It's a cruel, cruel world
No mercy left, yeah it's a cruel, cruel world
It'll break your heart and burn you down, down, down
Don't ever doubt that it's a cruel, cruel worldTommee Profitt - Cruel World
.
.
Oke, inilah hal yang patut kalian ketahui tentang Park Jimin.
Pertama, dia cantik, perempuan asia tercantik di kampusnya. Harta karun yang diincar para penyamun. Kemanapun dia melangkah, kepala lelaki dipastikan bakal terputar dramatis.
Kedua, Jimin benci dirinya yang sekarang pengangguran. Ditendang dari asrama putri dan cuma numpang tinggal di apartemen kakaknya juga tidak membantu memperbaiki mood sama sekali. Park Chanyeol kakaknya baru menikahi wanita teman sekantornya, mereka sudah berbulan-bulan hidup bertiga dalam satu atap, dan entah gimana caranya Jimin masih belum menemukan solusi untuk melepas gelar 'roda ketiga' atau 'santapan empuk nyamuk-nyamuk' dari jidat. Kenapa santapan empuk nyamuk-nyamuk? Bayangkan sepasang suami istri yang bermesraan di sofa, ada aura mistis menyelubungi mereka, siapa yang tidak kebagian 'barrier pelindung'? Sudah pasti jomblo seperti dirinya, sasaran nyamuk.
Pertama kali tinggal di LA Jimin seperti disiram euforia kegembiraan ketika udara musim semi LAyang hangat menyambutnya. Kehidupan di LA memang gemerlapan. Semua hal yang dia saksikan di televisi terbukti benar. Matahari bersinar cerah dan orang-orangnya memiliki gigi super putih cemerlang serta warna kulit yang oke. Rumah-rumah dan mobil-mobil mewah berderet di sisi kanan dan kiri jalan, rasanya seperti lewat di set film. Jimin beberapa kali lihat rumah mewah untuk disewa dan rata-rata punya kolam renang. Seolah-olah kolam renang setingkat kedudukannya dengan kulkas dan wajib dimiliki oleh semua penduduk LA. Sinar matahari tidak hanya memantul dari jendela, atap-atap pertokoan dan kacamata hitam, melainkan ke jam tangan mahal yang dipakai para pejalan kaki.
Komplek apartemen yang ditinggali Chanyeol memiliki jalan aspal yang berkilau-kilau dan deretan pohon palem yang entah kenapa terlihat elegan sekali di mata Jimin. Segala benda yang dia lihat tampak elegan, seperti memancarkan aura tersendiri. Walaupun cuma pohon palem.
Awalnya memang begitu. Tapi lama-kelamaan Jimin merasa LA sama saja seperti neraka lainnya. Arena pertarungan yang sengit dan kerja keras tiada henti. Bukan karena dia sudah memiliki pekerjaan dan punya banyak saingan di tempat kerja, justru karena dia pendatang dan belum memiliki pekerjaan sama sekali, makanya harus bersaing melawan pendatang-pendatang lain yang juga butuh hidup dan butuh pekerjaan seperti dirinya. Ada sekitar dua puluh lamaran yang dia kirim ke masing-masing instansi. Sembilan berkas kembali ke tangan sendiri, kosong tanpa hasil. Dua sisanya tanpa kabar. Tiga lainnya masih menunggu panggilan. Dan enam lamaran terakhir memang berhasil lolos kualifikasi, sayangnya tidak membangkitkan minat Jimin sama sekali. Apa-apaan coba kerja jadi pemeran figuran di iklan obat penghilang kutu hewan? Menyesal dia kirim lamaran ke sana kalau ujung-ujungnya cuma jadi pemeran figuran. Masih mending kalau tampil jadi pemilik anjing, nah kalau tampil sebagai salah satu kutu yang mondar-mandir di badan anjingnya? Buat apa dia susah payah bermigrasi ke LA? Di Korea sana juga ada iklan obat pembasmi jamur kaki, lebih baik dia tampil jadi jamur kaki di negaranya sendiri.
Masih ada lima lagi yang terlalu malas dia pikirkan karena semuanya sangat payah. Jimin tidak minat jadi pengasuh bayi-bayi harimau, dia juga tidak punya bakat jadi tukang masak artis, jangankan masak, cuci kaos kaki sendiri saja tidak becus. Apalagi kerja jadi asisten tukang sulap amatir. Bagaimana jika pesulap itu gagal dan malah salah potong bagian tubuhnya? Dia tidak mau dibayar untuk berpulang ke akhirat lebih cepat. Yang paling masuk akal kerja jadi pelatih lumba-lumba. Tapi... yang benar saja deh. Lumba-lumba? Baekhyun kakak iparnya fans berat lumba-lumba, sampai dibuatkan tato di pergelangan kaki. Jimin kebalikannya. Dia alergi lumba-lumba, cenderung jijik malah. Gara-gara Jimin trauma, waktu kecil pernah diajak orangtuanya pergi ke pertunjukan sirkus lumba-lumba, diakhir acara pasti ada sesi cium pipi dengan lumba-lumba. Jimin sebenarnya ilfil duluan lihat penonton lain mendekat ke lumba-lumba dengan genitnya, minta cium pipi. Itupun Jimin bersedia setelah dipaksa berkali-kali. Nah giliran dia yang mendekat, lumba-lumbanya bukan nyium, malah gigit tangannya ketika Jimin berusaha mengelus kepala si lumba-lumba, akhirnya dia jadi bahan tertawaan penonton satu stadium. Habis itu Jimin kapok berurusan lagi dengan makhluk berwajah sok polos itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
1001 Nights
Fanfiction[INI BUKAN REMAKE ALADIN!] Jungkook si IBLIS dari keluarga misterius. Jimin si Gadis biasa-biasa saja dari keluarga wartawan. Mereka bersatu di negeri penuh konflik Timur Tengah dengan cara yang tidak pernah mereka sangka. BTS Jornalist AU! Konflik...