"How torture is torture and humiliation is humiliation only when you choose to suffer."
― Chuck Palahniuk, Choke.
.
.
.
.
Kabul
Friday, 9 May 2003
Totalitas anak-anak ini terlihat dari cara mereka berpakaian.
Mereka berusaha menjadi anak-anak remaja tahun 2000-an.
Rambut Taehyun bagian depan dijambul runcing, yang jika kita pandangi akan mengingatkan kita kepada rumput, atau ekor burung merak. Membuat tinggi badannya bertambah sekitar tiga inci. Dia pakai topi tenis Nike warna biru dan celana kargo putih selutut. Kaosnya kebesaran, menenggelamkan Taehyun. Jadilah dia... member cadangan Backstreet Boys.
Yeonjun pakai t-shirt yang menegaskan dirinya anggota klub atletik bertuliskan Abercombie. Luarnya pakai jaket hitam gambar tulang kerangka manusia, celana jeans pudar sobek-sobek di sana-sini. Sobek keterlaluan, Yeonjun jadi terlihat seperti rocker gembel. Rocker gembel ber-topi trucker kuning. Topi yang dipopulerkan Ashton Kutcher dan Von Douchebags.
Setidaknya Beomgyu masih mending, Beomgyu pakai celana jeans gantung yang kelonggaran, sampai-sampai kita bisa memasukan kedua kaki kita didalam lubangnya kalau mau. Atasan kaos polo putih lengan pendek, luarnya jaket rompi merah. Di kepalanya ada headbands merah. Beomgyu penampilannya masih mirip penyanyi utama dan lebih keren daripada member cadangan Taehyun.
Hueningkai tetap bertahan di kaos lengan panjang motif garis-garis biru kuning favoritnya. Hanya saja, kali ini kerah bajunya dia naikkan menutupi leher. Bawahan celana khaki dan sepatu olahraga. Ya... masih simpel. Sama simpelnya kayak style Soobin. Pakai lumberjack shirt dominan merah hitam yang lengannya digulung, jeans bootcut, topi putih, sepatu kets.
Aksesoris paling-paling gelang karet, kalung, tindik telinga, jam tangan yang kompakan. Bukan jam tangan biasa. Jam ini penting buat berpindah-pindah. Dibalik bentuknya yang tidak menarik, mereka tidak bisa kemana-mana tanpa itu.
Waktu pertama kali muncul dihadapan cewek-cewek, Taehyun, Soobin, Yeonjun kan kompak pakai topi. Komentar pertama Taehyung adalah: "Waaah lucu-lucunya! Pada pakai topi! Kalian pungut dimana anak-anak ini?"
Soobin tersinggung. Yeonjun meringis. Taehyun stuck di muka psikopat yang datar tanpa ekspresi sama sekali. Lucu-lucu? Memangnya mereka apa? Badut? Anggota taman bermain yang kesasar?
"Mereka kayaknya bukan murid sekolah Katolik yang ada di kota, tapi murid sekolah kaum ghetto di pinggiran Manhattan," sindir Kris.
"Bodoh," balas Keith. "Ghetto tidak begini gayanya! Jangan sok tahu deh."
"Oh, kurang behel berkilau ya?" Kris menyeringai.
"Malah kukira mereka mau jogging. Kok semuanya pakai sepatu olahraga." Cam menggaruk kepala botaknya.
"Yang satu ini tidak." Ehren menunjuk sepatu Soobin. "Yang ini mau ke supermarket menggoda cewek yang tinggal satu blok dari rumahnya."
Ini kenapa malah rame-rame ngomentarin sih? Berasa lagi ospek mahasiswa baru dan mereka-mereka itu senior-senior sirik yang menertawakan gaya berpakaian para maba yang seringkali heboh. Mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
1001 Nights
Fanfiction[INI BUKAN REMAKE ALADIN!] Jungkook si IBLIS dari keluarga misterius. Jimin si Gadis biasa-biasa saja dari keluarga wartawan. Mereka bersatu di negeri penuh konflik Timur Tengah dengan cara yang tidak pernah mereka sangka. BTS Jornalist AU! Konflik...