke tangan Raya.
"Nas benar-benar nggak bisa melakukannya kak." ucap Nasya kemudian."Nas? Nas.. Kamu nggak bisa membuatnya menandatanganinya?"
"Nas nggak bisa melakukannya kak, kontrak ini salah. Apa yang dilakukan kak Cemal itu nggak benar. Kita harusnya menyadarkannya bukan malah mendukungnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Kesetiaan
RomanceUntuk menunjukkan rasa terima kasih kepada ayah angkatnya, Nasya menerima untuk menyamarkan dirinya sebagai putri kandung dari keluarga Wijaya dan menikahi Stefan, untuk menepati janji yang dibuat oleh ayah mereka di masa lalu. Stefan adalah pria b...