I'm comeback..
Sudah kangen..
Siapa yang kangen juga...
Happy reading, jangan lupa vote.***
Bryan duduk di pinggir jendela pesawat, matanya menatap gumpalan awan tipis di balik kaca. Pikirannya melayang, ia teringat akan janjinya pada kakeknya.
*Flashback On*
"su.. Su.. Ra.. Ba.. Ya.." ucap kakek Pradipta terbata-bata.
"Surabaya lagi, ada apa di Surabaya?"
"di sini, aku tau maksud kakek. Pabrik kita yang ada di surabaya?" ucap Bryan setelah membuka dokumen perusahaannya.
"ada apa kek? Jangan nangis. Bry di sini. Bry akan ngelakuin apapun buat kakek." ucap Bryan, kemudian ia merasa tangannya sedang di sentuh. Saat melihatnya ternyata kakeknya sedang memegang tangannya.
"ya. Ya.. Apapun yang mengganggu pikiran kakek. Aku akan mengurusnya." janji Bryan.
*Flashback Off*
---
Bryan melangkah menuju pintu keluar bandara, saat berada di luar gedung terminal 2 bandara Juanda Bryan sudah ditunggu oleh mobil jemputannya."kita langsung berangkat atau mampir ke apartemen dulu tuan?" tanya si sopir.
"langsung saja pak." jawab Bryan mantap.
Setelah menempuh perjalanan yang lumayan lama karena kemacetan, Bryan akhirnya sampai juga di depan sebuah gedung. Turun dari mobil, Bryan kemudian disambut oleh seorang lelaki paruh baya.
"Pak Bryan? Cucu pak Pradipta?" tanya lelaki itu.
"bapak? Pak Edi?" tanya Bryan balik.
"iya. Selamat datang pak. Bagaimana penerbangannya."
"cukup lancar, jadi pak Edi apa sudah mendengar dari mama saya tentang tujuan saya kemari?"
"sudah pak, ibu Rosa sudah memberitahu saya. Mari pak kita masuk ke dalam, kita bicarakan di kantor saja."
Beberapa saat kemudian, Bryan dan Pak Edi sudah berada di dalam ruangan pak Edi.
"jadi di dokumen ini sudah ada data tentang semua karyawan pabrik 23th yang lalu?" tanya Bryan setelah menerima dokumen dari pak Edi.
"iya, pak. Maaf, saya hanya bisa membantu itu saja. Karena sejujurnya saya juga tidak begitu mengetahui kehidupan pribadi om anda, pak Gunawan Pradipta. Saya memang mendengar rumor jika saat itu pak Pradipta menikah dan bahkan memiliki anak dengan salah satu karyawan pabrik dan kabarnya memang pak Pradipta tidak menyukainya dan menentangnya karena perbedaan tingkat sosial begitu, tapi saya sendiri juga kurang tahu siapa wanita tersebut. Sekali lagi saya minta maaf."
"tidak apa-apa pak, dengan ini saja sudah cukup. Terimakasih pak."
Bryan pun berterimakasih dan meminta maaf pada pak Edi karena merepotkannya tapi pak Edi berkata jika ia tak merasa direpotkan karena bagaimanapun keluarga Pradipta telah banyak membantunya.
Di tempat lain,
Raya sedang duduk sendirian di sofa rumahnya, pikirannya melayang dan pandangannya nanar tak tentu arah. Dirinya mengingat kemarin saat Cemal marah padanya dan bahkan meninggalkan ia sendirian di rumah.Di saat itu seorang asisten rumah tangga mendekati Raya dan memintanya untuk makan karena dari semalam Raya tak menyentuh makanan sama sekali, tapi Raya menolaknya dan mengatakan jika dirinya tidak lapar. Bagaimana ia bisa berselera makan jika saat ini ia tak tahu dimana keberadaan suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Kesetiaan
RomanceUntuk menunjukkan rasa terima kasih kepada ayah angkatnya, Nasya menerima untuk menyamarkan dirinya sebagai putri kandung dari keluarga Wijaya dan menikahi Stefan, untuk menepati janji yang dibuat oleh ayah mereka di masa lalu. Stefan adalah pria b...