Part 21

920 55 18
                                    

Nasya dan Stefan sudah sampai di pedalaman. Nasya masih sangat amat kesal terhadap Stefan. Ia berjalan lebih dulu meninggalkan Stefan. Bahkan ia tak peduli pada kopernya, akhirnya Stefan yang harus membawa semua kopernya. Di dalam rumah mereka langsung duduk di ruang tamu penuh keheningan, lebih tepatnya Nasya yang tak ingin bicara pada Stefan.

"lho, kok kalian. Saya kira kalian kembali minggu depan. Kenapa buru-buru kembalinya??" tanya pak kades bersama istrinya.

Stefan dan Nasya hanya tersenyum memberi salam. Pak kades dan bu kades kemudian ikut duduk bersama Stefan dan Nasya di ruang tamu.

"tolong ambilkan dokumen di tas!" pinta Stefan pada Nasya. Nasya tak menggubris, ia hanya diam.

"dia jadi tuli tiba-tiba. Apa yang tadi kamu makan?" sela pak kades yang memang hobinya ceplas-ceplos itu.

"oke..oke,  aku akan mengambilnya sendiri." ucap Stefan saat melihat Nasya tak kunjung bereaksi. Stefan lalu mengambil dokumen di dalam tas nya.

"apa kalian sedang berdebat?" tanya pak kades?

"wanita yang baru menjadi istri memang sulit seperti ini." komentar pak kades karena Stefan dan Nasya hanya diam saja.

"segalanya akan lebih baik nanti." lanjut pak kades mengingatkan Stefan.

Nasya kemudian berpamitan pada pak kades dan bu kades kemudian pergi ke luar. Meskipun sebenarnya Nasya masih bisa mendengar percakapan antara pak kades dan Stefan.

Nasya mendengar jika ada beberapa orang yang menghasut para warga untuk tidak berlaku baik pada para dokter dari kota. Dan mengancam para warga yang akan pergi ke klinik. Mendengar itu Nasya jadi ikut khawatir.

---
Percepat
Saat ini,  Nasya, Stefan dan Dr. Ari sedang makan bersama. Nasya jadi kepikiran tentang apa yang ia dengar tadi tapi ia tak ingin bicara pada Stefan jadi dia bertanya pada Dr. Ari.

"Dok, kenapa masih ada para warga di sini yang tidak suka akan kedatangan dokter dan klinik?" tanya Nasya menatap Dr. Ari.

"eh, saya tidak tau. Saya kan baru sampai." tutur Dr. Ari.

"mereka masih tidak percaya pada kita,  karena saat dulu terjadi longsor di sini mereka tidak segera mendapat bantuan. Dan mengakibatkan mereka kehilangan anggota keluarganya." ucap Stefan menjawab pertanyaan Nasya. Tapi Nasya tetap tak mau menatap Stefan.

"kenapa begitu dokter Ari? Kenapa tidak ada yang membantu?" Nasya ternyata mendengar penjelasan Stefan tapi ia masih menatap Dr. Ari, hingga membuat Dr. Ari kebingungan.

"Saat itu setelah terjadinya longsor,  tidak ada tenaga medis yang datang ke sini karena letaknya yang jauh dan susah di jangkau. Terlebih dulu mereka takut jika ke sini akan terjadi longsor susulan." jawab Stefan lagi.

"tapi Dr. Ari tetap akan membantu warga di sini kan?  Tidak akan menyerah?" tanya Nasya lagi masih menatap Dr. Ari.

"emm, saya tidak tau.. Dokter Stefan tolong jawab.. " pinta Dr. Ari pada Dr. Stefan karena Dr. Stefan tak kunjung menjawabnya seperti tadi.

"iya cantiik,, aku akan membantu mereka dan tidak menyerah. Aku akan tetap disini.  Aku menepati janjiku." ucap Stefan menggoda.

Kini Nasya memalingkan mukanya menghadap Stefan. Tapi bukannya membalas senyuman Stefan, ia malah memberi tatapan dingin pada Stefan.

"oh,  pasangan lain tidak akan serumit ini. Aku jadi pusing." gerutu Dr. Ari.

---
Rumah Ratu
"Apa yang kamu katakan tadi, semuanya benar?" tanya Ratu.

Cinta dan KesetiaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang