Part 35

809 69 29
                                    

Raya sedang berada di meja makan, namun jelas terlihat jika ia tak benar-benar menikmati hidangannya. Karena nyatanya ia hanya memainkan sendok dan garpunya di atas piringnya dan tidak benar-benar memakannya.

"non, non Raya hanya akan makan sedikit? Disini masih banyak makanan yang tersisa non."

"makanan ini,  makanan kesukaan Cemal bik. Jaga tetap hangat bik, jaga-jaga jika Cemal pulang."

"ya, non."

Setelah kepergian salah satu asisten rumah tangganya itu, Raya melihat sosok seseorang  yang melewati pintu, seseorang yang beberapa hari ini amat ia rindukan. Raya pun sontak berdiri setelah meletakan sendok dan garpunya, senyum tak lepas dari bibirnya.

"Cemal??  Ini kamu?" tanya Raya begitu Cemal mendekat ke arahnya. Saking bahagianya, Raya pun dengan segera memeluk Cemal yang saat ini sudah berada di depannya.

"aku sangat bahagia kamu kembali! Aku selalu menunggumu setiap hari, aku bahkan nggak bisa makan atau tidur. Aku takut sesuatu yang buruk mungkin terjadi sama kamu."

"Raya, aku kembali untuk mengemasi bajuku. Aku akan pergi ke Bandung." ujar Cemal setelah melepas pelukan Raya.

"bisakah kamu nggak pergi. Aku sangat merindukanmu. Aku nggak bisa hidup tanpa kamu." rengek Raya.

"aku sangat sibuk, aku harus segera mengurus terkait pembangunan rumah sakit itu. Aku sudah setengah jalan mengerjakan proyek itu, aku sudah mengeluarkan banyak uang, banyak investor yang mencariku menanyakan perkembangan proyek itu. Jika tidak segera ditandatangani banyak investor akan menuntutku. Aku akan kehilangan semuanya, dan tidak akan punya apapun. Kamu harus membantuku." jawab Cemal memegang erat kedua lengan Raya.

"membantumu?" tanya Raya.

"dokter Stefan sangat mencintai istrinya. Kamu harus bicara dengan Nasya. Dapatkan tandatangan Stefan untukku." pinta Cemal.

"Stefan sudah bilang padamu, jika dia nggak mau melakukan itu. Dan hal lainnya, apa kamu masih akan bermain kotor dan mengabaikan moral lagi?" tanya Raya takut-takut.

"kalau begitu aku nggak bisa tinggal denganmu!!" ucap Cemal setelah melepas genggamannya.

"jika tender ini gagal, banyak orang akan mencariku.  Aku tidak akan bisa tinggal disini. Dan aku akan bangkrut. Kamu harus membuat dokter Stefan tandatangan di kontrak ini." lanjut Cemal, kali ini ia meninggikan suaranya.

Raya tak mampu lagi berkata-kata. Permintaan Cemal kali ini begitu sulit ia turuti. Bukan hanya tidak yakin bisa membuat Stefan menandatangani kontrak tetapi Raya juga tidak mau Cemal semakin jauh terjerumus dalam bisnis ilegalnya.

Melihat Raya yang tak menjawabnya, Cemal tak dapat lagi menahan emosinya,  ia membanting dokumen yang sedari tadi ia pegang secara kasar di lantai, hingga suaranya membuat Raya ketakutan. Cemal lalu berbalik arah, melangkah menuju pintu. Ia urungkan niatnya untuk mengemasi barangnya, melihat Raya yang masih tak menurutinya membuatnya menyesal kembali pulang.

"Cemal, kamu mau kemana? Biarkan aku pergi denganmu?  jangan tinggalkan aku, Aku istrimu." ucap Raya mengejar Cemal dan menahannya pergi.

Cemal kemudian berbalik menatap mata Raya dengan tajam dan memegang bahu Raya sebelum akhirnya berkata dengan tegas.

"Ini karena kamu istriku, kamu harus melakukan apa yang aku minta!!"

"menjadi ideal sebagai manusia, kamu mendahulukan moral katamu?? Kenapa kamu tidak mendahulukan menjadi istri yang ideal??"

Cinta dan KesetiaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang