Part 23

845 66 22
                                    

Di dapur, Nasya sudah selesai akan hidangannya, ia lalu akan menyiapkan hidangannya. Tetapi saat itu, ia di hampiri oleh mimi.

"ini bolu dari istri dokter Stefan untuk tamu."

"apa maksudmu."

"oh, mari ikut saya melihat ke depan. Tapi jangan terkejut." ucap mimi dan mengajak Nasya melihat ke arah ruang tamu.

"di depan sedang ada istri dokter Stefan. No..na Ratu. Saya secara khusus tadi pagi membawa non Ratu ke rumah pak Jaya Atma. Non Ratu sangat baik bersosialisai dengan orang penting. Hadiah yang ia belikan untuk bu Dewi adalah barang mahal. Tentu saja bu Dewi menyukai non Ratu." jelas mimi.

*Flashback On*

"saya kesini mau ketemu dengan ny. Dewi. Istrinya Pak. Jaya Atma."

"maaf dengan siapa?" tanya seorang pembantu di rumah itu.

"katakan padanya,  saya Ratu istrinya Dokter Stefan." ucap Ratu,  yang kemudian di iyakan oleh pembantu itu dan pergi meninggalkan Ratu.

*Flashback Off*

"mau apa dia melakukan ini?" tanya Nasya.

"seorang istri memang harus melakukan ini untuk den Stefan. Non Ratu lebih cocok menjadi istri den Stefan. Dan bagaimana bisa non Ratu hanya diam saja seperti non Nasya." jelas mimi.

Nasya melihat Ratu yang duduk di samping Stefan mengikuti jalannya diakusi. Ia juga melihat bagaimana Ratu membantu Stefan untuk berbicara mengenai dukungan dana yang ia butuhkan. Tanpa ia sadari air mata mengalir di pipinya. Tapi ia mencoba menutupi perasaannya. Ia tidak mau terlihat lemah oleh siapapun,  apalagi mimi yang adalah orangnya Ratu. Di saat yang sama ny. Yeollita sedang melihat Nasya ia ikut sedih,  tapi ia tidak bisa melakukan apapun terlebih untuk saat ini.

"untuk apa kamu membawaku ke sini?" tanya Nasya sambil menghapus air matanya.

"non Ratu bilang,  tugas non Nasya hanya di dapur. Siapa yang bertugas menyiapkan hidangan untuk hari ini?"

Nasya kemudian kembali ke dapur,  ia meminta bik Asih untuk mengantar hidangan terlebih dulu. Bik Asih tidak tega melihat Nasya. Meskipun ia terlihat tegar tapi sebenarnya ia merasakan sakit hati yang dalam.

Saat pembicaraan mulai santai, Stefan bertanya pada mamanya dimana Nasya.

"dia di dapur." bisik mamanya itu.

"apa ma?  Bagaimana bisa?" ucap Stefan shock, hingga membuat semua orang melihatnya.

"apa ada sesuatu terjadi?" tanya bu Dewi.

"maaf saya akan ke belakang terlebih dulu." pamit Stefan. Kemudian menatap tajam pada Ratu. Kali ini tak ada tatapan kasih di matanya melainkan hanya tatapan marah.

Stefan kemudian berlalu menuju dapur. Tapi tidak menemukan keberadaan Nasya. Ia lalu mencari Nasya, dan menemukan Nasya yang sedang menangis di taman belakang.

"Nasya.. " panggil Stefan. Mendengar suara Stefan Nasya lalu menghapus air matanya.  Meskipun dirinya juga tau jika hal itu percuma, karena matanya sudah merah. Bukan hanya Stefan,  semua orang pun pasti akan tau Nasya sehabis menangis.

"kemana kamu akan pergi?" tanya Stefan saat melihat Nasya akan pergi menghindarinya.

"aku akan menyiapkan makanan untuk mereka."

"aku akan membawamu, ikut denganku. Aku akan membawamu bersamaku ke sana."

"tempatku adalah di dapur, selalu. Itu sangat cocok untukku. Aku tau."

Cinta dan KesetiaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang