14. Believer

913 135 104
                                    

"I was broken from a young age

Singing from heartache from the pain

Taking my message to the veins

Seeing the beauty through the pain

You made me a believer, believer

You break me down, you build me up, believer, believer..."

Imagine Dragons - Believer

.

.

Day 18 

15 April 2003

.

.

Tolong! 

Adakah yang bisa membantu Taehyung memadamkan sinar matahari? Cahaya silaunya menyorot langsung ke matanya saat dia berguling di tempat tidur.

Taehyung mengerang, masih belum tega bangun. Kasur Hoseok terasa seperti surga. 

Oke, kasurnya juga sih. Setelah mereka menjalin hubungan Taehyung selalu tidur di kamar Hoseok, di ranjang Hoseok. Keith yang risih nonton duo lovebird mesra-mesraan, akhirnya mengalah kemudian minggat dari situ, bergabung dengan Jared dan Ehren.

Menguap lebar, Taehyung membiarkan dirinya berbaring selama beberapa menit, melamun menatap langit-langit.

"Pagi." Sebuah bibir mendarat di keningnya. "Mandi sendiri atau kumandikan?"

Taehyung menggerung, menutupi muka pakai bantal. "Mandi bersama."

Hoseok menyingkirkan bantal kemudian mencium keningnya. "Gadis pintar. Bagaimana kalau kubuatkan jus jeruk? Kita bisa duduk di dekat api unggun sambil minum, atau mungkin sambil nonton film-film kesukaanmu?"

Taehyung mengangguk lagi.

Hoseok pergi untuk membuatkan pesanan, lalu kembali dan menyajikannya di meja di sisi ranjang. Dia duduk di sisi Taehyung. Tampan walau pakai T-shirt, celana kargo, dan kemeja kotak-kotak yang kancingnya dibiarkan terbuka. Begitu maskulin. Begitu seksi. Dia membungkuk lagi untuk mencium kening Taehyung, menepiskan poni yang menutupi matanya. Rasanya nyaman sekali, diperhatikan seperti ini. Taehyung memilih memusatkan perhatian pada tangan Hoseok. Tangannya yang besar dan kuat, yang menepiskan rambut dari matanya, membelai pipinya penuh kasih sayang dan sifat melindungi, lalu berhenti di dagunya.

"Kemarilah," ujarnya pelan. Bahkan cara dia mengangkat dagu Taehyung sambil mendekatkan wajahnya terjadi dengan gerakan lembut, memperlakukan Taehyung dengan manis. Mungkin inilah rasanya menjalin hubungan serius dengan pria yang jarak umurnya jauh.

Dan akhirnya bibir Taehyung yang sempurna menyentuh bibir Hoseok. Bukan ciuman pelan dan selembut gerak-gerik Hoseok. Ciuman ini lebih melibatkan lidah.

"Jam berapa sekarang?" gumam Taehyung menjauhkan wajah.

"Jam sembilan. Mau jalan-jalan? Kebetulan masih ada dua mobil nganggur."

Setelah sarapan dan mandi, Hoseok membawanya berkeliling Kabul, sementara dia menyetir, tangannya singgah di paha kiri Taehyung. 

Taehyung tersenyum tipis sambil memalingkan pandangan ke jendela yang terbuka, angin meniup poni serta kain scarf di kepalanya. 

1001 NightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang