Part 15

1K 59 35
                                    

Lampu kamar gelap menandakan sang pemilik sudah berada di alam mimpi. Nasya sudah tidur di ujung sisi tempat tidurnya dengan selimut tipisnya. Stefan berjalan ke arah Nasya dengan membawa bantal. Ia letakkan bantalnya di samping bantal Nasya dan duduk di samping Nasya.

"Hei, Nasya.. Nasya.. " panggil Stefan pelan sambil menekan lengan Nasya dengan jari telunjuknya.

"Kamu.. Kenapa tidurmu sangat lelap? Kamu... tukang tidur?" tanya Stefan lirih.

"biarkan aku tidur denganmu, oke?" tanya Stefan lagi meskipun ia tau tak akan ada jawaban dari Nasya.

Stefan berbaring di sisi tempat tidur sebelah Nasya. Saat ini posisinya ia berada di samping Nasya yang sedang memunggunginya. Ia kemudian mengambil sedikit selimut yang menutupi Nasya untuk dirinya.

"ehm.. Ini selimutku" kata Nasya lalu menarik kembali selimutnya hingga menutupi dirinya sampai sebatas leher. Nasya bicara dalam tidurnya. Sepertinya di alam bawah sadarnya pun ia menyadari jika selimut tipisnya ada yang menariknya.

"aku dapat menyelesaikannya." ucap Stefan sambil memposisikan tubuhnya menghadap ke arah Nasya dan melingkarkan tangannya di pinggang Nasya.

"sudah hangat sekarang?" tanya Stefan lagi di telinga Nasya.

"hangat.." jawab Nasya masih dalam tidurnya, sambil memberikan anggukan.

Mereka kemudian tidur dengan posisi yang tetap seperti itu. Stefan merangkul Nasya dari belakang, dengan jarak yang sangat dekat, berbagi bantal yang sama dan bahkan Stefan mampu mencium aroma wangi dari rambut istrinya.

---
Pagi Hari
Nasya membuka mata nya perlahan mencoba menerima dan menetralkan cahaya yang masuk pada retina matanya. Ia nampak bingung. Kemudian ia duduk di samping tempat tidur.

"apakah itu mimpi? Sungguh memalukan." ucap Nasya.

"mimpi apa kamu semalam?" tanya Stefan di belakang Nasya. Nasya sontak kaget hingga jatuh dari tempat tidur.

"karma, kamu jatuh karena dulu mendorongku." ejek Stefan sambil menertawakan Nasya. Nasya pun langsung berdiri.

"sejak kapan kamu tidur disini? Atau kemarin malam bukan mimpi?"

"aku sudah memanggilmu, tapi kamu tidak bangun. Jangan salahkan aku."

"kamu memiliki kamarmu sendiri. Kenapa datang ke kamarku?"

"aku hanya ingin tidur di sini" jawab Stefan. Kemudian ia berdiri mendekati bahu Nasya dan mencium bau dari tubuh Nasya.

"hmm wangi dari parfum yang aku beli untukmu. Baunya enak" goda Stefan.

"hentikan. Semalam kamu tidur dengan Ratu."

"aku tau itu, semua orang pasti sudah tau tentang hal itu."

Stefan lalu menuju jendela. Ia menemukan Ujang yang sedang mengurus tanaman.

"Ujang!!" panggil Stefan.

"Selamat pagi den" sapa Ujang.

"woi Ujang!!!" panggil Stefan lagi sambil memberi kode pada Ujang jika dirinya sedang di kamar Nasya bukan kamarnya sendiri.

"oow, itu kamar non Nasya." jawab Ujang.

"apa?? bilang sekali lagi, nggak denger??" ucap Stefan tetap mengkode Ujang agar mengerti maksudnya.

"aden di kamar non Nasya."

"lebih keras" ucap Stefan sambil mengayunkan tangannya ke atas berharap Ujang mengerti maksudnya.

Cinta dan KesetiaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang