Part 22

851 44 14
                                    

Semua orang sedang berkumpul di rumah psk kades. Stefan menceritakan kronologis kejadiannya.

"tak ada yang melukai pasien, tapi ada beberapa dokter dan petugas medis lain, dan warga terluka. Dr. Ari baik-baik saja, saat ini ia di sana di Rumah Sakit mengurus semuanya." jelas Stefan.

"lalu bagaimana dengan penyerang?" tanya seorang warga.

"ya kita tau yang menyerang siapa, tapi mereka pergi. Aku juga tak mau masalahnya semakin panjang dan rumit, kita biarkan saja mereka." kata pak kades.

"terus bagaimana jika mereka kembali membuat ulah?" tanya bu kades.

"sebelum itu terjadi, kita harus sudah bisa membuat mereka tidak menyerang lagi. Kita harus meyakinkan mereka jika orang-orang kota ini kemari benar-benar membantu kita." jawab pak kades. Nasya lalu menggenggam tanga Stefan, seolah memberi kekuatan.

---
Nasya dan Stefan kemudian kembali ke rumah mereka. Sesampainya di rumah Stefan melihat origami di atas meja sudah terbuka semua. Ia lalu tersenyum memandang Nasya hingga membuat Nasya canggung tak karuan.

"aku.. Hanya bisa melipat kembali beberapa." ucap Nasya.

"bu kades bilang, kamu dari tadi menangis. Kenapa kamu menangis?"

"aku.. Hanya kasihan dengan orang-orang di klinik." elak Nasya.

"kamu melarangku untuk menyentuhmu, dan aku mematuhinya. Kamu menginginkan agar tidak terjadi ikatan yang lebih dalam antara kita, tapi tadi sepertinya kamu menunjukkan kasih sayangmu padaku."

"tidak,, kamu tau aku mudah empati dan kasian dengan orang." sanggah Nasya.

"kita harus kembali ke rumah, aku harus bertemu dengan orang penting."

"siapa?" tanya Nasya.

"ah, sepertinya dia mendengar tentang kita yang membuat klinik di pedalaman. Sepertinya dia agak tertarik. Tapi kita belum tau apa beliau bersedia memberi dukungan dana atau tidak, karena sebenarnya kita juga membutuhkannya." jelas Stefan, dan mendapat anggukan dari Nasya.

"lalu kapan kamu kembali?" tanya Nasya lagi.

"bukan aku, tapi kita yang kembali. Segera." jawab Stefan mantap.

"aku merasa tidak enak dengan keluarga dokter dan tenaga medis yang mengikutiku kemari. Mereka ku bawa kesini dan terluka. Aku merasa bersalah." lanjut Stefan.

"kamu bilang, kamu tidak memaksa mereka. Mereka sama sepertimu, bakti yang mereka lakukan di sini itu tulus datang dari hati mereka. Aku yakin keluarga mereka juga mengerti. Keluarga mereka pasti orang yang kuat." ucap Nasya menenangkan.

"bagaimana denganmu?"

"ha? Apa?" tanya Nasya bingung.

"memiliki suami dokter yang gila ambisi sepertiku, datang ke tempat pedalaman seperti ini. Bagaimana denganmu? Akankah kamu menjadi orang yang kuat atau orang yang lemah? Akankah kamu menjadi lebih dekat atau lebih jauh?" tanya Stefan.

"seseorang yang sangat ingin dekat denganmu, menunggumu di rumah. Kamu akan melihatnya secepatnya." jawab Nasya.

Stefan lalu mengambil kertas origaminya yang sudah terbuka.

"aku hanya menulis di kertas.... Tapi hatimu sudah mulai bergetar. Aku tidak perlu menyentuhmu. Ini hanya awalnya, aku masih mempunyai banyak cara. Siapkan hatimu." ucap Stefan sambil tersenyum menggoda.

Mendengarnya membuat Nasya jadi salah tingkah. Ia tidak tau harus bereaksi seperti apa. Stefan lalu melipat kembali kertas yang di pegangnya menjadi sebuah pesawat. Ia lalu mencium pesawat kertas itu dan ia terbangkan ke arah Nasya. Pesawat kertas itu mendarat di pangkuan Nasya.

Cinta dan KesetiaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang