Baby, the sound of you
Better than a harmony
I want you off my mind
And on me
Holding me closer than we've ever been before
This ain't a dream
You're here with meH.E.R - Every Kind Of Way
.
.
.
.
.
Kim Namjoon
Riyadh, kota paling sibuk dan modern di semenanjung Arab.
Aku mengalami jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya jauh sebelum kami tinggal di bawah atap yang sama. Atau... boleh kusebut... kandang yang sama?
Tapi aku tidak mengenal dia dan dia tidak mengenal aku. Waktu itu dia masih menjadi "Gadis yang sering lewat-lewat di luar sana". Belum menjadi "Gadis yang akan kunikahi".
Dan aku pasti selalu kekurangan keberanian untuk mengajaknya berbicara atau mendatanginya. Hanya membiarkan dia keluar masuk di kehidupanku. Tiap detik yang paling kutunggu, adalah detik dimana aku bisa melihatnya numpang lewat...
Aku punya tempat nongkrong favorit dimana aku bisa leluasa melihat dia.
Aku jadi kerajinan duduk di café ini. Di sudut dan spot yang sama. Sembari melihat keluar jendela. Gadis itu biasanya akan lewat di jam-jam tertentu menggunakan sepeda dan selalu tampak tergesa-gesa mengayuh sepedanya. Poni rambutnya agak berkibar dibelai angin. Kacamata bergagang hitam yang bertengger di wajahnya membuatnya tampak pemalu sekaligus terpelajar. Tipe langganan juara di kelas, kalau dia masih murid sekolah. Tapi aku tahu kami seumuran. Kadang dia mengenakan kemeja, namun biasanya hanya kaos dilapisi kardigan.
Pernah kudapati dia menoleh sepersekian detik ke arahku, kuperhatikan dagunya mirip sudut meja yang saat disenggol dapat mengakibatkan cedera. Tapi tatapannya tajam saat mengamati sekeliling. Aku semakin dilanda keinginan tidak rasional untuk mengajaknya berbicara. Seperti apa suara yang akan keluar dari bibir yang mengingatkanku pada permen stroberi yang lezat itu? Apakah pelan dan terkendali? Membuatku ingin menggodanya sampai dia kehilangan kontrol? Atau serak dan menggoda hingga aku terdorong ingin menerkamnya dan mendengarnya berulang-ulang setiap kami...
Uhm, oke, pikiran ini sangat tidak sehat.
Rambutnya tebal, lembut, melihatnya kita jadi tergoda ingin menyentuhnya, syukur-syukur membelai. Saat ditiup angin, rambut itu akan melayang sedikit, ringan seperti selendang, kemudian menyatu kembali menjadi untaian rambut yang rapi dan kemilau. Model-model iklan sampo tidak ada apa-apanya dibandingkan dia.
Kuku-kuku kakinya masing-masing dicat dengan warna yang berbeda. Merah. Emas. Ungu. Pink. Hijau. Aku suka dengan gadis yang peduli pada bagian-bagian lain tubuhnya, seperti kuku kaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
1001 Nights
Fanfiction[INI BUKAN REMAKE ALADIN!] Jungkook si IBLIS dari keluarga misterius. Jimin si Gadis biasa-biasa saja dari keluarga wartawan. Mereka bersatu di negeri penuh konflik Timur Tengah dengan cara yang tidak pernah mereka sangka. BTS Jornalist AU! Konflik...