12 part II

802 135 71
                                    

"Falling in love is easy to do

With the wind in your hair and the sand in your shoes

And though it may hurt to have your heart broken in two

That didn't stop me from falling for you..."

.

.

Jared mungkin terlihat serius, tapi percayalah, begitu cowok itu membuka mulut, yang keluar dari mulutnya benar-benar obrolan penggelitik perut. Dia membuat Jimin merasa nyaman berada di dekatnya. Bedanya Jared dengan Jungkook, Jared ini tidak berlagak misterius. Tidak ada permainan rumit, tidak ada adegan lamaran dadakan, dan Jimin tidak perlu merasa terintimidasi oleh ukuran tubuh besarnya. Karena begitu mereka duduk berhadapan, suasana mencair dengan sendirinya. Jared memang supel.

"Waktu kecil aku paling suka baca Ali Baba dan 40 penyamun." Dia mulai menghitung dengan jari sementara mengunyah ayam. "Lalu Aladdin dan Lampu wasiat, Sinbad si pelaut.."

"Hakim yang bijaksana," sambung Jimin. "Kisah 3 buah apel."

Senyum di wajah tampannya mengembang. "Wah... kayaknya belum afdol masa kecil kalau belum baca kisah 1001 malam."

"Aku tuh bingung sebenarnya." Jimin mendekatkan gelas jus lemon kemudian diseruput sedikit. "Kenapa kisah 1001 malam disebut 1001 malam? Kau tau?"

"Aku pernah dengar sih dulu, aku kan orang yang suka penasaran, ternyata itu bermula dari Scheherazade."

"Sehe...?" Jimin melongo bengong. "Seheheherade? Seherzade?"

Jared tertawa lepas. "Susah dihapal ya namanya? Yah, mari kita sebut dia Putri perdana menteri Persia yang dipersunting oleh Raja Shahyar. Sialnya bukan menemukan kebahagiaan setelah menikah, keselamatan sang putri terancam karena tabiat suaminya yang sering menghukum mati istri-istinya di malam pertama sebagai bentuk balas dendam setelah dikhianati oleh istri pertamanya. Sudah puluhan wanita yang menjadi korban kebiadaban sang raja."

Jimin menyimak dengan baik, nyaris tidak berkedip. "Oh gitu... terus terus?"

"Untunglah putri ini bukan hanya memiliki paras cantik, tapi dia juga cerdas. Untuk mengulur waktu agar sang raja tidak membunuhnya, perempuan cerdik ini selalu mengisahkan kisah-kisah menarik setiap malam. Kisahnya selalu bersambung hingga 3 tahun berlalu atau 1001 malam. Sang raja tertarik mendengar putri ini bercerita hingga mengurungkan niat untuk membunuhnya."

"Okay okay, I get it. So... basically... that's how it started."

"Yap."

"Gimana ceritanya bisa jadi buku dan menyebar ke seluruh pelosok dunia?"

"Nona, kau orangnya suka penasaran juga ternyata." Jared terkekeh kecil. "Baiklah, karena kau segitu penasarannya, cerita ini berlanjut beberapa abad kemudian. Ada sarjana Prancis bernama Antoine Galland, dia berkenalan dengan sejarawan asal Suriah yang memperkenalkannya dengan naskah Arab, Alf Laylah wa Laylah. Mereka berkolaborasi untuk menerbitkan 12 volume seri buku. Dalam bahasa Perancis serinya dikenal sebagai Les mille et une nuits. Mungkin kalau tidak salah sekitar tahun 1704? 1717? Inilah terjemahan pertama 1001 malam di Eropa. Yang terus menyebar ke dunia."

"Tapi masa sih jumlahnya beneran 1001 cerita?"

Jared menyeringai seolah telah mendapat lawan ngobrol yang seimbang. Kritis. Pemikir. Tidak gampang mempercayai sesuatu.

"Kabarnya sih tidak lebih dari 200 cerita."

"Tuh kan!" Jimin menuding menggunakan sendok. "Kubilang juga apa!"

1001 NightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang