32 part IV

341 64 61
                                    

~Happy reading~

.

.

.

#Flashback#

Soobin ingat sedang menyekop pasir di tempat buang hajat milik Gummy dan menggantinya dengan pasir baru ketika ibunya masuk melangkah ke dapur.

Jika kalian bertanya-tanya makhluk macam apakah Gummy, bayangkan saja seekor kucing.

Karena Gummy memang seekor kucing.

Kucing brengsek yang membenci Soobin melebihi kebenciannya terhadap tikus got.

Gummy kucing kesayangan Jimin. Faktanya, Soobin paling tidak akur dengan Gummy. Bahkan, Soobin berusaha menjauh dari Gummy sejauh yang dia mampu. Yang tentunya sulit mengingat mereka hidup di bawah satu atap.

Masalahnya, tak seorang pun bisa menjelaskan kepada kucing bodoh itu bahwa dia adalah binatang peliharaan. Jadinya dia ngelunjak dan percaya jika dirinya harimau pemakan manusia. Atau mungkin kelelawar siluman.

Aktivitas favoritnya adalah naik di bagian belakang kursi atau rak yang tinggi, kemudian melompat ke punggung Soobin untuk menancapkan kuku di sana selama beberapa detik. Sasarannya selalu harus Soobin! Tidak pernah yang lain. Soobin benci kucing brengsek itu.

Soobin frustasi melihat banyak kaos kesayangannya rusak dicabik-cabik Gummy. Soobin juga frustasi menghitung berapa banyak darah yang terbuang sia-sia gara-gara dicakar Gummy. Padahal kuku Gummy mungil-mungil. Soobin saja yang terlalu lebay.

Tapi kucing itu memang kucing setan! Benar-benar keji!

Badannya hitam pekat. Jungkook dan Jimin sangat menyanyangi kucing idiot ini. Mungkin lebih sayang Gummy dibanding Soobin putra mereka sendiri. Mereka selalu mengangkatnya, menimangnya, dan memuji betapa manisnya dia. Kucing tak tahu terima kasih itu biasanya akan menggaruk wajah mereka sebagai balasan. Tapi anehnya mereka tidak kapok-kapok.

Waktu mereka pulang ke kampung halaman ibunya Jimin, Soobin berharap Gummy bakalan ditinggal. Sayang doanya tidak terkabul. Jimin memastikan si bodoh harus ada di dalam mobil pertama kali, melebihi semua barang, melebihi kotak perhiasannya, duduk tepat di samping Soobin. Baru lima belas menit perjalanan kucing bodoh itu muntah di kursi belakang. TEPAT DI CELANA SOOBIN!

Dasar kucing manja! Gaya amat kucing mabuk darat! Tidak ada penjelasan lain kecuali Gummy sengaja melakukannya semata-mata karena membenci Soobin. Dia brutal! Kejam!

"Mom, aku mau tanya." Soobin menatap malas Gummy yang sedang berjongkok di pasir, fokus ngeden. "Kapan kita buang kucing ini?"

Jimin menggetok kening Soobin.

"Auw!"

"Berhenti memusuhi Gummy," decak Jimin.

"Dia yang memusuhiku!" Soobin tidak terima disalahkan. "Dia sungguh tidak tahu terima kasih! Padahal aku yang rajin gantiin pasir dan memberi dia makan! Tapi aku yang kena cakar terus."

Gummy mengamati Soobin dengan ekspresi datar, tampang-tampang ngajak berkelahi. Bikin Soobin kesal.

"Kucing makhluk yang senang dibelai, mereka peka, bisa merasakan emosi kita. Mereka tahu mana orang berhati tulus yang benar-benar sayang dan mana yang membenci mereka."

"Aku benci dia karena dia jelek, Mom. Sudah deh buang saja!"

Gummy tiba-tiba melangkah keluar dari pasir setelah sukes menyembunyikan kotorannya, lalu menempelkan badan berbulunya di kaki Soobin. Mendusel-duselkan kepalanya. Soobin langsung curiga.

1001 NightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang