23 part II

491 99 46
                                    

~Happy reading~

.

.

.

.

Hari ini panas.

Jenis panas di mana angin sepoi-sepoinya mirip udara yang keluar dari alat pengering rambut. Awan mirip potongan-potongan kapas, melayang di langit biru nan luas. Rerumputan bergerak lembut di pekarangan. Rumput-rumput kesayangan Taehyung, rumput yang pernah mencium aroma punggung Taehyung saat gadis itu berbaring sambil mengunyah buah beri merah. Dia selalu mengenakan piyama dress panjang dengan kaki dibiarkan telanjang. Di sore hari, ketika matahari menyinari halaman depan, Taehyung akan berbaring tengkurap menonton pasukan semut di antara rerumputan atau berbaring telentang menatap langit. Ditemani kakaknya yang membaca buku-buku sains di anak tangga, mempelajari foto-foto ruang angkasa sambil sesekali melirik Taehyung menggambar tulisan-tulisan Arab di pahanya sendiri. Yang sukses bikin gempar keluarganya, padahal seumur hidup Taehyung hanya mencicipi sekolah-sekolah Katolik. Gyeseong elementary school, Dongsung Middle School. Pertanyaannya: Darimana Taehyung mempelajari tulisan Arab?

"Aku mengidolakan Putri Diana," Taehyung menceritakan kisah yang sama berulang kali di meja makan, dihadapan ketiga putra-putrinya. "Ada dua pria muslim di kehidupan Diana. Pertama, seorang dokter bedah jantung Hasnat Khan yang berasal dari Pakistan, satu lagi Dodi Fayed, yang meninggal dunia bersamanya dalam insiden di Prancis. Banyak yang bilang Diana hampir memeluk islam demi Hasnat Khan. Kemudian dia mengandung anak Dodi Fayed, makanya dia dilenyapkan. Putri istana yang berani menentang aturan kerajaan entah kenapa kelihatan keren di mata gadis 12 tahun. Tidak hanya menjadikan Diana panutan, aku mengikuti gaya hidupnya, sampai ikut-ikutan kepincut cowok muslim anak tetangga depan."

Taehyung duduk di rumput, mengawasi gebetannya mondar-mandir. Hidung tinggi, badan tinggi, semuanya meneriakkan kebanggaan khas pemuda Arab. Semua hal yang tidak dimiliki pemuda lokal. Itulah alasan utama Taehyung nongkrong di rumput belakang, bukan demi semut-semut, melainkan si pemuda Arab.

"Berarti Mom sempat bercita-cita hamil dengan cowok itu?" Yeji berdecak-decak. "Aku akan terlahir sebagai cewek bernama Yasmin."

Kalau diingat-ingat lagi, itu membuat Yeonjun terkekeh.

Angin berhembus masuk melalui jendela kamar ibunya. Yeonjun berjongkok mengamati foto-foto lama dari kardus usang yang ditemukannya di kolong tempat tidur di loteng. Kamar tidur Taehyung semasa gadis merupakan loteng yang didandani jadi kamar, dengan langit-langit yang rendah dan sudut-sudut yang cukup rumit. Di pojok sana berdiri kipas angin model jadul. Kotor, berdebu, benar-benar terlupakan oleh pemiliknya. Begitu tombol dinyalakan yang keluar gelombang udara panas bercampur debu.

Yeonjun berbaring di ranjang kayu peninggalan ibunya yang menguarkan bau seperti debu dan bedak wanita produk tahun 1990-an ketika diduduki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yeonjun berbaring di ranjang kayu peninggalan ibunya yang menguarkan bau seperti debu dan bedak wanita produk tahun 1990-an ketika diduduki. Meletakkan kardus di dekatnya, membongkar isinya yang kebanyakan foto-foto lama.

1001 NightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang