Part 19

782 55 26
                                    

Hari ini Stefan dan Nasya akan kembali ke rumah. Sepanjang perjalanan di dalam mobil mereka tampak bahagia. Mereka sudah merindukan rumah, mama, mang Aji, Ujang, dan bik Asih.

Mereka melewati kebun bunga matahari, namun kali ini bukannya terlihat mekar indah seperti sebelumnya. Tapi kali ini bunga-bunga matahari itu tampak kering dan layu. Stefan lalu menepikan mobilnya.

Stefan memandang Nasya dengan senyumnya, ia seolah menyiratkan pada Nasya untuk menuju ke arah bunga-bunga itu. ia kemudian turun dari mobil dan di ikuti Nasya. Mereka mendekat ke arah bunga-bunga matahari itu.

Setibanya di depan bunga-bunga matahari itu. Stefan memetik salah satu bunga.

"bisakah kamu memegang ini?" ucap Stefan sambil memberikan sapu tangan pada Nasya.

"aku akan memberikanmu ini untuk menanamnya di rumah." lanjut Stefan sambil mengambil biji-biji bunga matahari itu dan meletakannya di sapu tangan yang di pegang Nasya.

"bunga matahari berati kesetiaan. Kamu bilang kamu tidak akan setia pada seseorang lagi." tanya Nasya.

"tidak bisakah aku merubah pikiranku? Bantu aku, oke?" jawab Stefan. Mendengar perkataan Stefan membuat Nasya terus menatap Stefan keheranan. Ia sungguh ingin mengetahui isi pikiran laki-laki di depannya ini yang sebenarnya.

"bantu aku mengumpulkan bijinya." ucap Stefan lagi membuat Nasya tersadar dari lamunanya.

"berhentilah melihatku, dan bantu aku mengumpulkan bijinya." lanjut Stefan. Stefan dan Nasya lalu mengumpulkan biji-biji bunga matahari bersama.

---
Percepat
Stefan dan Nasya sudah sampai rumah, mereka berjalan beriringan dengan senyum sumringah di wajah mereka. Sampai mang Aji mendatangi mereka yang bahkan mereka belum masuk ke dalam rumah.

"den, non.. Ada masalah besar."

"ada masalah apa?" tanya Stefan.

"non Ratu menyewa rumah di samping den."

"menyewa?" tanya Stefan kaget. Nasya pun tak kalah kaget mendengarnya. Mereka berdua kemudian melihat rumah di sebelah yang sedang dalam perbaikan.

"biarkan saja, jika tidak ada orang yang menanggapinya dia akan pergi. Stefan, kamu harus kuat." ujar ny. Yeollita yang tiba-tiba datang.

Sesaat kemudian terdengar suara brukk yang kencang. Mereka semua pun terkejut karena asal suara dari rumah yang disewa Ratu di sebelah.

"Ratu.. Ratu.." ucap Stefan panik dan berlari menghampiri rumah Ratu.

"Stefan.. Stefan.." panggil ny. Yeollita yang menyusul Stefan. Nasya dan mang Aji pun mengikuti dari belakang.

Di rumah Ratu, beberapa bambu sudah berserakan. Ternyata bambu-bambu yang digunakan para pekerja itu sebagai pijakan untuk mengecat rumah itu jatuh.

"itu jatuh, non.. " komentar mimi.

"apa yang kalian lakukan, jika itu jatuh mengenaiku, bagaimana kalian akan bertanggung jawab?" ucap Ratu marah pada para pekerja. Di saat itu pula Stefan datang.

"Ratu, kamu tidak apa-apa?" tanya Stefan khawatir.

"Stefan, tolong aku. Bambu itu jatuh dan mengenai kepalaku." ucap Ratu pada Stefan. Entah benar atau tidak yang dikatakan Ratu. Tapi Stefan sudah terlanjur khawatir.

"Apa ada yang sakit?" tanya Stefan sambil mengusap kepala Ratu. Di saat itu pula Nasya, ny. Yeollita, dan serta Aji sampai dan melihat kejadian itu.

Cinta dan KesetiaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang