Part 14

946 63 23
                                    

Stefan sedang sibuk berkutat dengan samsaknya, rupanya istirahat yang ia maksud pada Ratu tadi adalah meninju samsaknya berulang ulang dan sesekali menendang samsak yang menggantung itu dengan kakinya untuk meredakan stressnya.

Kemudian Hito datang dengan keaadaan mabuk,  sepertinya ia sehabis minum minuman keras akibat stress sendiri tak bisa menyatakan perasaannya pada Nasya.

"loe masih mencintai mantan pacar loe kan? Dan apa yang akan loe lakuin ke Nasya?" tanya Hito pada Stefan dengan sempoyongan.

"loe mabuk" Ucap Stefan sekenanya.

"loe sama gue.  Kita bertanding. Siapapun yang menang yang akan menjaga Nasya.

"Gue nggak berantem sama orang mabuk." elak Stefan. Bahkan dengan Hito sadar pun ia tak akan mau menerima tawaran Hito.

"Istrimu itu Nasyaku. Gue akan membawanya"

"Loe udah mabuk,  kembalilah ke hotel." perintah Stefan.

"Ratu menunggu loe,  dia menyedihkan. Loe harus balik sama dia dan menjaga dia. Dan kembalikan Nas sama gue. Mari selesaikan ini dengan tinju seperti laki-laki."

Hito terus-terusan melayangkan pukulan pada Stefan dengan sempoyongan. Sedangkan Stefan juga terus menerus menghindar dari pukulan Hito.  Mudah baginya karena dia sadar sedangkan Hito sedang dalam keadaan mabuk.

Hito lalu akan berlari menuju Stefan,  sedangkan Stefan menghindar. Karena sedang mabuk Hito tak bisa mengontrol tubuhnya, ia malah menabrak pohon di belakang Stefan sampai akhirnya jatuh pingsan.

Kemudian Nasya dan mang Aji datang dan melihat Hito pingsan.

"kak Hito.." ucap Nasya sambil menghampiri Hito khawatir.

"dia hanya pingsan,  dia tidak akan mati." kata Stefan

"apa yang kamu lakukan?" tanya Nasya marah. Nasya mengira Stefan telah memukul Hito.

"dia yang menantangku duluan,  dan dia bilang dia mencintaimu di depanku. Bagaimana denganmu, apakah kamu mencintainya?" ucap Stefan kesal. Ia tak tau apa yang membuatnya kesal. Hito yang tiba tiba mengganggunya atau Nasya yang menuduhnya. Atau justru keduanya. Entahlah.

Belum sempat Nasya bicara, Stefan melanjutkan perkatannya.

"aku tidak tau tentang kalian berdua.  Tapi dia menggangguku. Dia bahkan berkata akan membawamu. Kamu ingin pergi dengannya kan, pergilah!" kata Stefan lagi lebih kesal. Ia membanting handuk yang tadinya ia pegang dan pergi meninggalkan Nasya.

"apa itu terserah padamu ha??" teriak Nasya tak kalah kesal.

"kak Hito..  Apa yang harus kita lakukan mang.  Dia tak bangun bangun." ucap Nasya kembali melihat keadaan Hito.

"saya siapkan mobil non,  kita bawa ke rumah sakit."

Tanpa mereka sadari Ratu ada tak jauh dari mereka,  mengamati semuanya.

Stefan duduk di teras rumahnya, lalu Ratu menghampiri Stefan.

"kamu marah sama Hito kan? Aku mengenalmu dari lama.  Aku tau apa yang kamu pikirkan. Aku mengetahuinya." tanya Ratu

"ini gila.  Aku tidak bisa berhenti untuk merasa tidak terganggu." ucap Stefan kesal.

"Thalita tidak ada di rumahnya,  mungkin aku akan pergi ke Bali."

"Rumah yang dibelikan orang tuamu disana?"

"Iya. Fan,  karena Hito akan pergi membawa Nasya. Mari jangan menggagalkan mereka,  oke?" pinta Ratu.

Cinta dan KesetiaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang