20 part II

685 92 25
                                    

~Happy flying~

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

Tidak ada yang pernah memberitahu Hoseok sebelumnya bahwa menjadi seorang ayah bakal sesulit ini. Dulu, waktu dirinya masih lajang, Hoseok pernah bermimpi bagaimana rasanya punya anak, mengkhayal di kasur gimana rasanya punya anak dengan wanita cantik yang paling dia cintai. Yang sekarang berakhir menjadi partner-seumur-hidup-di-ranjang.

Sekarang setelah impiannya terwujud... dalam bentuk TIGA MAKHLUK sekaligus.. Hoseok ingin sekali menjilat ludah sendiri. 

"Oh sayang, kau pasti bakalan jadi ibu yang hebat." Hoseok muda berkata kepada Taehyung versi gadis.

Taehyung versi gadis menoleh dengan senyum sayu di wajahnya. Menatap Hoseok dengan wajah cantik berbunga-bunga memancarkan keindahan taman bunga. "Kau juga... pasti akan jadi ayah yang luar biasa bagi anak-anak kita. Bayangin deh sayang, versi mini dari kita berdua berlarian di halaman."

Mereka ngomong seenak udel seolah-olah tahu gimana rasanya punya anak.

Boomerang makan tuan. Itulah yang terjadi. Bom waktu. Itu juga yang terjadi. Majukan ke beberapa tahun kemudian. Tahun-tahun saat dimana beneran ada bocah-bocah berkeliaran di halaman. Berkeliaran menginjak apa saja yang bisa diinjak kaki-kaki mungil mereka. Disanalah sepasang suami-istri ngos-ngosan tersiksa mengejar putra sulung mereka yang mencuri remote control sebagai bentuk protes gara-gara tidak diizinkan nonton diatas jam 10. Mengamuk seperti bayi kingkong hasil mutasi gen.

Rasanya seperti ditembaki di punggung, sakit luar biasa, Hoseok bangun dari kasur, merasa pegal-pegal dan bertambah tua setiap tidur di malam hari. Belum lagi encok yang entah kapan datangnya, tiba-tiba muncul menggerogoti kebahagiaannya. Jam tidur Hoseok bergeser semenjak punya anak. Tadinya dia suka begadang, setelah punya anak Hoseok ingin sekali menghapus kata "begadang" dari kamusnya. Pulang dari menjalani rutinitas di kantor, dia baru bisa tidur di jam 11, setelah capek mengurus tiga bocah hiper-aktif, siluman-siluman kecil.

Dulu, waktu masih bujang, Hoseok selalu mendatangi tempat-tempat penuh konflik dengan gagah berani. Penuh wibawa. Melangkah dengan tegap bagaikan prajurit perang hendak menyelesaikan misi negara.

Sekarang juga masih, Hoseok masih melangkah tegap, meski pada akhirya meninggal di medan perang. Bukan karena ditembak musuh atau terkena bom, melainkan karena dicakar sekumpulan monyet-monyet cilik.

Begitulah tragedi berdarah dalam keluarga. Dimana setiap kali Hoseok bangun pagi, selalu dimulai dengan teriakan: 

"Mooooomm! Daaaaaad! Kaos kakiku hilang! Siapa yang ngambil kaos kakiku?"

1001 NightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang