Part 8

987 58 10
                                    

Di dapur rumah Stefan, terlihat bik Asih sedang memotong daging dengan pisau besarnya, kemudian Nasya datang dengan membawa beberapa sayur dan memberitahu bik Asih kalau hari ini ia akan memasak...

Belum selesai Nasya bicara, bik Asih malah marah marah pada Nasya.
"non, mau mencuri pekerjaan saya kan?? Non nggak bolehin saya kerja?, kalau non terus seperti itu, nanti saya akan keluar."

Nasya bingung, ia tak menyangka akan reaksi bik Asih.

"maaf bik, bukan maksud Nasya. Kalo gitu saya nggak akan masuk dapur lagi." Jawab Nasya sambil memberikan sayur yang tadinya ia pegang pada bik Asih.

Mendengar perkataan Nasya, bik Asih melengoskan wajahnya sambil menyilakan kedua tangannya. Nasya yang tidak enak pada bik Asih kemudian pergi.

"Rawon, itu hal kecil. Lihat saja aku bisa melakukannya." gerutu bik Asih sambil menyiapkan bahan bahan yang akan di masaknya. Ya dia sebenarnya iri karena beberapa waktu ini Nasya selalu memasak Rawon kesukaan majikannya dan Stefan sangat menyukainya.

"bagaimana susahnya, aku akan melakukanya sendiri dan pasti akan sangat enak." bik asih tak berhenti menggerutu.

Percepat
Stefan, mamanya dan Nasya sudah berada di meja makan. Terlihat Stefan sudah tidak sabar memakan Rawon kesukaannya, ia sudah membayangkan kalau rasanya akan enak seperti yang sudah sudah.

Saat memasukan makanan ke mulutnya ekspresi wajah Stefan tiba tiba berubah, bik Asih sudah senyum senyum kepedean. Stefan bertanya kenapa rasanya tidak sama?

"tapi saya melakukan persis seperti yang Non lakukan. " jawab bik Asih yang kemudian membuat Nasya kaget karena ia tidak ingin Stefan tau kalau selama ini yang memasak adalah dirinya.

"non lakukan? " tanya Stefan lagi memastikan.

"tidak peduli sesama apapun yang kau lakukan, rasanya tidak akan sama bik.. Bik Asih tidak melakukannya dengan hati." kata ny. Yeolita, dia sekarang paham kalau selama ini yang memasak adalah calon menantunya bukan pembantunya.

"itu berarti.. Kemarin kemarin.. " ujar Stefan terpotong potong ia tak sanggup meneruskan perkataannya, ia kaget sekaligus malu karena telah mengakui menyukai masakan Nasya.

Mang Aji menambahkan, kalau calon istri majikannya itu tidak hanya membuat taman bunga, tapi rawon yang sangat majikannya itu sukai, parfum baju, dan semua hal di rumah ini adalah Nasya yang melakukannya.

Mendengar penuturan mang Aji, Nasya hanya bisa menghela nafas. Ia sudah mencoba menutupi semuanya dari Stefan, ia tak mau Stefan salah paham akan maksudnya.

Bik Asih justru ikut bicara kalau selama ini Nasya mencuri pekerjaannya dan menuduh Nasya ingin menendang ia dan anaknya keluar dari rumah ini kan?.

"bik Asih itu bukan niat Nasya, Nasya nggak maksud seperti itu." bukan hanya Nasya yang heran, semua orang juga heran bagaimana bisa bik Asih punya fikiran seperti itu. Bukannya ia harusnya senang karena pekerjaannya ringan. Ada ada saja kelakuan bik Asih ini.

"den Stefan bilang aja sekarang, aden suka sama masakan dan semua yang non lakukan di rumah ini kan?? " tanya bik Asih menyudutkan Stefan.

Semua orang lantas melihat Stefan menunggu jawabannya, Stefan melihat Nasya dia bingung harus menjawab apa. Alih alih menjawab Stefan lantas berkata ia sudah kenyang dan pergi meninggalkan meja makan.

Nasya tiba tiba berdiri dan menghadang langkah Stefan. "Jangan lari, aku ingin jawaban. Tinggal di tempat di mana tidak ada yang menginginkan kita, siapa yang ingin tinggal di sana?" Tanya Nasya yang sudah ada di hadapan Stefan.

Cinta dan KesetiaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang