Catatan Soobin (Tentang Ayahku dan Si Madman)

365 70 49
                                    

Oh iya, aku ingin membagi "mereka" jadi dua individu. Masing-masing memiliki otak dan pemikiran tersendiri. Mereka punya banyak kesamaan tapi juga bertolak belakang soal kepercayaan. Jadi sebaiknya kubuatkan catatan supaya aku dan kalian lebih mudah mengingat siapa "mereka".

Pertama, ayahku...

- Fasih logat british.

- Fasih berbicara, menulis, dan membaca dalam bahasa Arab.

- Punya rasa penasaran tinggi. Pada dasarnya dia tidak gampang menerima teori dan selalu mengutamakan logika. Dalam menilai orang juga dia tipe yang terlihat luwes dan gaul namun tidak gampang percaya.

- Ingatannya kuat, mungkin karena dilatih dari kecil dan pola makannya dijaga. Ayahku bisa menghapal isi kitab tanpa membaca ulang isinya.

- Ahli senjata dan peluru, seorang karateka, menguasai segala cabang ilmu bela diri, memiliki kekuatan fisik yang luar biasa, pertahanan dirinya bagus. 

- Sangat overprotektif pada ibuku (posesif level parah). Kuduga ini yang memicu jiwa iblisnya muncul dan mengambil alih.

- Dialah yang paling sering berhadapan dengan dunia luar. Ayahku yang seorang agnostik ini. 

- Jago bermain drum, gitar, bass, piano, saksofon. Pecinta musik rock. Lumayan pandai melukis, terutama karikatur, pemandangan alam, dan potret wajah. Suka menulis puisi dan membaca. Kebanyakan buku-buku berat, politik, sains, dan sejarah.

- Menghisap rokok dengan tangan kanan.

- Sangat tidak akur dengan orang tuanya. Bahkan menaruh dendam pribadi terhadap mereka. Membeci ayahnya.

- Ahli melepaskan diri dari segala macam kunci dan simpul ikatan, escape artist. Seolah-olah ayahku memang sudah dilatih untuk lolos dari situasi berbahaya.

- Filosofi hidupnya sangat warga New York banget, suka kelepasan berbicara dengan aksen Seattle yang kental, biasa ngomong kasar dan kotor.

- Ketus dan sangat kritis. Ini random sih, suka-suka dia.

Kedua, si madman...

- Amat cerdas, sangat peka, dan punya sisi humor yang luar biasa.

- Ajaib, seenaknya pakai kekuatan tanpa dipikir-pikir dan tidak peduli akibatnya.

- Ingatannya sangat sangat utuh dan sempurna, bahkan melampaui kapasitas manusia, bisa menerawang jauh ke depan dan ke masa lalu.

- Pada dasarnya dia bisa melakukan semua hal di atas yang bisa dilakukan ayahku, segala ketrampilan ayahku, dia bisa meniru dan melakukan semuanya. Saking cerdas dan pintarnya dia.

- Dia mendominasi kesadaran apabila sesuatu yang mengancam dan berbahaya menimpa orang-orang yang paling dia pedulikan... like... my mom... or me.

- Bersifat manipulatif. Licik. Lihai. Sangat pintar mengacak-ngacak pikiran dengan mulutnya yang persuasif.

- Akur dengan orang tua, penurut, dialah yang membuat ayahku tertarik untuk bergabung dan terlibat dalam serangkaian ritual aneh.

- Lebih sering bersikap bermusuhan, siap berkelahi, dan juga anti sosial.

- Brengsek dan brutal. Benar-benar tanpa belas kasihan dalam melenyapkan nyawa orang.

- Ribuan kali lipat lebih mesum. Aku mensinyalir disaat ayahku berhubungan seks, dia inilah yang seringkali muncul menguasai kesadarannya.

- Peniru gelagat ayahku. 

- Seorang egomaniak.

- Senang pamer dan suka berlagak.

Aku tahu ini kedengaran tidak umum dan melawan teori, tapi aku tidak pernah menganggap ayahku kepribadian ganda. Dia satu tubuh yang dikendalikan oleh dua inang. Bukan dua kepribadian yang terbentuk faktor trauma masa lalu. Sejak lahir, ayahku tidak terpecah menjadi dua. Dia adalah dia. Ayahku adalah ayahku. Dua jiwa dalam satu. Yang satu lagi menempel seperti benalu, menyatu dalam aliran darah, mengendalikan hampir 80 persen, mengambil jatah sebanyak itu. Dia mengawasi dari dalam, menunggu untuk dibangunkan setiap saat, dipicu oleh kehadiran "ancaman".

Seorang kyai pernah mencoba menyembuhkannya. Serius. Bukan cuma pastor. Tebak apa kata si kakek tua itu? Jiwa bobroknya dibuang, jiwa lainnya akan mati bersama raganya.

Dia sendiri yang mengaku terang-terangan di depan kami, menghembuskan asap rokok, duduk ongkang-ongkang kaki. "Kalian tidak punya hak mengusirku dari tubuhku!"

Paham?

Sudah kuduga, kalian juga tidak mengerti.

Begini, kalian bisa hidup dengan satu ginjal, tapi... hidup tanpa jantung? Bisa hidup tidak? Ha! I don't think so!

Tepat sekali! Dia itu jantung-nya ayahku. Ayahku cuma penumpang di tubuh yang dia pikir miliknya sendiri. Jika ayahku disingkirkan, apa yang terjadi? Si bedebah akan bertambah buruk. Coba kita balik, si bedebah yang disingkirkan. Aku resmi jadi anak yatim. Ibuku resmi jadi janda.

Mungkin itu alasannya kenapa ibuku tidak pernah setuju dengan saran basi: "Kalian sudah coba berkonsultasi?" Ibuku bilang berkonsultasi setara dengan pemborosan waktu. Ahli paling jenius sekali pun tidak mengerti. Mereka setengah mati berusaha mencari penjelasan ilmiah. Sementara ayahku berjalan tegap di muka bumi, dia nyata, dan tidak perlu dijelaskan secara ilmiah.

Walau terkadang lucu juga melihat si madman berusaha keras menjadi seorang ayah.

Percayalah, kami telah menempuh berbagai cara.

.

.

.

.

nexxxttt

1001 NightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang