"I'll be your anchor, I'll be your lover.
Please don't hate me for what I've done.
Run away with me, I'll be everything that you need.
Such a pretty girl screams to me. "Take my hand, take my breath away..."
Alesana - The Lover
.
.
A.N: Jimin dulu pernah mencoba kabur dari ibunya yang agamis, lewat musik, lewat pemberontakan, menyalahkan ibunya yang religius kenapa serba dilarang ini-itu. Di sisi lain ada Jungkook yang ortunya jauh dari Tuhan, pelarian dia mencari Tuhan.
.
.
.
#Flashback sebelum mereka tiba di pusat kota#
Kebiasaan Jimin menatap jendela mobil dan beralih ke mode "space out" menarik perhatian Taehyung dan Hoseok yang kebetulan berada di mobil yang sama dengannya.
Taehyung menyikut pelan cowok itu. "Kenapa sih?" bisiknya.
"Entah... kau sahabatnya, kau saja yang tanya."
Taehyung melirik Jimin, antara iba dan penasaran. Sepertinya semenjak berurusan dengan si keparat Jungkook, cewek mungil itu menjadi jarang fokus terhadap sesuatu, pikirannya sering melayang-layang, dan setiap kali ada yang melontarkan lelucon di meja makan, Jimin malah terbengong-bengong. Tidak paham orang-orang sedang menertawakan apa.
"Jimin." Taehyung menepuk lembut pundak kawannya. "Kau memikirkan apa? Jangan diam-diam terus. Cerita saja kalau kau merasa ada sesuatu yang salah. Ya, oke, maksudku, hidup ini kebanyakan salahnya, tapi... pasti ada satu hal yang paling mengganggumu."
"Jungkook pasti! Siapa lagi!" seloroh Hoseok. "Kenapa dia? Dia macam-macam padamu? Dia menyakitimu? Bilang saja, nanti kudisplinkan."
"Oppa." Taehyung mendelik ke arahnya. "Tadi katanya nggak mau ngomong. Sekarang aku ngomong malah dipotong."
Cowok sableng itu nyengir. "Sori."
"Aku baik-baik saja." Jimin tersenyum.
Ya ampun, susahnya mencoba memancing orang-orang macam Jimin. Sudah jelas "tidak baik-baik saja" masih berani mengklaim dirinya "baik-baik saja".
Oke.. Taehyung mulai kesal.
"Wajahmu tidak kelihatan baik-baik saja."
Jimin disengat rasa jengkel. Tidak ada yang percaya dia bisa mengatasi masalahnya sendiri ya? Jimin bukan bocah labil kemarin sore.
"Aku gak perlu dikasihani! Nggak usah sok care!" Kata-kata itu melesat sebelum sempat bisa dicegah. "Aku bisa melakukannya sendiri! Biarkan aku sendiri!"
Taehyung makin tercekat.
Seketika itu juga Jimin menelan ludah, menyesal setelah berlaku kasar.
Hoseok berdecak-decak. "Begitukah cara membalas teman yang peduli? Pantas temanmu sedikit," sindirnya.
Jimin cemberut.
"Dengar, kalau kau terus menutup diri, kapan kami bisa membantumu? Hampir satu tahun kita tinggal di bawah atap yang sama! Makan sama-sama. Tidur sama-sama. Masak sama-sama. Susah senang sama-sama. Otomatis kita ini teman kan? Terserah deh kau anggap kami atau tidak, tapi kita ini saling kenal kan? Iya kan?!" Emosi Taehyung memuncak.
KAMU SEDANG MEMBACA
1001 Nights
Fanfiction[INI BUKAN REMAKE ALADIN!] Jungkook si IBLIS dari keluarga misterius. Jimin si Gadis biasa-biasa saja dari keluarga wartawan. Mereka bersatu di negeri penuh konflik Timur Tengah dengan cara yang tidak pernah mereka sangka. BTS Jornalist AU! Konflik...